'biarkan aku menjalani hidupku'
.
Jibeom telah dipindahkan kekamar rawat inap, ia belum sadarkan diri dan masih terlelap pulas bersama deru nafas yang naik turun dengan normal. Keenam pemuda menjaganya disana. Mereka memutuskan menemani jibeom sampai seungwoo kembali dari apartemen nya untuk membawa beberapa keperluan untuk jibeom.
"Sekarang semuanya jadi jelas, tapi kalian benar-benar tak akan menyalahkan jibeom, kan? Dipikir-pikir kasihan juga nasib anak itu" seokjin membuka percakapan ditengah keheningan.
Tidak ada yang menanggapi ucapan nya, semua hanya tampak terdiam, mendengar fakta yang baru dibeberkan seungwoo membuat mereka amat shok. Begitu pun yoongi, ia dari tadi memilih untuk duduk dikursi sebelah ranjang jibeom sembari menggenggam tangan nya yang dipasangi oximeter.
Bagaimana yoongi bisa menyalahkan jibeom sedangkan jibeom sendiri memang tidak salah apapun, dia hanya korban sama seperti adiknya.
"Cepatlah bangun, ji" lirih yoongi sembari menatap mata yang masih terpejam itu. Ia tidak ingin kehilangan untuk kesekian kali, yoongi sudah sering dihadapkan dengan situasi seperti ini sebelumnya, ia selalu dibuat kalut.
Perlahan kelopak mata jibeom mulai terbuka, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit putih rumah sakit, pandangannya masih sedikit buram karena pencahayaan yang terang namun beberapa saat mulai berangsur-angsur jelas. Jibeom menoleh ke arah seseorang yang tengah menggenggam tangan nya.
"Jibeom hyung" Jungkook pertama kali menyadari ia lantas mendekat, membuat semua orang lantas memusatkan atensi kepada si empu yang berada di bankar.
"Ji, syukurlah kau sudah bangun" yoongi berucap syukur, melihat jibeom telah siuman.
"A-apa.. yang.. terjadi? Kenapa aku bisa ada disini?" Jibeom memaksa bangkit dan melepas masker oksigen nya agar ia leluasa berbicara.
"Pakai saja, Ji. Nanti kau sesak lagi" larang yoongi.
"Kau sudah tak sadarkan diri hampir 11 jam, kami sangat mengkhawatirkan mu" ujar taehyung.
"Lalu bagaimana dengan pertandingan nya? A-apa aku kalah?"
"Lupakan pertandingan itu, kondisimu lebih penting, sekarang kau santai saja disini jangan pikirkan hal lain" taehyung membantu untuk jibeom berbaring kembali.
"Sekarang jam berapa?"
"Jam 8 malam" jawab hoseok.
"A-aku harus pergi, paman ku pasti sedang menunggu ku pulang" jibeom benar-benar akan bangkit kembali kalau saja pergerakan nya tidak lebih dulu ditahan oleh yoongi.
"Paman mu itu justru sedang menuju kesini"
"A-apa?! Kalian sudah bertemu dengan nya?"
"Iya"
"Aku harus pulang aku tidak mau disini. Aakh.. " dadanya kembali sesak saat kakinya hampir akan menapaki lantai.
"Jibeom, kau baik-baik saja?" Tanya namjoon.
"Kau benar-benar batu ternyata ya, sudahlah berbaring saja tidak apa-apa" taehyung lama-lama kesal dengan sikap jibeom yang keras kepala.
Jibeom pun kembali berbaring sambil memegangi dadanya yang terasa sesak kembali. Yoongi yang peka lantas memasangkan kembali masker oksigen pada anak itu yang sempat dia lepas. Jibeom memejamkan mata nya sejenak untuk mengatur jalan nafasnya agar kembali normal, lalu ia membuka matanya lagi menatap tajam pada presensi mereka semua.
Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, rasanya aneh bila mereka tiba-tiba sangat perhatian padanya seperti pada seseorang yang mereka sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hope In Winter 2
Подростковая литература[Mohon dibaca yg season pertama dulu] . 1 tahun sudah jimin pergi meninggalkan mereka. tiba-tiba kelas dihebohkan oleh kedatangan sosok pemuda bernama jibeom yang memiliki paras mirip seperti jimin, seorang pemuda yang kematian nya bahkan sangat tak...