12

214 18 8
                                    

“Terimakasih Daozhang, karena kau mau menyetujui keputusan kami. Daozhang boleh membantu, namun Daozhang harus ikut kami kembali ke Gusu setelah ini." Ujar Jiang Cheng.

“Aku mengerti posisi kalian. Hal ini pasti adalah rahasia.” Ujar Xiao Xingchen.

“Terimakasih banyak Daozhang!” Ujar Wei Wuxian.

Dan akhirnya setelah pembicaraan itu, mereka langsung mengemas semua barang-barang berhaga mereka lalu kebali ke Gusu.

***

“Kita sudah sampai. Ayo keluar.” Ujar Xie Lian dan merekapun keluar.

Di luar merekapun disambut oleh penjaga Gusu dan mereka diarahkan sampai ke aula tempat Qingheng-jun berada.

“Salam Ayah, salam ibu.” Ujar Lan Xichen memberikan hormat yang diikuti oleh semuanya.

“Salam anak-anakku dan semuanya. Bagaimana perjalanan kalian?” Tanya Qingheng-Jun.

“Semuanya berjalan dengan lancar ayah. Apakah selama kami pergi, Gusu baik-baik saja?” Tanya Lan Xichen.

“Syukurlah. Kau tak perlu khawatir Huan, alat-alat buatan a-Xian dan a-Cheng sangat kuat. Jadi, Gusu sangatlah aman. Jika ayah boleh tau, bagaimana bisa tuan Xiao Xingchen bisa bersama kalian?” Tanya Qingheng-Jun saat melihat Xiao Xingchen.

“Salam Qingheng-Jun. Saya hanya ingin membantu anak dari murid saya yakni Wei Wuxian dan Jiang Cheng dalam menjalankan tugas mereka. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga mereka.” Ujar Xiao Xingchen sambil memberikan hormat.

“Wah, ternyata a-Xian dan a-Cheng memiliki paman yang sangat hebat.”

Wei Wuxian dan Jiang Cheng hanya tersenyum  saja. Sementara Xiao Xingchen sedikit terkekeh.

“Terimakasih atas pujiannya tuan.”

“Saya juga sangat berterimakasih pada anda tuan Xiao. Karena anda sudah membantu a-Xian dan a-Cheng. Hari sudah malam. Lebih baik kalian istirahat. Tuan Xiao, silahkan ikuti pelayan kami agar kau dihantarkan sampai ke kamarmu.” Ujar Qingheng-Jun.

“Baiklah, terimakasih Qingheng-Jun.” Ujar Xiao Xingchen.
Pada malam itu, pembicaraan pun berhenti dan mereka kembali ke kamar masing-masing.

Kini, terlihat Wei Wuxian yang sedang duduk dan memutar-mutarkan serulingnya dengan lihai di tangannya.
Sreettt
Pintu terbuka, menampakkan Lan Wangji dengan sesuatu di punggungnya.

“Lan Zhan!” Ujar Wei Wuxian sambil tersenyum senang.
“Mn. Wei Ying, kemarilah.” Ujar Lan Wangji sambil berjalan ke sebuah meja yang terletak di ruangan tengah Jingshi.

“Hmmm? Lan Zhan! Apa ini?” Tanya Wei Wuxian sambil duduk berhadapan dengan Lan Wangji.

“Guqin.” Ujar Lan Wangji sambil membuka kain yang membungkus alat musik itu.

“Waw! Ini sangat cantik Lan Zhan! Apakah ini senjata spiritual?” Tanya Wei Wuxian sambil meraba guqin itu.

“Mn. Gusu memiliki 2 senjata warisan. Lebing milik kakak, dan guqin milikku.” Ujar Lan Wangji.

“Heee, Lan Zhan! Bisakah kau memainkan lagu untukku?” Tanya Wei Wuxian.

“Dilarang bermain musik di malam hari Wei Ying.” Ujar Lan Wangji mengungkit peraturan di Gusu. Wei Wuxian memanyunkan bibirnya.

“Aishhh, Lan Zhan! Sekali saja Lan Zhan! Untuk apa kau membawanya padaku jika kau tidak mau memainkannya untukku?? Kau menyebalkan!” Ujar Wei Wuxian sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada dan menutup matanya.

(WANGXIAN, XICHENG) Happy But Difficult Fate (愉快而沉重的命运)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang