"Ahhhkkkk" teriak andi ketika kaki nya ditendang seseorang.
"Siapa kamu.? Berani beraninya masuk kerumah saya" bentak andi.
"Saya gracio salam kenal" ucap cio dengan santai menyodorkan tangannya.
Andi menepis tangan gracio dengan kasar.
Ya orang yg menendang kaki andi adalah gracio, cowo itu mendengar keributan didalam rumah shani, awalnya ia gak mau ikut campur tapi apalah daya rasa kepo nya terlalu besar alhasil ia masuk kedalam rumah dan betapa terkejutnya melihat pemandangan didalam rumah apalagi melihat perempuan yg ia sayangi disiksa seperti itu.
Shani yg mendengar suara gracio, mendongakkan kepalanya lalu dengan tanpa ijin air matanya mengalir begitu deras.
Gracio yg melihat itupun hati nya tersayat, dia gak tega melihat shani yg nangis dengan pilu.
"Keluar! Keluar kamu dari rumah saya" bentak andi.
"Saya akan keluar kalo om gak nyakitin dua perempuan itu" ucap cio menunjuk shani dan sarah.
"Apa peduli mu dengan mereka, keluar atau saya habisin kamu juga" ucap andi.
"Peduli, tentu peduli mereka perempuan yg seharusnya dimuliakan om bukan malah disakitin" ucap cio dengan santai.
Bugh bugh brukk
"Andiiii, Ayaaah, "teriak sarah dan shani yg langsung berdiri dan menolong cio.
Andi tak tinggal diam dia langsung menyeret tubuh shani untuk menjauh dari gracio.
Gracio berdiri dan tersenyum manis melihat shani meyakinkan bahwa ia tidak apa2.
"Cepet shani kasih ayah uang, ayah udah gak ada waktu" ucap andi mengguncangkan tubuh shani dengan kencang.
"Ayah shani gak punya uang ayah shani belum gajian hiks" ucap shani.
"Jangan kasar sama anak sendiri om" ucap cio menahan tangan andi yg ingin kembali menampar shani.
"Saya bilang jangan ikut campur" bentak andi.
Gracio langsung membuka dompet nya dan mengeluarkan uang merah beberapa lembar.
"Ini kan yg om butuhkan" ucap cio mengangkat uang itu.
"Cio jangan" ucap shani lirih.
"Ambil om tapi om pergi dari sini" ucap cio tidak mendengarkan kata shani.
Andi tentu saja langsung mengambil uang itu dan langsung pergi dari rumah itu.
Shani yg melihat kepergian ayah nya langsung berlari memeluk ibunya yg terkulai lemas.
"Ibu hiks maafin shani bu hiks, gara2 shani ibu jadi disakitin ayah hiks harusnya shani aja jangan ibu hiks" ucap shani dengan tangis yg memilukan.
Gracio membuang pandangannya kearah lain dia tidak ingin melihat keadaan shani seperti ini.
"Ibu gapapa sayang, kamu gapapa kan.? Mana yg sakit nak.?" ucap shani melihat badan shani.
Sarah melihat pipi anaknya yg terdapat sedikit darah karna tusukan kuku dari mantan suaminya dan robekan dipinggir bibirnya makin terlihat jelas.
"Nanti ibu obatin ya" ucap sarah lirih.
Shani menganggukkan kepalanya pelan.
Gracio mendekat kearah shani dan ibu nya, lalu dia mengusap pundak shani.
Shani lupa kalo dirumahnya masih ada gracio.
Ia melihat wajah gracio yg tersenyum manis kepadanya."Makasih ya nak, udah nolong shani, ibu gak tau kalo gak ada kamu nasib shani kaya gimana" ucap sarah.
"Sama sama bu" ucap cio.
Shani menunduk dia sangat malu karna kehidupannya yg kelam diketahui orang lain apalagi orang itu gracio orang yg ngejar2 dia.
"Cio bantu bangun bu" ucap cio dan membantu sarah untuk bangun dan di dudukan di kursi
"Makasih nak" ucap sarah, dan gracio mengangguk lalu dia memegang tangan shani dan mengajak shani untuk duduk di kursi juga.
Gracio gak akan bertanya tanya tentang kejadian tadi biarkan shani yg bercerita sendiri kepadanya.
Cio membereskan rumah shani yg berantakan, melihat itu shani merasa gak enak ia pun langsung berdiri dan sama2 membereskan rumah itu.
Sarah yg melihat itu tersenyum, dia gak tau cowo itu siapanya shani.
"Siapapun dia semoga bisa menjadi alasan untuk kamu bahagia nak" batin sarah.
Setelah mengobati luka shani sarah pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
Sedangkan shani dan gracio mereka sedang duduk di kursi teras belakang rumah shani yg kecil."Cio makasih, dan maaf atas nama ayah" ucap shani.
Gracio melihat kearah shani lalu tersenyum dan mengangguk.
"Nanti uangnya gue ganti" ucap shani yg kembali melihat langit.
"Gak usah shan" ucap cio.
"Tapi.....
"Sutttttt udah ya lo gak usah mikirin itu, gue ikhlas jadi gak perlu diganti" ucap cio.
Shani melihat lagi wajah cio yg tidak lepas memandangnya "sekali lagi makasih" ucap shani dengan tulus.
"Kalo lo butuh sandaran bahu gue ada buat lo, kalo butuh pelukan tubuh gue ada buat lo, dan kalo lo butuh temen cerita kuping dan mulut gue juga ada buat lo" ucap gracio.
Shani menahan tangis mendengar ucapan dari cio. Dia bener2 lelah dengan hidupnya ia sudah tidak sanggup menanggung beban bahwa ia baik2 saja.
"Nangis aja gapapa ko" ucap cio mengusap pundak shani.
Tanpa diminta air matanya jatuh dengan deras.
"Lepasin aja jangan ditahan shan" ucap cio lirih, ia membawa tubuh shani kepeluknnya, ia juga ikut merasakan sakit melihat shani menangis pilu.
Shani langsung menangis dengan sesegukan di pelukan cio, shani juga memegang belakang baju cio dengan erat melampiaskan kekesalannya dan keresahan hatinya selama ini.
Gracio mengusap kepala dan punggung guna menenangkan shani.
Setelah beberapa menit shani menangis dan sudah lebih tenang. Shani perlahan melepas pelukan dari cio lalu dia mengusap air matanya. Sedangkan cio dia membantu merapihkan rambut shani.
"Udah lebih tenang.?" tanya cio
Shani mengangguk, "makasih" ucap shani menatap wajah cio.
Gracio tersenyum "sama sama" ucap cio mengusap kepala shani.
Shani mengantarkan cio kedepan untuk pulang.
"Gue pulang ya, kalo ada apa2 langsung hubungi gue" ucap cio.
Shani mengangguk "hati hati" uca shani.
Gracio langsung hormat yg bikin shani terkekeh dengan tingkah cowo didepannya. Lalu dia masuk kedalam mobil
"Besok gue jemput" ucap cio ketika sudah duduk dikemudi
"Eh gak usah" ucap shani
"Kenapa.?" tanya cio.
"Gue besok gak ada kelas" ucap shani.
Gracio menganggukkan kepalanya lalu.
"Yaudah deh, gue pulang ya shan" pamit cio lagi.
"Iyaa hati hati dan makasih ya" ucap shani.
Gracio pun langsung menjalankan mobil nya untuk pulang kerumah
•
•
•
TBC
Jangan lupa vote dan komen!
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.
![](https://img.wattpad.com/cover/370966512-288-k333716.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika Liku Luka (Hiatus)
RandomLangsung baca aja dah.. Banyak kata kasar dan kekerasan.