Buat kalian yang mau bikin gw tambah semangat nulis dan mau support gw kalian bisa nyawer gw di sini:
https://saweria.co/langlang27Buat beli kuota gais, terima kasih
Selamat membaca...
-------------------Saat ini aku sudah kembali berdiri. Aku memperhatikan satu iblis yang sedang mengamuk dan menyerang membabi buta. Hawk jiga tengah menjelaskan cara kerja senjata ku dan juga kelemahan iblis itu.
Ternyata senjata ku ini masih sama seperti di game. Aku memiliki dua deck yang terletak di sabuk, deck itu ada di kanan dan juga kiri. Deck kanan berisi berbagai senjata dan kiri berisi berbagai skill yang aku bisa pakai. Kartu itu bisa digunakan atau bisa menjadi senjata apabila aku memasukkannya ke alat yang berbentuk kepala burung di tangan kanan ku ini.
"Intinya, iblis itu baru bisa mendeteksi apabila lawannya merasakan rasa takut."
"Kalau aku biasa saja, apa dia tidak bisa mendeteksi ku."
"Mungkin, aku juga tidak tau skill apa yang dia punya. Aku hanya bisa menganalisa basicnya saja."
"Itu cukup, terima kasih Hawk."
"Jadi...kau benar-benar ingin memainkan game ini?"
"Aku belum bisa menentukannya, tapi...aku tidak bisa membiarkan iblis itu memakan banyak lagi korban."
"Tch naif! Kau menjaga diri sendiri saja tidak becus!"
"Tapi kamu mau membantu ku kan? Seperti biasanya?"
"Hufftt mau tidak mau. Aku juga kesal melihat wujud iblis itu."
"Kita mulai rekan?"
"Ya!"
Aku mengambil salah satu kartu dari deck kanan ku. Kartu itu menunjukkan gambar busur panah. Tanpa berlama-lama aku langsung memasukkannya ke armor tangan kanan ku.
"Bow! Realize!!!"
Tiba-tiba armor tangan kanan ku berubah menjadi sebuah busur, tapi...
"Hawk, aku tau bow yang kamu maksud itu busur panah. Tapi....mana panahnya?"
"Kau ini masih muda sudah pikun. Aku sudah bilang cara kerja ku itu sama persis seperti di game! Yang membedakan hanya level kita yang ke reset!"
Benar juga, aku baru ingat cara kerja alat ini. Aku segera mensejajarkan busur itu, dengan menggunakan tangan kiri aku seolah-olah sedang menarik panahnya. Panah itu lalu muncul tiba-tiba dan sedang ku tarik.
Kemudian aku lepaskan dan mengenai tepat pada sasaran. Aku lakukan berkali-kali, tapi darah dari sang iblis hanya berkurang sedikit. Iblis ini hanya level 3 bukan? Kenapa setebal ini, sesusah itukah game ini?
"Oi! Ambil satu kartu dari deck kirimu."
Benar juga! Aku segera mengambil satu kartu. Ada sebuah tulisan 'enhance' di kartu yang ku ambil. Tanpa pikir panjang aku langsung kembali memasukkannya.
"Enhance! Realize!"
Aku merasakan energi yang kuat ada pada senjata ku. Aku kembali menarik busur tersebut. Aku merasakan hal yang berbeda dibanding tadi.
Aku segera melakukan serangan kembali. Efektif! Darah iblis itu berkurang lebih banyak. Aku lakukan berulang kali sampai darah iblis itu menipis.
"Fre. Sudah saatnya menghabiskannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zannen Shoujo
Teenfikce"Kebahagiaan mu dan kebahagiaan ku berbeda. Aku hanya bisa mendapat kebahagiaan dengan cara ini. Kita ber..." "Aku bakal jadi sumber kebahagiaan mu." "Percuma! Kita berbeda! Apa kamu lupa?" "Aku akan berusaha."