Senin itu dia berkata, "Aku cuti ya sejak Rabu hingga Selasa".
Saya mendengarnya sambil menghitung berapa lama tidak bisa melihat dirinya, ya meski dari jauh. Seminggu! Lama sekali, wkwkw!
Sebagai orang yang suka ngantor, saya kadang bisa modus melihatnya dari jauh, sembari menikmati desir-desir perasaan pahit manis.Tapi sejak selasa sosoknya tidak terlihat, media sosialnya tidak aktif. Dia sedang apa dan dimana? Rasa penasaran saya memuncak.
Hari berlalu...
Selasa (satu hari sebelum dia cuti panjang), dia dijadwalkan perjalanan dinas ke tasikmalaya. Saya sengaja berlama-lama di kantor, siapa tahu ketemu. Tapi kami bersisipan beberapa menit, dia sudah meninggalkan parkiran. Kecewa.
Saya mengupdate sosial media dengan tulisan saya. Dia tidak melihat sama sekali. Biasanya dia melihat story saya. Tapi dia kemana? Sesibuk apa?Rabu, tidak ada kabar apapun.
Kamis, tidak ada kabar lagi.
Jumat, baaah, sama sekali tidak ada... Kemana dia, sedang apa?
Sabtu pagi, tidak ada kabar. Hopeless, diikhlaskan.
Hari sabtu berjalan seperti biasa, saya sibuk sendiri, tapi malam ini, dia update!
Recehnya, hari sabtu saya yang terasa abu-abu, tiba-tiba ada percik-percik kebahagiaan kecil.
Saya menertawakan diri saya sendiri, perempuan 30 tahun ini, hari-harinya buram, tapi terasa sedikit terangkat hanya karena fangirling skala lokal. Dasar remaja tua ini wkkw.
Tapi, saya mensyukuri kebahagiaan kecil saya, meski rasanya agak asam.