Yeosang × San

166 8 5
                                    

Requested by @aisyahhh_76

.

.

.

.

San duduk di ruang tamu dengan gelisah, jantungnya berdebar-debar. 

Di tangannya, ia memegang test pack yang menunjukkan dua garis. Perasaan campur aduk mengisi hatinya—antara bahagia dan cemas. Ia menatap ke arah pintu, menunggu Yeosang pulang dari pekerjaannya.

Saat pintu terbuka, Yeosang masuk dengan senyum lelah. "San, aku pulang," katanya sambil melepaskan sepatu dan jaketnya.

San tersenyum lebar, menyembunyikan test pack di balik punggungnya. "Yeosang, aku punya kabar baik," katanya dengan suara yang bergetar.

Yeosang menatapnya dengan penasaran, lalu mendekat. "Apa itu, sayang?"

San mengulurkan test pack ke depan, matanya berkilauan. "Kita akan punya bayi."

Yeosang terdiam sejenak, menatap test pack itu dengan mata membesar. "Kita akan punya bayi?" tanyanya, suaranya penuh keheranan dan kegembiraan.

San mengangguk, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Ya, kita akan menjadi orang tua."

Yeosang menarik San ke dalam pelukan erat, keduanya tertawa dan menangis bersama dalam kebahagiaan. "Aku sangat bahagia, San. Aku sangat bahagia," bisik Yeosang di telinga San, tangannya mengusap lembut punggung San.

Waktu berlalu, dan kehamilan San semakin terlihat. Ia merasa lebih sensitif terhadap berbagai hal, termasuk terhadap Yeosang.

Namun, ada satu hal yang membuatnya semakin tak tertahankan—fetishnya terhadap tangan Yeosang yang berurat.

Suatu malam, ketika mereka duduk bersama di sofa, San memandang tangan Yeosang dengan tatapan penuh gairah. "Yeosang, bolehkah aku menyentuh tanganmu?" tanyanya pelan.

Yeosang tersenyum, mengulurkan tangannya ke San. "Tentu, sayang. Ada apa dengan tanganku?"

San meraih tangan Yeosang, jemarinya mengelus lembut urat-urat yang menonjol di permukaan kulit. "Aku tidak tahu, mungkin ini bawaan bayi," katanya sambil tertawa kecil, meskipun dalam hatinya ia tahu itu hanya alasan.

Yeosang tertawa bersama San, tetapi matanya penuh kehangatan. "Kalau itu membuatmu merasa lebih baik, kamu bisa memegang tanganku kapan saja."

San terus mengelus tangan Yeosang, merasakan kehangatan dan kekuatan yang terpancar dari sana. "Aku merasa tenang setiap kali menyentuh tanganmu," bisiknya.

Yeosang menatap San dengan penuh cinta. "Aku selalu ada di sini untukmu, San. Apapun yang kau butuhkan, aku akan memberikannya."

Kehamilan San tidak selalu berjalan mulus. Ada saat-saat di mana ia merasa lelah dan emosional.

Namun, setiap kali ia merasa cemas, kehadiran Yeosang selalu memberinya ketenangan.

Suatu hari, ketika San merasa sangat tidak nyaman, ia memanggil Yeosang yang sedang berada di dapur. "Yeosang, bisakah kamu datang ke sini sebentar?"

Yeosang segera datang, meninggalkan apa yang sedang dilakukannya. "Ada apa, sayang? Apakah kamu baik-baik saja?"

San mengangguk pelan, tetapi air mata mengalir di pipinya. "Aku hanya merasa sangat lelah dan cemas. Bisakah kamu memegang tanganku?"

Yeosang duduk di samping San, meraih tangannya dan mengelusnya lembut. "Aku di sini, San. Segalanya akan baik-baik saja."

San merasakan ketenangan yang luar biasa setiap kali ia menyentuh tangan Yeosang. "Terima kasih, Yeosang. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu."

ATEEZ MPREG Oneshots [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang