2-Dapur pt.2

848 71 25
                                    

Rion turun dari lantai atas dengan pakaiannya yang sudah rapi, tanda bahwa ia sudah membersihkan diri. Namun, ada satu hal yang kurang dari pakaian rapinya-dasi.

Rion bisa saja memasang dasi sendiri tetapi dia entah malas atau entah untuk modus kepada lelaki manis yang sedang memasak itu. Rion berjalan menuju dapur untuk menghampiri Caine dan ketika dia hampir sampai sekitar jarak lima meter dari dapur dia tersenyum tipis melihat wajah Caine yang sangat serius memasak, Rion pun berjalan menghampiri Caine.

"Serius amat bang, santai aja dong," ejek Rion dengan cekikikan kecil, sementara itu yang diejek lantas menengok kearah suara orang yang mengejeknya "Apaan sih yon? aku ini lagi fokus bikin kue tete," ucap Caine.

"Kue tete? Ptfffff," Rion terkejut mendengar apa yang terlontar dari mulut Caine itu "Kenapa yon? emang namanya kue tete kok, itu si Elya yang kasih tau," ucap Caine sembari menunjuk ke arah Elya, dan orang yang di tunjuk hanya menyengir tak berdosa.

"Ada ada aja nama makanan jaman sekarang," ucap Rion dengan masih sedikit cekikikan "Anu Caine tolong pasang dasiku dong, aku lagi males pasang sendiri," ucapnya sembari menyodorkan sebuah dasi belang hitam putih.

"Hm? oke... bentar ya? aku mau cuci tangan dulu," ucap Caine lalu beranjak pergi ke wastafel untuk mencuci tangannya. "Ye Si Bapak, pasang sendiri lah pak jangan manja, modus banget," celetuk Key setelah mendengar pembicaraan Rioncaine tadi.

"Biar apa? biarin awokawok," ucap Rion diiringi dengan tawa bapak-bapaknya, Key dan Elya hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan papi mereka itu.

Caine kembali dari mencuci tangannya dan langsung keluar dari daerah dapur menghampiri Rion yang senantiasa menunggu nya di sana.

"Mana dasinya?" Tanya Caine sembari mengulurkan tangannya untuk mengambil dasi, Rion dengan senang hati memberikan dasi tersebut tapi sebelum itu dia dengan jahil menggenggam tangan Caine lalu melepaskan nya lagi.

"Apaan sih yon!! udah mana dasinya!" Caine sedikit tersipu dengan perlakuan nya tapi dia masih bisa menahan agar tidak tantrum di sini, "Hahaha maap Caine, kamu lucu sih kalau ngomel jadinya aku usilin." Rion yang melihat reaksi Caine tertawa puas lalu dia memberikan dasinya agar Caine tidak marah.

"Dih? apa maksud kamu ngomong begitu?" Ucap Caine sembari melirik tak senang, tangannya terulur untuk mengambil dasi yang diberikan oleh Rion.

"Ga ada, cuma bercanda doang Caine," jawabnya dengan cekikikan kecil "Terserah, yaudah sini deketan biar aku bisa masang dasinya," ucapnya Caine dengan tangan yang memberi isyarat kepada Rion agar mendekat.

Mendengar itu Rion langsung mendekat pada Caine dan kini mereka benar benar dekat hanya jarak 10 cm saja mungkin? Rion sedikit menunduk untuk melihat Caine yang lebih pendek darinya itu, dan ketika Caine mulai memasang dasinya Rion memperhatikan dengan intens wajah serius Caine dalam memasang dasi itu.

Caine yang merasa diperhatikan intens menjadi sedikit gugup dan dia tak tau apa yang harus dia lakukan sekarang "Yon!! kenapa natap aku begitu banget? takut tauu," protes Caine yang tak terima ditatap bak makanan.

"Gapapa Caine, kamu cantik sayang banget kalau ga diliat," ucap Rion benar apa adanya dan semua orang pasti akan setuju dengan pendapat dari Rion tersebut karna Caine memang lelaki cantik nomor satu di rumah tersebut.

"Apaaaa sih!!" Caine mengangkat tangannya untuk memukul kepala Rion dengan pelan. Wajahnya tampak lebih merah dari pada biasanya, menandakan bahwa dia sedang tersipu malu.

Rion yang dipukul kepalanya langsung meringis walaupun sebenarnya tidak sakit sama sekali "Aduhhh sakit," gaduh Rion.

"Ga usah lebay deh, nih udah dasinya. Kamu mau langsung kerja kah? atau mau makan dulu?" Tanya Caine setelah selesai memasang dasi Rion tersebut.

"Mau makan dulu, kamu masak apa Caine?" Tanya Rion "Aku masak nasi goreng sama ayam woku," jawab Caine.

Mata Rion seketika berbinar saat Caine mengatakan bahwa ia memasak ayam woku, bagaimana tidak? ayam woku adalah makanan favorit nomor satunya di dunia.

"Ayam woku? YESSS!" Soraknya gembira.

Caine tertawa melihat reaksi Rion yang menurut nya berlebihan itu "Yaudah ayo kalau mau makan, kamu tunggu aja di meja makan ya? nanti aku nyusul kesana sambil bawa makanan nya," ucap Caine sembari kembali memasuki area dapur dan Rion hanya menganggukan kepalanya senang lalu ia juga beranjak pergi untuk menuju ke meja makan.

Sementara itu, Key dan Elya yang sedari tadi melihat interaksi Rioncaine itu dengan senyuman senang. Mereka senang kalau Mami dan Papi nya akur seperti ini tapi mereka sedikit jengkel juga karna melihat perbucinan di pagi hari ini.

"Si Bapak pagi-pagi udah bucin aja," celetuk Key "Iya lagi, gatau apa kalau kita tuh jomblo?" Jawab Elya.

Dan sedetik kemudian Key dan Elya tertawa terbahak-bahak menertawakan diri mereka sendiri yang jomblo abadi.

TBC.

Halo lagi , aku Lily kembali membawakan cerita buat kalian...gimana? Apa kalian puas dengan chapter ceritaku kali ini?

Btw aku bikinnya tidak sendiri, aku dibantu sama temanku yang berperan sebagai pengoreksi di book aku ini...tapi dari alur serta tata bahasa pure dari aku.

Makasih buat yang udah mampir ya? Kalau suka jangan lupa vote

Noir Familia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang