08.KEHILANGAN

7 2 0
                                    

8

Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya.

Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"-"-"

Tangan bintang bergerak menampar pipi angkasa cukup keras, sampai-sampai orang di sekitarnya pun melihat kearahnya.

"Plakkkkk..."

"Awshh, sakit" rintihan angkasa karena ia berkali-kali di tampar bintang.

"heran gua sama lo, lo lebih Belain orang lain dibanding adik lo sendiri"

Setelah hening bintang berbicara terlebih dahulu.

"Angkasa! minta maaf Sekarang" ujar bintang cepat.

"Sory" ucapan singkat itu keluar dari mulut angkasa. Dibalas anggukan bulan.

"Kamu nanti istirahat di rumah aja ya?"

"Nggak mau A'a, aku mau cari ayah sama bunda." Rengekan bulan terhadap Elvano.

"Ya udah, tapi nanti tunggu di mobil aja, jangan keluar." Ujar Elvano sembari menatap bulan.

"Yeayy, siappp A'a, makasih" bulan pun tersenyum senang karena Elvano mengizinkan ia ikut.

"Kamu masih bisa jalankan! Kaki mu ada yang sakit gak"

"Aku udah nggak kenapa-kenapa A'a, ayokkk kita cari bunda sama ayah" ujar bulan yang menarik tangan Elvano.

Mereka pun beranjak pergi, meninggalkan pekarangan rumah sakit.

"-"-"

Sesampainya di tempat lokasi bintang dan Elvano beranjak turun dari mobil, tapi tiba-tiba ada panggilan telfon, lalu Vano mengangkat Telfonnya terlebih dahulu.

"Halo, selamat pagi, apa ini benar tuan Vano." Ujar seseorang dari sebrang sana.

"Iya benar, ada apa Yah, ini dengan siapa?" Ujar vano yang sedikit canggung.

"Maaf tuan, saya ingin mengabari anda tentang orang tua anda."

" Iya, apakah bunda dan ayah saya sudah di temukan." Ujarnya sembari menatap bulan.

"Ini orang tua anda sudah di temukan, sekarang sedang berada di rumah  Sakit, setelah ini akan di bawah pulang."

"Iya, sekarang saya akan segera pulang."

"Baiklah saya tunggu tuan."

Vano menyalakan mobilnya, dan segera beranjak untuk pulang.

"A'a! bunda dan ayah baik-baik aja kan!"

"Insyaallah, kmu berdoa saja yah, udah jangan nangis dong." Ujar vano sembari menenangkan bulan sang adik yang lagi menangis di tempat duduk belakang.

DIBALIK LANGIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang