5-Barbeque?

497 34 1
                                    

Malam itu bulan bersinar terang dan tampak sangat mendukung untuk rencana orang-orang sedang berkumpul di belakang rumah mereka itu.

Semuanya tampak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, ada yang sibuk mengurus panggangan, ada yang sibuk mengurusi daging serta sayuran yang akan mereka pakai barbeque, dan ada juga yang sedang kejar-kejaran karna memperebutkan piring.

"WOI KROW!! ITU PIRING GUE!!" Teriak Echi sembari mengejar Krow yang berlari membawa piring ungu kesayangannya. "Punya gue ini, lu ambil yang baru aje!!" Teriak Krow untuk menyahuti teriakan Echi.

"Punya gue itu anj!! Mami yang kasih buat hadiah ulang tahun gue!" Teriak Echi sembari terus mengejar Krow. Sementara itu Krow berlari ke arah Caine untuk bersembunyi dan itu membuat Echi merengut kesal.

"Beraninya sembunyi di balik Mami lu babik, ga asik banget." Bibir Echi menekuk kebawah karna kesal terhadap Krow yang tingkah lakunya memang sangat menyebalkan itu. Krow hanya menjulurkan lidahnya mengejek Echi di saat dia sudah berada di balik badan Maminya itu.

Caine tertawa lepas ketika melihat tingkah laku kedua anak anomalinya itu, dia melepaskan pisau yang dia pegang dan merentangkan tangannya untuk mengajak Echi untuk berpelukan.

"Ayo sini, jangan ngambek gitu," ajak Caine, Echi yang melihat itu dengan cepat langsung mengambil gerakan untuk memeluk Caine. "Makasih Mamiii, Echi ga ngambek kok. Sebel aja sama Krow yang mukanya kayak babi," ucap Echi sembari memberikan tatapan sombong pada Krow, Echi memeluk Caine dengan erat.

Sekarang Krow yang menekuk ke bawah bibirnya sebab dia merasa iri dengan pelukan yang didapat oleh Echi. "Mami aku juga mau dipeluk," rengek Krow kepada Caine. Caine yang melihat itu merasa gemas dengan kelakuan anak bujangnya ini.

"Yaudah, sini sini peluk juga," ucap Caine sembari memamerkan senyuman indahnya itu, dengan cepat Krow langsung memeluk Caine walaupun terdengar beberapa protes dari Echi karna dia tak terima kenapa Krow juga harus merasakan pelukan hangat milik Maminya ini.

Sementara itu di sisi lain, Rion memperhatikan dengan cekikikan kecil melihat ketiga orang yang berpelukan itu, senyumannya amat lebar sekarang hingga membuat Gin yang sedari tadi di sampingnya sedikit takut.

"Yon? napa lu buset?" Tanya Gin dengan terheran-heran, Gin merasa merinding saat melihat Rion yang tiba-tiba begitu. "Coba liat ke sana dah," jawab Rion sembari menunjukan arah dengan menggunakan gestur kepalanya.

Gin langsung menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjukan oleh oleh Rion. Beberapa detik kemudian senyuman Gin juga merekah saat melihat Caine, Echi, dan Krow yang sedang berpelukan seperti teletabis.

"Pantes lu senyum-senyum kayak orang gila, ternyata lagi perhatiin orang pelukan kayak teletabis," ucap Gin sembari tertawa kecil, "Lucu banget yak? apalagi yang rambut merah," celetuk Rion tanpa mengalihkan pandangannya dari ketiga orang itu.

"Bucin banget lu anj, cinta mati kayaknya lu sama Caine," ejek Gin dengan bercanda "Emang, gue emang cinta mati sama Caine, Gin... bisa mati kalau gue ga bareng dia lagi," ucap Rion dengan nada datar tapi terdengar sangat menyakinkan.

"Iye dah iye, tau kok gue," ucap Gin sembari menghela nafas berat "Kenapa sih lu tergila-gila banget sama Caine?" Tanyanya penasaran, tapi sungguh Gin benar-benar penasaran kenapa manusia keras seperti Rion bisa tunduk kepada manusia lembut seperti Caine.

"I don't know, mungkin karna sikap lembutnya? atau mungkin karna gue tau masa lalunya? dan pastinya juga karna paras cantik wajahnya," ucap Rion dengan tatapan mata yang berubah sayu.

"Sikap lembut Caine memang memabukan ya? tapi suatu saat itu bakal jadi perangkap buat kita semua kalau misalnya dia berkhianat dari kita," ucap Gin dengan suara sedikit lirih, Rion melirik tak suka saat Gin mengatakan hal tersebut. "Maksud  lu Caine bakal berkhianat dari kita gitu?" Ucap Rion dengan nada tak senang.

Noir Familia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang