16

1.4K 191 4
                                    

Shani sudah pulang dari rs, dan sekarang ia dan ibunya sedang dijalan menuju apartemen ditemenin gracio.

Sesampainya di apart cio langsung membuka pintu dan masuk terlebih dahulu.

Sarah dan shani menatap kagum dalam apart itu, begitu rapih dan terlihat nyaman.

"Disini ada 2 kamar dan 1 ruang kerja cio, tapi tenang aja cio gak tidur disini tapi sewaktu waktu cio bakal pake ruang kerja, jadi kalo mau pake kamar cio gapapa pake aja" ucap cio.

"Tante jadi gak enak nak, tante ngerepotin banget ya" ucap sarah.

"Gak sama sekali ko tan" ucap cio tersenyum.

"Cio gue mau ngomong sama lo" ucap shani pelan.

Cio mengangguk, "boleh, mau dimana.?" tanya cio.

"Yaudah ibu beresin barang2 dulu ya, nak cio tante ijin masuk ya" ucap sarah.

"Silahkan tan, jangan sungkan2 anggap aja rumah sendiri" ucap cio.

Setelah kepergian sarah, cio menatap shani lalu dia tersenyum.

"Disana aja.?" tanya cio menunjuk ruang tv. Dan shani mengangguk.

Mereka duduk dengan samping sampingan.

"Cio makasih dan maaf untuk semunya, makasih udah nolong gue, udah bayarin semua biaya rumah sakit gue, udah numpang gue dan ibu gue buat tinggal disini bahkan lo juga bantu nyelesaiin masalah gue yg mana ini bukan tanggung jawab lo. Maaf kalo gue pernah nyakitin lo, maaf kalo gue selalu ngerepotin lo, gue gak tau harus gimana bales semua kebaikan lo" ucap shani sambil menatap cio dengan mata berkaca kaca.

"Iya sama sama shan, gue lakuin ini karna gue sayang sama lo shan, gue tulus sama lo, gue gak mau liat lo kenapa2 lagi. Walaupun lo gak ada perasaan apa2 sama gue dan nanti nya kita gak bersama, seenggaknya gue bisa lihat lo bahagia setelah semua ini selesai" ucap cio.

"G gue ada perasaan sama lo ta tapi gue gak bisa bersama lo" ucap shani bergetar.

"Kenapa shan.?" tanya cio lirih. Dia senang mendengar kalo shani akhirnya punya perasaan sama dia, tapi dia sedih kalo shani bilang tidak bisa bersama.

"Lo berhak dapetin yg lebih pantas dari gue cio" ucap shani.

"Tapi gue maunya lo shani, lo jangan ngerasa rendah diri setelah kejadian ini, gue gak suka shan lo kaya gituh" ucap cio.

"Emang kenyataan nya gue begitu, bahkan gue aja jijik sama diri sendiri" ucap shani dengan jatuhnya air mata.

Cio mengusap air mata shani, "lo tetep bidadari nya gue shan apapun yg sudah terjadi, tolong kasih gue kesempatan buat deket sama lo" ucap cio. Shani diam saja tanpa menjawab apapun.

"Udah ya sekarang lo istirahat, gue mau ke ruang kerja dulu" ucap cio menuntun tangan shani buat ke kamarnya.

"Lo pake kamar gue aja" ucap cio mengantarkan shani ke kamar.

"Gapapa.?" tanya shani.

"Gapapa dong, istirahat ya biar cepet sembuh" ucap cio mengusap kepala shani.
Shani mengangguk dengan wajah memerah.

"Yaudah gue ke ruang kerja dulu ya" ucap cio.

***

Sore hari shani dan ibunya sedang di dapur ingin masak untuk mereka makan.

"Ini gapapa kita pakai dapur nya.?" tanya sarah

"Emm gatau bu, shani gak enak mau nanya gracio kayanya lagi sibuk" ucap shani.

"Yaudah gapapa mungkin ya cio juga pasti laper belum makan" ucap sarah dan shani mengangguk.

Mereka masak nasi goreng karna yg ada bahan2 di dapur cuman itu.
Sedang fokus dengan memasaknya bel apart berbunyi menandakan ada tamu yg datang.

"Shani buka dulu ya bu" ucap shani.

Shani membuka pintu apart dan betapa kaget nya ketika melihat beberapa cowo didepan pintu.

"Kalian mau ngapain.? Pergi pergii jangan mendekaaaat" teriak shani.

"Pergiiiiiii" teriak shani yg membuat sarah dan gracio menghampirinya.

"Shani kenapa hei.?" tanya cio yg mendekat kearah shani.

"Suruh pergi mereka cio gue takutt hiks" ucap shani dengan bergetar dan mulai nangis.

Cio melihat orang yg didepan pintu mereka kebingungan dengan apa yg terjadi.

"Tenang sayang tenang jangan kaya gini" ucap sarah memeluk shani.

"Shan mereka temen2 gue, daniel,Gito,Ello,dan deo shan, mereka mau bantuin gue beresin masalah lo" ucap cio lembut.

"Tante ngambil obatnya shani dulu ya" ucap sarah yg langsung melepaskan pelukan shani dan pergi ke kamarnya.

"Aku takut" gumam shani masih bergetar tubuhnya.

Gracio langsung memeluk tubuh shani dan menenangkan perempuan yg ia sayangi ini.

"Shan ini gue Ello, gue gak akan nyakitin lo" ucap Ello.

"Sorry kalo kedatangan kita kesini membuat lo takut shan" ucap Gito.

"Udah gapapa shani cuman butuh waktu" ucap cio.

Kalian masuk jangan didepan pintu gituh gaenak sama tetangga kedengeran" ucap cio.

Cio membawa shani untuk duduk disofa masih dengan pelukan.

"Minum obat dulu nak biar tenang" ucap sarah datang membawa obat shani. Shani langsung meminum obat itu dibantu cio.

"Ma maaf" ucap shani pelan.

"Its okey shan, kita ngerti ko" ucap deo.

"Oh iya lo manggil kita kesini ada apa yo.?" tanya daniel.

"Gue bahas diruang kerja gue" ucap cio

"Nak cio kamu belum makan, tadi tante sama shani pinjam dapur nya buat masak, sebelum lanjut kerja makan dulu ya" ucap sarah.

"Duh jadi ngerepotin tante hehe, gapapa tan pakai aja tapi apa bahan2 masakannya masih ada.?" ucap cio.

"Kalo untuk masak nasi goreng ada, yaudah mau makan sekarang.? Yuk kalian juga pada makan" ucap sarah.

"Kebetulan kita mah udah makan tan" ucap Gito.

"Kalian duluan aja ke ruang kerja entar gue nyusul setelah makan" ucap cio.

"Shani makan dulu yuk" ucap sarah ketika shani cuman ngelamun.

"I iya bu" ucap shani.

Mereka bertiga makan dengan khidmat tidak ada percakapan diantara mereka apalagi gracio dia makan dengan lahap karna perutnya dari tadi sudah minta diisi.

"Nambah lagi nak cio" ucap sarah.

"Boleh tan.?" tanya cio.

"Boleh dong, tuh masih banyak nasinya" ucap sarah.

"Tante yg masak ini.? Enak banget cio jadi nambah heheh" ucap cio menambah nasinya ke piring.

"Shani yg masak, tante cuman bantuin ngiris2 bawang" ucap sarah melihat shani.

"Duh idaman banget tan anaknya, udah cantik, pinter,sopan, jago masak lagi" ucap gracio terkekeh dan sarah pun ikut terkekeh dengan ucapan cio sedangkan shani dia cuman diam.

"Tapi udah kotor" ucap shani pelan yg membuat cio dan sarah menghentikan tawanya lalu melihat shani yg menunduk.






TBC
Jangan lupa vote dan komen!
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Lika Liku Luka (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang