menyadari dan meminta maaf

3.3K 261 29
                                    

Haii sobatt Azkiyaa
Apa kabar? Apa kalian baik-baik saja?
Kalo aku baik hihi

Semoga suka ya sama cerita aku♥️

Jangan lupa vote and komen banyak-banyak ya💞💞

Follow juga hihi

Happy reading

Suasana rumah yang tadinya rame, sekarang sudah agak sepi karena sudah berpulang ke rumah masing-masing. Terkecuali kan Reynan, Jefri, Ilham dan Iqbal yang masih di rumah Anan, mengobrol dengan Nanda, ayah Anan dan Melisa, ibu Anan.

"Ohh, jadi kamu adik nya Anan?" Tanya Rey pada anak kecil sekitar umur 6 tahun yang duduk di samping Nanda.

"Namanya Narendra, panggil aja Naren." Ujar Nanda.

Nanda masih mengingat kalau Reynan dan Jefri itu sahabat dekat almarhum Laksa sejak SMP, dan mereka berdua di bilang sangat dekat juga dengan Lili dan Asa waktu itu.

"Udah siang nih, mau makan dulu gimana?" Tanya Melisa, wanita paruh baya itu sudah cukup membaik di bandingkan pagi tadi.

"Maaf tante, lain kali aja ya, soalnya tadi ayah saya udah telfon saya buat nyusul ke kantor." Ujar Reynan canggung.

"Saya juga tan, lain kali aja bareng Rey." Sambung Jefri meringis.

Melisa mengangguk paham. "Ya sudah tidak apa-apa, lain kali ya."

"Saya sama om Nanda mau ngucapin terimakasih udah mau bawa anak saya ke rumah sakit kemarin, sampai-sampai di temenin sampai selesai operasi nya,"

"Makasih ya nak,"

Mendengar itu, membuat Jefri dan Reynan saling berpandangan. Ia bingung harus menjawab apa, karena pada dasarnya bukan mereka lah yang membawa Anan ke rumah sakit , apa perlu mereka mengatakan nya?

Reynan dan Jefri sama-sama terdiam membuat melisa menatap bingung.

"Kenapa diam aja? Kalian berdua dengar tante kan?" Tanya Melisa.

Reynan menghela nafas. "Bukan kita berdua yang bawa Anan ke rumah sakit tan." Ujar Reynan, Jefri ikut mengangguk i ucapan Reynan.

"Kalau bukan kalian, lantas siapa yang membawa Anan ke rumah sakit?" Nanda bertanya, Nanda pikir Jefri dan Reynan lah yang membawa anak nya ke rumah sakit.

"Abas. Abas yang bawa Anan ke rumah sakit."

Deg

"Abas?"

Melisa dan Nanda menatap satu sama lain. "Abas, Abas teman kalian sama Laksa dulu?" Tanya Melisa.

Jefri mengangguk. "Iya, sama istrinya Azkiya. Mereka berdua yang nemu Anan kecelakaan di jalan." Ujar Jefri.

Tunggu, tunggu. Azkiya? Melisa dan Nanda semakin di buat terkejut.

"Azkiya itu sahabat Anan kan?" Tanya Nanda.

Reynan mengangguk. "Kita semua juga baru tau kemarin, bahkan Abas juga baru tau kalau istrinya itu sahabat Anan, om."

"Semuanya di luar dugaan." Lanjut Jefri.

Melisa menunduk, entah perasaan apa yang ia rasakan saat mengetahui bahwa orang yang selama ini ia benci adalah orang yang membawa Anan ke rumah sakit.

"Kenapa kemarin saya tidak melihat Abas dan di hari pemakaman nya Anan mengapa dia juga tidak datang?" Tanya Nanda.

FamyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang