' aku yakini kalau hidup ku adalah yang terburuk '
.
Yoongi sedikit berjalan dengan gontai sembari membawa tubuh jibeom yang tak sadarkan diri dipunggung nya. Niat yoongi hanya ingin membawa jibeom untuk di rawat di rumahnya, anak itu sudah berbaik hati mengorbankan nyawa untuk melindungi nya hingga berakhir seperti ini. Yoongi tentu harus membalas budi kepada anak itu.
"Ji, bertahanlah" yoongi menoleh untuk menatap wajah serupa milik adiknya itu dalam diam.
Yoongi segera melajukan langkahnya untuk segera sampai kerumah, karena demi apapun wajah pucat bocah itu sungguh membuat nya semakin cemas.
Sesampainya didepan pintu rumahnya yoongi segera menendangi pintu depan kakinya sebab kedua tangan nya yang masih sibuk menopang berat tubuh jibeom.
Duk! Duk! Duk!
Yoongi menendangi pintu dengan sedikit brutal berharap ada yang segera membukakan pintu nya.
Cleck!
Bersyukur pintu langsung terbuka lebar dan pelaku itu adalah sang ibu.
"J-jimin.. " seonhee sungguh terkejut dengan siapa yang dibawa oleh yoongi.
"Yoongi-ah, apa yang terjadi pada adik mu?"
Yoongi langsung menerobos masuk tanpa mengindahkan tanya dari sang ibu. Ia lantas membaringkan tubuh jibeom disofa ruang tamu, sambil membenahi posisi berbaring nya dan melepas sepatu yang dikenakan nya.
Seonhee menatap dalam diam, masih dalam keterkejutan karena kedatangan sosok anak yang sangat mirip dengan seorang anak yang dulu sempat ia habisi nyawanya.
"Eomma, aku akan menyiapkan kompresan. Eomma tolong jaga dia sebentar" yoongi bergegas meninggalkan jibeom bersama sang ibu yang hanya dapat bergeming sedari tadi.
"Ah, aku ingat sekarang, kau anak itu. Jimin ku sudah pergi, benar jimin sudah pergi"
Seonhee sepenuhnya sadar dan ia masih ingat kalau jimin sudah pergi jauh. Ia hendak akan berlalu pergi meninggalkan jibeom, tapi panggilan lirih dari anak itu justru berhasil menghentikan nya.
"E-eomma.. "
Jibeom yang telah sadar dari pingsan, mendapati presensi sang ibu yang akan berjalan pergi.
"Eomma.. tolong jangan tinggalkan aku.. "
Seonhee tanpa berbalik badan berucap yang lebih mirip gumaman,
"Jangan pernah memanggil ku eomma, aku bukan ibu mu "
Setelah nya seonhee pergi begitu saja meninggalkan jibeom yang tampak masih belum cukup kuat untuk bangkit. Bibir jibeom mendesir penuh kesakitan, punggung nya masih terasa sakit karena terkena pukulan balok kayu. Tapi ngomong-ngomong siapa yang membawa nya ke sini tadi? kenapa ia bisa tiba-tiba terbangun dikediaman ibunya.
"Kau sudah sadar"
Suara itu berhasil mengalihkan atensi jibeom. Disana ia melihat yoongi tengah berjalan mendekatinya dengan sebuah baskom berisi air dan handuk.
"Jadi kau yang membawaku kesini?"
"Iya, tadi kau sudah menyelamatkan ku. Terimakasih"
Jibeom memiliki gengsi tinggi untuk menjawab ucapan terimakasih yoongi, ia pun memalingkan wajah dengan malu. "B-bukan apa-apa, aku menyelamatkan mu itu karena salah satu permintaan saudara ku. Aku sendiri juga tidak peduli kau mati atau tidak"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hope In Winter 2
Novela Juvenil[Mohon dibaca yg season pertama dulu] . 1 tahun sudah jimin pergi meninggalkan mereka. tiba-tiba kelas dihebohkan oleh kedatangan sosok pemuda bernama jibeom yang memiliki paras mirip seperti jimin, seorang pemuda yang kematian nya bahkan sangat tak...