Jumat, tanggal 14 Juni 2024, ada 4 orang anak yang lagi ngerumpi di dalam kelas. Iya, siapa lagi kalo bukan (Name), Aruna, Gavin, dan Ilham. Kira-kira mereka lagi ngomongin apa ya?
"Woy, besok kita Idul Adha nya tanggal berapa?" Tanya Aruna.
"Kalo ngga tanggal 16, paling pas tanggal 17." Jawab Gavin.
"Tapi bisa jadi ntar kebelah jadi 2 kubu. Yang satu tanggal 16, yang satu lagi tanggal 17. Kan biasanya juga kek gitu." (Name) menimpali perkataan Gavin. Toh, biasanya kalo Idul Fitri atau Idul Adha ada yang beda tanggal kan?
"Tadi malem aku searching di Google kalo ntar Idul Adha nya tanggal 17. Tapi semoga aja beneran tanggal 17, biar Senin kita ga sekolah. Hehe...." Kayanya Ilham udah ngga sabar buat liburan, deh.
"Eh iya, kalian ga ada niatan buat kurban?" (Name) bertanya kepada ketiga temannya, membuat mereka bertiga menoleh kearahnya.
"Kek nya sih tahun ini masih belum bisa. Soalnya pas itu keluargaku ada pengeluaran mendadak, jadi ga bisa kurban tahun ini." Aruna menghela napas kala mengingat kondisi yang membuat orangtuanya tak bisa kurban tahun ini.
"Yang sabar ya, Run. Semoga aja tahun depan bisa." (Name) menepuk bahu Aruna untuk menenangkannya. Sementara yang ditepuk cuma tersenyum kecil.
"Kalo aku sih, mungkin karena tahun kemarin udah kurban, jadi tahun ini ngga." Kata Gavin.
"Loh, kenapa?" Ilham yang mendengar perkataan Gavin pun bertanya.
"Kan uang tabungannya udah dipake buat beli sapi yang mau dijadiin kurban tahun kemarin. Jadi, kalo mau kurban lagi harus nunggu tabungannya cukup." Gavin menjelaskan alasannya. Sementara teman-temannya hanya ber-oh ria.
"Kalo kamu gimana, Ham?" (Name) bertanya kepada Ilham.
"Ga tau sih, tahun ini antara kurban apa ngga. Oh iya, bang Satria kira-kira mau kurban lagi gak, (Name)?"
"Ga tau sih, soalnya abang gak bilang ke gue. Kalo jadi kurban pun, paling sapi atau kambing nya dateng pas h-2 atau h-1 Idul Adha." Teman-temannya hanya mengangguk mendengar penjelasan (Name).
Tak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. Semua murid kembali ke kelas dan duduk di kursi masing-masing sampai guru datang dan memulai pelajaran pertama.
***
6 jam setelah jam pelajaran pertama, kemudian pelajaran kedua, istirahat, pelajaran ketiga, dan sholat Jumat bagi laki-laki muslim, sekarang waktunya para murid untuk pulang ke rumah, karena di hari Jumat mereka hanya bersekolah sampai siang.
Terlihat (Name), Aruna, Gavin, dan Ilham yang berjalan ke arah parkiran. (Name) melihat abangnya lagi ngobrol sama bang Zaki. Kemudian ia dan teman-temannya menghampiri Satria dan Zaki.
"Abaaaang, pulang yok!" (Name) menghampiri abangnya kemudian lompat untuk memeluk Satria. Yang dipeluk hampir saja oleng ke tanah.
"Aduh! Lain kali jangan meluk tiba-tiba, dek. Hampir aja abang jatuh." Satria menasehati adik perempuannya itu.
Yang dinasehati pun hanya terkekeh. "Iya-iya. Maafin adek ya, bang." (Name) memohon sambil menyatukan kedua telapak tangannya. Satria hanya balas mengangguk, kemudian ia mengeluarkan motor dari parkiran, lalu duduk dan menyalakan mesin motor.
"Dah, cepetan naik. Kalo ngga abang tinggal, loh!" (Name) yang pengen banget pulang ke rumah langsung menaiki jok belakang motor. Kemudian, ia berpegangan ke pundak Satria. Sebelum itu, ia berpamitan kepada teman-temannya dan juga bang Zaki.
"Gue sama bang Satria pulang dulu, ya. Dadah kalian semua!" (Name) melambaikan tangannya kepada mereka. Yang dilambai juga balas melambaikan tangan ke arah dia bersaudara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Bentala dan Nabastala (Wind Breaker Lokal AU)
Acak⚠️Wind Breaker Lokal AU x Reader⚠️ Menceritakan tentang kehidupan gadis SMA bernama (Name) dengan teman-teman dan orang-orang di lingkungannya. NOTE: • Ini Wind Breaker yang anime, bukan yang manhwa. • Seluruh karakter Wind Breaker milik Nii Satoru...