San × Jongho

229 12 2
                                    

Di masa depan, teknologi medis telah mencapai kemajuan luar biasa.

Pusat Penelitian Genetika dan Reproduksi, sebuah lembaga terkemuka di bidang bioteknologi, mengumumkan sebuah terobosan baru: kemampuan untuk menciptakan kehamilan pada pria dengan teknologi reproduksi yang maju.

Jongho, seorang pemuda berjiwa petualang dan idealis, memutuskan untuk menjadi sukarelawan dalam percobaan ini.

Namun, keputusan ini akan membawanya ke dalam konflik etika dan politik yang kompleks.

Jongho berjalan melalui lorong-lorong steril pusat penelitian, perutnya sudah mulai membesar. Dia adalah subjek percobaan pertama yang berhasil hamil kembar sepuluh, sebuah prestasi medis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tim dokter dan ilmuwan, yang dipimpin oleh Dr. Choi San, mengawasi perkembangan Jongho dengan penuh perhatian.

"Jongho, bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya San sambil memeriksa monitor kesehatan yang terhubung dengan tubuh Jongho.

"Agak berat, tapi masih bisa ditahan," jawab Jongho sambil tersenyum. "Aku tahu ini demi kemajuan ilmu pengetahuan."

San mengangguk. "Kamu sangat berani, Jongho. Kita semua sangat menghargai pengorbananmu."

Seiring waktu, perut Jongho terus membesar, dan berat badannya bertambah secara signifikan. Setiap hari menjadi semakin sulit, tetapi Jongho tetap tegar.

Namun, dia mulai mendengar bisikan-bisikan di sekitar pusat penelitian tentang implikasi etis dan politik dari percobaannya.

Suatu hari, setelah pemeriksaan rutin, Jongho mendengar dua dokter berbicara dengan nada serius di luar kamarnya.

"Apakah kamu tahu implikasi dari proyek ini jika sampai ke tangan yang salah?" bisik seorang dokter.

"Kita hanya bisa berharap bahwa Dewan Etika akan menangani ini dengan bijak," jawab dokter lainnya.

Malam itu, Jongho tidak bisa tidur. Pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran.

Keesokan paginya, dia meminta untuk berbicara dengan San secara pribadi.

"Dr. Choi, aku mendengar beberapa dokter berbicara tentang implikasi dari kehamilan ini. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jongho dengan cemas.

San menghela napas dan duduk di samping Jongho. "Jongho, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Bayi-bayimu memiliki modifikasi genetik yang signifikan. Mereka dirancang untuk memiliki kecerdasan dan kekuatan fisik yang jauh di atas rata-rata manusia."

Jongho tertegun. "Apa? Mengapa kalian tidak memberitahuku sebelumnya?"

"Kami tidak ingin membebanimu dengan kekhawatiran yang tidak perlu. Namun, kami baru saja menyadari bahwa ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan bayi-bayimu untuk kepentingan politik dan militer."

Perasaan panik dan marah bercampur aduk dalam diri Jongho. "Jadi aku hanya alat untuk menciptakan senjata hidup? Ini tidak bisa dibiarkan!"

San menatap Jongho dengan penuh penyesalan. "Aku mengerti kekhawatiranmu. Tetapi, kita sedang mencoba mencari cara untuk melindungi mereka dan memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman dan etis."

Jongho tahu dia harus membuat keputusan yang sulit. Malam itu, dia merenung lama, memikirkan masa depan bayi-bayinya dan tanggung jawabnya sebagai orang tua.

Keesokan paginya, dia menghadap San dan tim peneliti. "Aku ingin bayi-bayiku lahir dalam lingkungan yang aman. Aku tidak akan membiarkan mereka menjadi alat politik atau militer. Kita harus menemukan solusi."

San mengangguk. "Kita akan bekerja sama dengan Dewan Etika dan pemerintah untuk memastikan keselamatan mereka. Tapi ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan penuh tantangan."

ATEEZ MPREG Oneshots [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang