Matahari telah bersinar terang namun pemuda bersurai abu ini enggan membuka matanya dan tampak sangat betah berada di alam mimpi. Sementara itu, seseorang pemuda lainnya masuk ke kamar tersebut tanpa permisi—berniat untuk membangunkan si pemilik kamar.
"Krow, bangun Krow." Ya benar, pemilik kamar tersebut adalah Krow.
Krow tampak masih tertidur lelap walaupun sudah berusaha untuk dibangunkan. Lelaki bersurai merah muda —Jaki tampak mulai kesal sekarang.
"Krow bangun!" Teriak Jaki, namun masih belum dihiraukan oleh Krow. Jaki mulai menyerah dan hendak berlalu pergi dari sana.
Namun, ketika dia hendak pergi tiba-tiba saja tangannya ditahan oleh Krow. Itu membuatnya terkejut tapi bukan itu saja, Jaki semakin dibuat terkejut karna pemuda bersurai abu itu menariknya dan membuatnya terjatuh ke kasur tersebut.
Lelaki bersurai abu itu membawa lelaki yang lebih kecil itu ke dalam pelukannya, jangan tanya bagaimana reaksi Jaki ... dia kini sedang berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, dan wajahnya menjadi semerah muda rambutnya ketika dia sudah berhasil mencerna apa yang baru saja terjadi.
"E-eh?!" Pekik Jaki sembari melepaskan dirinya sendiri dari pelukan sang Abu, Jaki mendorong Krow hingga membuatnya terguling jatuh ke lantai.
"Anj, kenapa gue jatoh?!" Krow langsung terbangun dari tidurnya saat dia menyentuh lantai, dia bangkit dari lantai dan langsung memandang ke arah lelaki bersurai merah muda yang tampak sangat aneh?
"Kenape lu? Lu yang dorong gue sampe jatoh ye?" Tanya Krow dengan nada yang sedikit meninggi.
"H-hah? enggak kok!" Ucap Jaki terbata-bata, jujur saja dia masih salah tingkah dengan apa yang terjadi sebelumnya. Wajahnya juga pun masih terlihat jelas warna merah mudanya.
"Halah, boong ye lu?" Tanya Krow sekali lagi. Suaranya masih seperti tadi, dia tampak mulai emosi sekarang.
"Iya-iya! Emang gue yang dorong. Lu sih dibangunin baik-baik kagak bangun, jadi gue dorong aja." Jelas Jaki akhirnya, walaupun dengan kebohongan.
"Biasa aje dong cara banguninnya! 'Kan bisa digoncang badan gue, gaperlu lu dorong juga!" Urat-urat lehernya mulai keluar, si Abu tampak semakin emosi.
"Lu dibangunin baik-baik kagak bangun! Makanya gue gituin!" Jaki juga mulai emosi.
Sementara itu, dari lantai bawah Caine tampak sibuk menata alat makan di dapur. Dirinya dibuat terkejut saat mendengar suara debat antara Jaki dan Krow di lantai atas, lantas saja dia langsung menghentikan aktivitasnya sekarang dan langsung menuju lantai atas untuk memeriksa mereka berdua.
Begitupun dengan orang-orang yang ada di rumah saat ini, mereka juga ikut penasaran dengan apa yang terjadi di lantai dua rumah mereka itu pagi-pagi seperti ini. Mereka pun juga lantai menaiki lantai dua bersama-sama untuk melihat apa yang terjadi.
Suara debat itu semakin menjadi-jadi saat Caine semakin dekat dengan kamar Krow dan membuat Caine semakin mempercepat langkahnya.
"Ada apa ini?" Caine bertanya dengan panik ketika dia sampai di sana. Jaki menghampiri Caine dengan mata yang berkaca-kaca, lantas saja Caine langsung melirik Krow tidak senang.
"Mami ... Krow jahat sama Jaki Mami," keluh Jaki dengan suara lirih—hampir menangis.
Caine langsung mendekap tubuh mungil itu dengan cepat, dia langsung mengelus punggung Jaki untuk menenangkannya.
Sang Abu hanya menatap dengan tatapan bersalah? Dia mulai merasa bersalah karna terlalu kasar terhadap si Merah Muda itu.
"Ada apa sebenarnya? Coba bilang sama Mami," tanya Caine dengan nada lembut seperti dia biasanya.
Krow menghela berat sebelum menjawab; "jadi gini, tadi Jaki bangunin Krow kan? Tapi dia banguninnya dengan ngedorong sampe bikin aku jatoh dari kasur Mi! Gimana aku ga marah? Sakit tau," jelasnya.
Caine mengangguk paham, dia melonggarkan pelukannya pada Jaki dan melihat wajah Jaki yang sudah basah karna air mata itu.
"Apa yang dibilang sama Krow bener?" Tanya Caine sembari menghapus air mata Jaki; "udah jangan nangis, ga baik nangis-nangis."
Jaki menggelengkan kepalanya pelan, air matanya masih sentiasa berjatuhan. "Bukan gitu Mi, tadi pas aku bangunin Krow baik-baik dianya ga bangun. Aku udah teriak juga dan sama aja dia ga bangun, yaudah karna aku kesel aku dorong aja." Jelas Jaki dengan panjang×lebar.
"Astaga, kalian berdua ini emang ada aja kelakuannya. Selalu berantem, kalian ga cape kah tiap hari berantem?" Tanya Caine sembari menggelengkan kepalanya.
"Krow yang nyebelin Mami!" Kata Jaki untuk membela dirinya sendiri. Sedangkan yang tertuduh hanya diam memandang ke arah mereka berdua. Sorot matanya mengatakan bahwa dia bersalah sudah membuat Jaki menangis.
"Yaudah, ayo sama-sama minta maaf. Ga baik kalau terus-terusan berantem," perintah Caine kepada mereka berdua, dan tentu saja langsung dituruti.
Krow berjalan mendekat, dia menyodorkan tangannya untuk menjabat tangan Jaki sebagai permintaan maaf. Namun wajahnya dia arahkan ke arah lain, enggan menatap langsung mata Jaki.
"Maafin ya Jak," pintanya pada Jaki, awalnya Pemuda Merah Muda itu enggan membalas namun dia masih menghargai Krow yang mau meminta maaf terlebih dahulu.
"Iya gapapa, gue juga minta maaf," ucap Jaki sembari membalas membalas jabatan tangan dari Krow.
Caine yang melihat itu terkekeh gemas, menurutnya interaksi kedua orang itu sangatlah lucu. Melebihi interaksinya bersama Rion.
"Nah, gitu kan bagus. Udah ayo turun kita sarapan," ajak Caine pada kedua orang tersebut dan disambut baik oleh mereka.
"Iya Mami ayo," ucap Krow mengiyakan sedangkan Jaki hanya mengangguk kecil. Setelah itu mereka bertiga serta orang-orang yang tadi juga ikut ke lantai atas, turun untuk sarapan.
Jaki memang sudah memaafkan Krow tapi dia masih sedikit kesal karna perkataanmya yang kasar, jadi Jaki memilih untuk menjauhi si Abu untuk sementara waktu. Dan tentunya itu membuat Krow kebingungan.
TBC.
Haloooo, kembali lagi sama aku 😋 Lily yang lucu dan cantik ini, whehehehe.
Maafin yawrr baru bisa up, sebenarnya aku kepikiran buat berhenti aja sih buat ngelanjutin book ini, menurut kalian gimana? Perlu lanjut atau ga?
Segini dulu ya~ selamat membaca dan jangan lupa vote dan komen kalau suka ya~
Selamat ketemu di chapter selanjutnya kalau aku mutusin buat ngelanjutin, babayy~
KAMU SEDANG MEMBACA
Noir Familia?
Hành độngcerita ini akan mengangkat kembali tentang tnf yang sudah tinggal kenangan, tapi tenang aja aku selalu author akan membuat cerita ini menjadi versi yang happy end(mungkin)..dan maafkan jika bahasa yang ku gunakan agak kaku, soalnya sudah lama aku ti...