chap 9

17K 932 32
                                    


☆ Di Markas utama

☆ Di Markas utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Markas utama

sesuai janji Xavier dan Davon, mereka akan berkumpul di markas untuk membicarakan sesuatu tentang Vivi.

kini sudah ada lebih dari seratus orang pemuda dari 5 geng dan kini mereka sedang berkumpul di ruang serba hitam.

kini sudah ada lebih dari seratus orang pemuda dari 5 geng dan kini mereka sedang berkumpul di ruang serba hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ruangan mereka kumpul

"Xav kenapa kita di kumpulin di sini?" ucap Arley sambil memakan sepotong pizza.

"Ada yang mau gue omongin sama lu semua, terutama yang satu sekolah sama Vivi" ucap Xavier sambil melihat sebuah rekaman CCTV di sebuah ruangan.

"Ngomongin soal apa?" ucap Dixon sambil memakan sekantung basreng.

"Gue mau minta maaf sama Vivi" ucap Xavier dengan melihat semua orang yang ada di sana.

orang² yang mendengar ucapan Xavier sangat terkejut dan berpikir seperti 'what the hell dude, seorang Xavier minta maaf?'.

bukan tanpa sebab mereka terkejut dan merasa aneh dengannya, tapi karena hal tersebut sangat langka bahkan tidak pernah Xavier lakukan.

namun sekarang? Xavier meminta maaf kepada seorang siswa cupu yang sering ia bully dulu? ahh itu sangat membuat orang² yang ada di sana bingung sekaligus pusing memikirkannya.

"Gue juga" ucap keempat pemuda itu dengan serentak.

belum selesai terkejut dengen Xavier, orang² itu di kejutkan lagi dengan ucapan keempat pemuda itu.

bukan, bukan karena pemuda itu sama seperti Xavier tapi karena mereka tak habis pikir kenapa mereka meminta maaf kepada seorang banci?.

"Kenapaa lu pada mau minta maaf sama tu banci?" ucap seorang pemuda dengan rokok di tangannya.

orang² yang mendengar itu sekali lagi terkejut dan memasang wajah cengonya dengan apik di wajah² tampan mereka.

helaan nafas terdengar keluar dari kulu Xavier, ia menutup rekaman itu.

"Hahhhh, namanya Ezekiel Xeavi bukan banci!!" ucap Xavier penuh penekanan.

"Sebenarnya gue juga ga tau kenapa, tapi gue ngerasa nyaman banget kalo ada di dekat dia, gue suka dia manja, gue suka ngeliat wajah tenangnya kalo lagi tidur, itu semua gue rasain setelah dia amnesia, benci yang ada di hati gue musnah gitu aja, dan gue mulai sayang sama dia" lanjutnya lagi dengan menyenderkan kepalanya ke sofa.

Transmigrasi XeaviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang