#prolog.

16 4 1
                                    

Hai readers!!!!
Kenalin ini aku, ⓜⓔⓣⓔⓞⓡⓒⓔⓑⓞⓝⓖ (*≧∀≦*)
Ini cerita pertamaku.



Cerita ini bercerita tentang seorang gadis yang merindukan seseorang dimasa lalunya.

Gimana selanjutnya..
Yukk join!!

°{•}°

Kata orang merindukan adalah satu hal yang wajar. Mencintai adalah satu hal yang lumrah. Ya.. Itu kata orang. Bukan kata untuk diriku.

Aku bukan khalayak nya kata mereka. Aku, bukan membenci tentang bahasa merindukan atau pun mencintai. Akan tetapi, aku menganggap kedua hal itu adalah sumber rasa lara.

Rasa yang mana sukses membuat ku sengsara. Penuh perjuangan. Dan mati-matian.

Aku mengingat sebuah pepatah mengatakan, usaha tak akan mengkhianati hasil. Namun, nahasnya? Pepatah itu penipu!

Kalau pun takdir sudah berkata, apakah usaha masih akan berguna? Meskipun kita sudah berjuang?

Terkadang permainan takdir itu khalayak petak umpat. Dicari tak ada, tiba tanpa sepengetahuan.

Diksi yang ku tata. Bait yang ku buat. Kini telah mengambang diudara. Yang seharusnya tersurat kepada seseorang, kini hanya terpendam dalam peti kenangan.

Waktu selalu berputar. Dan masa selalu bergerak.

Entahlah, aku akan menutup semua ini dengan ending seperti apa. Kisah yang tanpa pemeran utama bagaikan sang putri tanpa pangeran.

Satu kalimat, sebelum penutup.

Kamu dimana?

Clik!

Gadis itu menengadah. Seusai menekan anak keyboard terakhir. Bermaksud tak membiarkan airmatanya yang ingin mendobrak keluar secara paksa.

Hatinya terasa sakit. Sesak pula. Berkat menahan tangis yang seharusnya diluapkan.

Kedua tangannya terasa dingin. Hidung mancung nya memerah. Ia menatap sekitar. Tak ada orang selain dirinya. Tersisa hanya seorang barista yang tengah membuat menu kopi baru.

Dirinya tersadar.

Cafe itu akan tutup lima menit lagi. Sudah berapa lama ia mengetik tanpa mengingat waktu?

Gadis itu mengusap kasar kedua matanya dan bergegas membersihkan semua barang miliknya.

Ia berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. Matahari sudah berganti bulan. Ditambah serbuk bintang yang kian indah. Gadis itu menghembuskan nafas besarnya.

Mengeratkan syal dan jaket tebalnya. Malam yang dingin. Langkahnya berjalan menyusuri jalanan yang sepi. Hanya derap langkah yang terdengar.

Udara yang segar, dikala langkahnya mulai melewati dermaga. Angin yang bersahabat serta langit yang menunjukkan keindahannya.

Gadis itu berhenti. Perlahan dirinya menghadap tenangnya dermaga. Menatap laut dari jarak yang jauh.
Memandangi nya dengan kedua mata yang terlanjur memerah, berkat air mata.

" Laut, dia hebat. Dia sukses menjadi pemeran utama dalam kisah yang ku buat"

⋇⋆✦⋆⋇ 

𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙮𝙖 𝙥𝙧𝙚𝙣𝙙... 😘😘😘





𝕊ℙ𝔸𝕄𝕄 🌹🌹🌹👉👉👉
𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒 𝕤𝕦𝕡𝕡𝕠𝕣𝕥 𝕒𝕦𝕥𝕙𝕠𝕣 𝕪𝕒 𝕡𝕣𝕖𝕟𝕕..
𝕊𝕦𝕡𝕡𝕠𝕣𝕥 𝕜𝕒𝕝𝕚𝕒𝕟 𝕤𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦𝕙 𝕓𝕖𝕣𝕙𝕒𝕣𝕘𝕒:)

𝔽𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕠𝕟 𝕚𝕟𝕤𝕥𝕒𝕘𝕣𝕒𝕞:
@𝕟.𝕜𝕒𝕟𝕪𝕒𝟚𝟛
@𝕞𝕖𝕥𝕖𝕠𝕣𝕔𝕖𝕓𝕠𝕟𝕘

AbstrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang