“Untuk Andini, teruslah menjaga warisan budaya ini. Ingatlah bahwa kebudayaan adalah identitas kita.”
Hujan lembut turun menemani langkah Andini kembali ke desanya, Kampung Pananjung, di balik bukit yang menawan. Mentari pagi perlahan menyingsing, membangkitkan segala kehidupan yang tersembunyi di desa kecil yang kini menjadi saksi perjalanannya. Harum tanah basah dan petikan rintik hujan membawa Andini pada suasana yang begitu dikenang, penuh kerinduan akan kampung halaman yang pernah ia tinggalkan.
Di perbatasan sawah hijau dan sungai jernih, Andini kembali menapaki jalur yang pernah ia tempuh bersama sang ayah. Langkahnya tidak sepi, namun diiringi oleh doa-doa dan obrolan hening dengan sang alam. Suara gemericik air sungai dan deburan riak angin pagi menjadi pengantar perjumpaan dengan kenangan lama yang sepenuhnya merindukan.
Bukit-bukit yang menjulang seakan memeluk kedatangannya, memberikan sambutan yang meruntun hati, memulai babak baru dalam kisah hidupnya. Kampung Pananjung, kini menjadi landasan bagi Andini untuk menapaki perjalanan berharga dalam menjaga warisan budaya yang telah membingkainya selama ini. Dibalut dalam aroma hujan dan embun tanah yang meresap, Andini siap mengukir cerita baru di balik hujan yang telah turun di Kampung Pananjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DI BALIK PANANJUNG
AdventureHAI, GUYS! BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN YA? KALAU SUKA SAMA CERITANYA BOLEH FOLLOW ! HAPPY READING 🤍