chapter 07

553 61 7
                                    


"Kau tidak bisa menyembunyikan wajah mu di hadapan ku, aku tahu kau tengah mempunyai masalah dengan suami mu itu."

Dia menopang dagunya dengan di sandingi oleh tatapan malas namun terkesan santai. ia memang mendengar kan perkataan wanita di hadapannya tetapi gesture nya tak menampik bila ia tak menyukai pembahasannya.

"Berkata seperti ini sepertinya tidak akan berguna karena kau benar benar tak mendengarkan ku,"

"Aku mendengar mu." ucap Kylie setelah meneguk gelas lemon tea.

Wanita berambut ginger di hadapan Kylie memutar bola matanya, Dia merasa jengkel pada Kylie yang selalu semena-mena. bila bukan sahabat nya mungkin saja wanita itu sudah menumpahkan gelas milkshake miliknya.

"Istri dari Mrs. frederick ini benar-benar mengikis kesabaran ku. Kylie dengarkan aku, aku─

"Kau yang benar-benar. apa kehadiran ku tak kau anggap Ugh? kau terus berucap bahwa aku tidak mendengar mu tetapi kenyataannya aku mendengarkan mu. Aku tidak tuli Yena!" Kylie menaikan intonasinya, menatap kesal wajah Yena yang sudah terlihat urat yang menonjol di bagian pelipis nya. Kylie bersedekap dada, menyandarkan punggung nya pada tembok.

Ia tidak memperhatikan sekitar cafetaria yang mereka singgahi, padahal dia tengah menjadi bahan tontonan karena mengundang keributan dengan partner duduk nya.

byur

"YENAA!"

***

Kylie sungguh tak berhenti mengumpat kepada Yena yang sudah membanjurnya dengan minuman milkshake miliknya.

Berakhir keduanya berdebat lalu Yena meninggalkan nya di tempat,

Wajahnya sudah murung tak berekspresi, sungguh Kylie tidak akan memaafkan kelakuan Yena karena membuat baju suit mahalnya lengket dan bernoda. Di dalam mobil pun Kylie bergerak resah dan tampak gelisah, Marlowe melihatnya.

"Uh? mengapa berhenti?! aku harus cepat pulang untuk mengganti pakaian ku." tutur Kylie kesal, perempuan itu sudah kesal tatkala meminta Marlowe untuk segera menjemput nya. sebelum nya, Kylie menumpang mobil pada Yena yang kebetulan mobilnya mengalami kerusakan di bagian mesinnya. tetapi, istri Regan itu meninggalkannya berakhir Kylie harus merasakan berkali kali lipat kekesalannya.

"Buka baju mu."

"Ugh?"

Terdengar deru nafas berat Marlowe, lelaki itu memberikan Kylie shirt-nya. "lepas bajumu, dan pakai ini."

"Jangan hiraukan aku, dan cepatlah pakai. aku  akan menunggu dan tidak akan mengintipmu." ucap Marlowe sebelum Kylie menyela nya. punggung lelaki itu berbalik setelah Kylie menerima shirt miliknya.


Dengan gesa, Kylie membuka satu persatu kancing yang mengait kemudian melepasnya. sesekali matanya memandang Marlowe yang masih teguh dengan perkataannya.

"T-tidak, jangan melihat!"

"Huh? aku hanya mengambil ponselku," balas Marlowe, padahal yang bergerak hanyalah tangannya tetapi istrinya itu masih saja malu.

"Sudah."

"Are you sure?" Marlowe memastikan.

"Um."

Lelaki itu berbalik dan melihat istrinya sudah memakai shirt nya walau tau tubuh kecil perempuan itu tak dapat menampung keseluruhan nya.

"Tidak usah khawatir, aku tidak akan kedinginan meski sore ini hujan tengah mengguyur London dengan deras." Marlowe menancap gas dan mulai melanjutkan perjalanannya, walaupun atasannya tidak berbalut kain sedikitpun.


"Aku mengkhawatirkan mu? aku rasa tidak sama sekali."

***

Berganti ke malam, walaupun rumah tangga Marlowe dan Kylie tengah di singgahi beberapa perdebatan tetapi keduanya tak melewatkan berbagai aktivitas keseharian namun Kylie sesekali menyikapi Marlowe dingin dan angkuh,

Kaca rias menampakkan Marlowe yang membumbui beberapa kecup mesra pada punggung pulus sang istri yang hanya menggunakan pakaian bathrobe.

"Marlowe.."

lelaki itu memeluk nya, ia sedikit takut melihat aura dominan suaminya yang terpancar keluar. Kylie menengok melihat Marlowe yang sudah sedikit lebih liar.

Semerbak aroma yang keluar dari tubuh Kylie sepertinya membuat sesuatu bangkit dari tidur nya, bahkan lelaki itu mengencangkan backhug nya dengan kedua lengannya sudah melingkar rapih.

"Kau tahu? beberapa orang berkata bahwa sikap Cleon sangat mirip dengan ku walaupun anak itu sangat mirip dengan kakak mu. tetapi karakter tegasnya itu seperti karakter mu Kylie. apa kau bisa membayangkan secantik atau setampan apa anak kita bila mempunyai orangtua secantik dirimu, hmm?" lelaki itu berbisik, melanjutkan kecupan basahnya pada punggung putih Kylie.

"I want you " Suara hujan bahkan tak mampu membuat suara yang terdengar hucky tersamarkan. dia menyeringai melihat sang dambaan sedikit bergetar ketika ia berikan satu jilatan panjang pada sela daun telinganya.

"Uh, H-hentikan," perempuan itu berusaha untuk tidak melenguh, mendorong dada Marlowe ketika lelaki itu hendak mencium bibir pingky nya.

"Kylie.. Please"

Kylie menjauhkan diri untuk menjaga jarak, berbalik menghadapkan kedua badan kemudian meletakkan dua telapak tangan untuk menyentuh dada atletis Marlowe.

"I don't want to and I reject you, Marlowe" Itu sukses membuat bibir Marlowe menurun, netra lelaki itu menggelap walau sedikit teduh dan dibubuhi oleh mata sayu nya.

"Kau selalu menolak suamimu ini, malam ini. sungguh aku merasakan gejolak sangat panas pada bagian inti ku sayang, i want to so bad." Marlowe menyentuh telapak tangan dingin Kylie pada atas dadanya, mencekal nya erat namun lembut. ia ingin Kylie merasakan perasaannya.

"Sayang─

"Wae? kau akan mengatakan bahwa kau belum siap untuk kutiduri setelah ku menunggumu hingga sejauh ini. lalu kau akan mengatakan bahwa kau trauma melihat Raina kakak mu di tinggalkan oleh suaminya karena badannya melebar disaat sedang mengandung? dan kau akan mengatakan bahwa kau tidak ingin kehilangan nyawamu ketika melahirkan nanti seperti mendiang kakakmu, begitu Huh?" Marlowe berkata cepat bagai kilat, malam ini rasanya hasratnya meminta untuk diketuk setelah sekian lama terpendam.

"Kau wanita dewasa dan kau mengerti hasrat biologis suamimu itu apa. aku menahannya karena aku ingin menuntaskan hajat ku hanya kepada mu, Kylie. kepada mu.." ujar Marlowe menyisakan lirih di bagian kalimat.

Sejenak keduanya merasakan keheningan, hujan deras kini hanya tinggal tetesan. perempuan itu membuang jarak untuk memeluk tubuh Marlowe. hangat, tubuh suaminya selalu hangat.

"Tetapi aku mencintaimu." perempuan itu berkata pelan.

"Bila begitu, mari kita lakukan." Marlowe mengangkat satu kaki sang istri yang masih memeluk nya. hanya beberapa detik saja kain bathrobe sudah tersibak menyisakan bagian dalam paha. lelaki itu menikmati betapa mulus nan halus nya kulit kylie yang tengah ia usap lembut.


***

Hai bro.
sorry ya lama up nya
Ada yang ngerti conflik nya?

Gimana sama chapter 07
Komen.

Vote juga.💋

A Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang