menanam bunga

995 108 16
                                    

haii bertemu lagi dengan akuu
maaf banget nih baru up, soalnya author sempettt hehe
btw di desa kalian hujan ga??

hidup damai dengan 2b:
berusaha dan bersyukur

HEHE

HAPPY READING GUYSS

3 hari telah berlalu. Dan selama 3 hari kemarin Famyan selalu memberi 1 bucket bunga kepada Azkiya setiap pulang dari rumah sakit.

Sikap Famyan tersebut justru membuat Azkiya merasa aneh dengan sikap suaminya. Tapi 80% Azkiya sangat senang saat suaminya itu bersikap romantis pada nya.

Setiap Azkiya bertanya kepada Famyan perihal bucket bunga, pasti Famyan akan menjawabnya dengan ucapan seperti ini:

"Aku beliin bunga untuk kamu, itu artinya aku semakin cinta sama kamu, Azkiya."

Memang terdengar aneh bagi Azkiya, tetapi Azkiya tetap senang dengan sikap manis suaminya.

Hari Minggu, Famyan libur bekerja. Famyan tidak mengajak Azkiya pergi ke mana-mana, Famyan justru mengajak Azkiya menanam bunga di samping rumahnya hari ini.

"Memangnya Amy bisa nanam bunga?" Tanya Azkiya, melihat semua bahan dan bunga yang sudah tertata rapi di samping rumah.

"Kamu meremehkan suami kamu sendiri? Gini-gini dulu Amy paling suka menanam buah-buahan di pesantren."seru Famyan.

Azkiya menghela nafas. "Kan itu buah Amy! Sekarang kita mau nanam bungan bukan buah!"

"Kita tidak akan tau sebelum mencoba nya." Ujar Famyan. Lalu mengambil bunga anggrek, pot dan pupuk.

Famyan berjongkok dan mulai merancang satu persatu. Azkiya yang semula masih berdiri sambil menatap Famyan yang sibuk menanam bunga anggrek, akhirnya ia ikut jongkok juga membantu suaminya yang seperti nya kerepotan.

"Aku berharap taman bunga yang kita buat ini akan tetap di rawat sampai anak-cucu kita nanti."

Azkiya tersenyum mendengar perkataan Famyan. "Pasti Amy."

"Azkiya." Panggil Famyan.

"Kamu tau kan saya sibuk dengan pekerjaan Amy?" Azkiya mengangguk.

"Jadi, tolong rawat taman bunga ini ya?"

"Saya akan cari orang buat bantu kamu merawat taman bunga ini."

Azkiya mengerutkan kening. "Kita rawat bareng-bareng, seperti yang Amy bilang tadi untuk merawat bunga-bunga ini sampai anak-cucu kita nanti." Ujar Azkiya.

Famyan tersenyum. "Saya mencintai kamu, Azkiya."

Azkiya tersenyum malu, ia reflek menyiratkan air ke wajah Famyan akibat salah tingkah.

"Makin hari, makin pinter kata-kata manisnya." Seru Azkiya.

"Kan saya bilang nya cuma sama kamu, Azkiya."

Azkiya terkekeh sambil mengelap cipratan air yang terkena wajah Famyan. "Aku juga cinta sama Amy."

.....

"Amy cobain deh!" Ujar Azkiya memberikan semangkok seblak miliknya pada Famyan.

Selesai menanam bunga pagi tadi, malamnya Azkiya menginginkan seblak, dan pada akhirnya Famyan lah yang harus membeli seblak untuk istrinya.

"Enggak ah, pedas!" Celetuk Famyan.

"Enggak Amy, ini cuma level 10 jadi gak terlalu pedas." Ujar Azkiya pada suaminya yang fokus menonton bola.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FamyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang