BAB 2 [Bertemu Lagi]

17 2 2
                                    

•••Bacanya sambil dengerin playlist ost Lovely Runner yaw!•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Bacanya sambil dengerin playlist ost Lovely Runner yaw!
•••

Malam ini Elia ingin sekali menikmati martabak telor yang dijual dekat persimpangan jalan rumahnya, untuk menuju ke sana hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit, tidak lama. Elia sudah meminta izin kepada Bundanya untuk pergi membeli martabak telor dan dia sudah rapi hanya dengan menggunakan baju tidur bermotif awan serta hijab yang wajib dikenakannya.

"Bun, Elia pergi dulu ya beli martabak telor," ucap Elia pamit pada Bundanya yang sedang asyik menonton televisi.

Bunda langsung tertuju pada Elia yang berdiri hendak bersalaman. "Sendirian aja? Kenapa enggak minta ditemenin ayah, ini sudah malam loh, Nak."

"Kasian ayah, Bun, masa baru pulang kerja udah disuruh pergi lagi. Lagian dekat kok Bun cuma ke simpang."

Bunda menghela nafas, lalu mengangguk seraya berkata, "Ya sudah hati-hati, langsung telepon Bunda kalo ada apa-apa. Takutnya kamu lupa jalan pulang, kita baru seminggu pindah ke sini kalo kamu lupa."

"Iya Bunda, insya Allah aman kok."

Elia pun pamit mencium tangan sang Bunda dan bergegas keluar sembari mengucapkan salam, dia takut bundanya berubah pikiran menjadi tidak mengizinkannya membeli martabak telor.

Dengan mengendarai motornya, Elia menghirup udara segar di malam hari untuk pertama kalinya semenjak dia pindah ke Solo. Kota Solo tidak sepadat Kota Jakarta, jalanan malam harinya tidak terlalu ramai dan itu membuat Elia senang pindah ke sini. Waktu juga baru menunjukkan pukul setengah sembilan malam, wajar saja masih banyak yang nongkrong di warung-warung sekitar. Sebentar lagi Elia sampai ke tempat gerobak martabak telor, dia tinggal menyebrang saja untuk sampai ke sana.

Elia pun berhenti di dekat gerobak martabak telor, lalu turun dari motor untuk segera memesan. Gadis itu dengan berani menghampiri penjual yang sedang menggoreng.

"Pak, saya pesan martabak telornya dua bungkus ya," ucap Elia dengan sopan.

Si penjual pun mengangguk mendengar ucapan Elia barusan. "Tunggu sebentar ya mbak, saya bikin sepuluh pesanan dulu baru nanti bikin yang mbak. Maklum mbak lagi rame, tapi kalo mbaknya mau nunggu ya silakan," ucap si penjual dengan hati-hati. Dia takut membuat pembeli kecewa karena menunggu lama, apalagi dia baru melihat Elia membeli martabak telornya.

Elia tersenyum. "Enggak pa-pa, Pak, saya nunggu aja," ucapnya. Gadis itu sudah tidak sabar mencicipi makanan favoritnya, lagi pula hanya disuruh menunggu bukan memanjat pohon.

Sembari menunggu pesanannya Elia mencari tempat duduk dan bermain ponsel. Beberapa kali dia melihat pembeli yang sedang makan di sana, sepertinya martabak telor ini sangat enak, buktinya banyak sekali yang membeli hingga mengantre.

Dan Elia tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang langsung duduk di depannya, lelaki itu sibuk merogoh saku seperti sedang mencari ponsel. Setelah mendapatkan ponselnya lelaki itu pun menegakkan kepalanya, sungguh Elia benar-benar dibuat tidak menyangka saat melihat wajah lelaki itu. Bibir Elia seketika kelu untuk menegurnya.

Bismillah Menuju HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang