'awal yang menarik'
.
Penyesalan seakan tak pernah ingin hilang dari hati nya, setiap penggal memori tentang sang anak memberikan luka tersendiri bagi seonhee. Hingga hal itu mengganggu kondisi psikis nya yang perlahan menurun hari demi hari.Yoongi dibebankan lagi atas kekacauan yang terjadi di dalam keluarga nya setelah kepergian sang adik. Semua orang berduka, yoongi sendiri ia tidak pernah baik-baik saja dan memang tidak ada yang baik-baik saja disini, jungkook sendiri kembali seperti dulu, berkumpul dengan anak-anak berandal dan tidak pernah pulang kerumah. Yoongi sempat mencari ditempat biasa jungkook berkumpul dengan teman-teman nya, tapi anak itu benar-benar tidak mau pulang.
Sejak lulus SMA yoongi telah membatasi dirinya dengan orang luar, termasuk itu teman-teman nya sendiri. Mereka masih sesekali berkumpul hanya saja tidak ada lagi konversasi yang begitu berarti untuk mereka bicarakan.
Setelah semua berjalan sekitar 1 tahun, dunia yang ia huni telah banyak memberikan perubahan dalam lingkungan baru dan kisah lembaran baru, namun dengan orang-orang yang masih sama seperti tahun lalu. Banyak kata andai yang bergelayut dalam pikiran yoongi, andai jimin masih hidup, andai kejadian itu tidak terjadi, dan andai saja ia bisa membenci sang ibu.
Masalah disini terletak pada ketidakmampuan yoongi untuk menghilangkan kekosongan nya setelah kepergian jimin. Ia terlalu berlarut akan duka yang mendalam, mencoba menyibukkan diri pun rasanya percuma jika tempat yang selama ini menjadi awal pertama pertemuan jimin dan dirinya saat musim dingin tahun lalu sering terputar kembali, kedai paman jung menyimpan banyak memori dirinya bersama sang adik. Membuat yoongi tersiksa akan kerinduan, ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya disana dan mulai mencari pekerjaan baru ditempat lain yang tidak akan mengingatkan nya pada semua memori menyakitkan tentang jimin.
Syukurlah paman jung menghargai keputusan nya tersebut. Yoongi diterima menjadi seorang kasir ditoserba, ia harap dengan pekerjaan nya ini ia akan lebih santai karena mendapat kerja part time tengah malam, jam 9 sampai jam 7 pagi. Walaupun banyak menyita waktu tidur, yoongi rasa hanya itu pekerjaan yang dapat ia ambil setelah lulus SMA.
Namun karena pada dasarnya ramah adalah sikap yang sulit untuk ia terapkan, yoongi terkesan lebih banyak diam saat dihadapkan dengan pelanggan.
"Huh.. tengah malam" sembari menikmati ramyeon cup yang baru saja diseduh, yoongi menyempatkan diri melirik jam dinding yang menggantung diatas pintu masuk toko. Waktu menunjukkan 00.23, masih tersisa 7 jam lagi ia berada disini. Yoongi kemudian kembali menyantap ramyeonnya dimeja bar yang berhadapan langsung dengan kaca toko.
Krett!
Seorang pemuda membuka pintu toko ditengah malam yang sunyi, yoongi sedikit terlonjak sebab ia merasa tidak mendengar suara langkah kaki seseorang dari luar.
"Eoh, selamat datang" yoongi bergegas berdiri dan menghampiri meja kasir, meninggalkan ramyeon cup nya dimeja bar.
Presensi yoongi tak dihiraukan. pemuda itu lantas menghisap rokoknya dan mengepulkan asap berhydrogen tersebut didalam ruang ber-AC. Dia lalu berjalan menuju lemari es untuk mengambil dua minuman soda dan botol soju dari rak toko, lalu membawanya kekasir untuk diperiksa harganya oleh yoongi.
"Uhuk.. uhuk. Cepat sedikit" pemuda itu terbatuk karena rokoknya sendiri, dan meminta untuk dilayani secepatnya oleh yoongi.
"Bisa lihat KTP nya?" Yoongi masih sibuk menotal barang pembeli tanpa menatap si pelanggan.
"Astaga, padahal aku hanya ingin membeli soju untuk pamanku"
Pemuda itu tetap mengeluarkan KTP dari dompet sambil menggerutu, namun itu bukanlah dompetnya melainkan dompet yang baru saja ia temukan dijalan, lantas disodorkan lah KTP itu pada yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hope In Winter 2
Ficção Adolescente[Mohon dibaca yg season pertama dulu] . 1 tahun sudah jimin pergi meninggalkan mereka. tiba-tiba kelas dihebohkan oleh kedatangan sosok pemuda bernama jibeom yang memiliki paras mirip seperti jimin, seorang pemuda yang kematian nya bahkan sangat tak...