chap 8

18.7K 1K 21
                                    

setelah amora di bawa pergi Xavier suasana kantin menjadi sangat sunyi, hanya terdengar isakan kecil dari mulut Vivi dan kata² penenang dari mulut Alice.

"Stttt Vivi udah, nanti leher Vivi sakit" ucap Alice sambil mengelus rambut Vivi.

"Hiks pusing kak sakit hiks" udap Vivi sambil mendongakkan kepalanya.

"Iyaa kakak tau pusing makanya jangan nangis nanti makin pusing" ucap Alice sambil terus mengelus rambut Vivi.

"Vivi mau susu lagi? iya biar kakak beliin atau Vivi mau apa?" tanya Ivana yang hanya di balas gelengan oleh Vivi.

"Sakit kak hiks hiks" tangis lirih Vici sambil meremat seragam dan Alice.

Alice yang merasa Vivi semakin ke sakitan pun berinisiatif untuk membawa Vivi ke rumah sakit.

"Kita ke rumah sakit aja ya Vi" ucap Alice sambil mengelus punggung Vivi yang di balas anggukan oleh Vivi.

"Kita ikut" ucap Davon.

"Terserah, ayo Van Lun, Lun lu bawa mobil ya gue smaa Vivi di belakang" ucap Alice sambil berdiri dari tempat duduknya sambil menggendong Vivi seperti koala.

Luna dan Ivana berjalan lebih dulu di depan Alice dan Vivi, sementara itu Davon dan teman²nya berjalan mengikuti Alice dari belakan. setelah sampai di parkiran Alice segera masuk ke mobil dan duduk di kursi penumpang, dan setelah itu mobil keluar dari pekarangan sekolah.

tak lama mereka berkendara akhirnya mereka sampai di rumah sakit, Alice segera turun dan masuk ke dalam rumah sakit itu. ia segera ke resepsionis untuk bertanya dokter yang pernah menangani Vivi ketika sedang keritis.

"Permisi sus, saya ingin bertemu dokter Marquez" ucap Alice.

"Silahkan Nona dokter Marquez ada di ruangannya" ucap suster itu ramah.

setelah itu Luna, Ivana, Davon dan teman²nya kembali mengikuti Alice yang berjalan ke salah satu ruangan dokter. setelah mengantar Vivi masuk ke dalam ruangan doket Vivi pun di periksa tak lama seorang dokter keluar dari ruangan itu.

"Nona Alice" panggil dokter itu.

"Saya dok, bagaimana keadaan adik saya?" tanya Alice.

"Ekhem sebenarnya keadaan pasien baik² saja, hanya saja ketika pasien mendengar suara bising seperti teriakan atau bentakan kepala pasien akan mengalami denyutan yang sangat menyakitkan bagi pasien" jelas dokter itu sambil melihat orang² yang ada di sana.

"Jadi Xeavi baik² aja dok?" tanya Arley.

"Iya pasien baik, dan sekarang pasien sedang beristirahat di dalam saya juga memasang infus kepada pasien. jika ingin menjenguk usahakan tidak menggangu istirahat pasien, saya permisi Nona" jelas dokter itu.

tak lama mereka masuk ke dalam ruangan Vivi, yang pasti ruangan VVIP yang di minta oleh Alice. Vivi saat ini sedang tertidur Alice mendekat ke arah Vivi dan mengelus jemari² kecil Vivi dengan sayang.

"Lagi² tangan lu di infus lagi Vi, maaf ya gue ga baik ngejaga lu" lirih Alice sambil menatap wajah damai Vivi.

Alice yang mengantuk pun tertidur sambil menggenggam tangan Vivi tak lama dari itu terdengar suara seseorang yang membuka pintu ruangan itu, tiga orang masuk kedalam ruangan itu dengan dua oranaag yang menbawa banyak paper bag.

"Alice bangun" ucap salah satu dari mereka.

Alice yang mendengar namanya di panggil oleh seseorang pun terbangun dari tidurnya, dan melihat orang yang memanggilnya tadi, orang itu tampak menyodorkan sebuah paper bag.

"Makan, gue tau pasti lu laper" ucap orang itu.

Alice yang melihat orang itu pun hanya mengernyitkan dahinya bingung dengan perlakuan orang tersebut, tidak seperti biasanya.

Transmigrasi XeaviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang