10.KAKAK YANG BAIK!

6 0 0
                                    

10

Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya.

"-"-"

Dimobil hening sejenak, bulan memandangi jalanan sembari melamun, Elvano mengajaknya berbicara namun bulan sama sekali tidak meresponnya.

"Lan!"

"Bulan! Sayang" panggil Elvano lagi.

"Kamu senang nggak, A'a belikan novel, banyak gini."

"Bulan!" Suara yang lumayan keras membuat Bulan tersadar dari lamunannya.

"Astaghfirullah, apa sih A'a"

"Kamu ini kenapa, A'a lagi bicara nggak kamu dengarkan."

"Gapapa kok" ujar bulan yang sembari memainkan buku-bukunya.

"Nggak usah bohong, A'a tau, kamu lagi mikirin sesuatu kan."

"Cuma kepikiran bunda dan ayah, A'a" ujar bulan, tak terasa air matanya yang sedari tadi di tahan, lolos begitu saja.

"Hei, kamu harus ikhlas bulan, bunda dan ayah sudah tenang di sana."

"Aku mau ke makam bunda, ayah" ujar bulan Sembari Menatap Elvano.

"Kapan-kapan saja ya, A'a nanti ada janji sama rekan A'a, masalah kerjaan, penting banget, nggak bisa ditinggal."

"Nggak mau. Bulan mau ke makam bunda, ayah. Sekarang..."

"Bulan, kamu bisa ngertiin A'a dikit ya sayang." Ujar Elvano lembut.

"Nggak mau, aku maunya sekarang." Ujar bulan sembari menggoyakan lengan Elvano, yang sedang menyetir.

"Bulan! Kamu ini sudah dewasa, Kamu seharusnya bisa ngertiin A'a."

"Jangan kayak anak kecil begini."

Elvano tiba-tiba menyentak bulan, bulan sontak terkejut oleh suara Elvano.

"Kalau A'a nggak mau anterin aku bisa berangkat sendiri."

"A'a sekarang udah berani bentak bulan, A'a sudah tidak sayang sama bulan." ujar bulan sebelum ia menangis.

"Astaghfirullah, jangan kayak gini lah, A'a ada kerjaan, ntar kalau A'a sudah free kita ke makam bunda, ayah."

Bulan tidak menyahuti Elvano, ia kembali menatap jalanan dan melamun, selang beberapa menit sampai di pekarangan rumah, bulan turun tanpa mengucapkan sepatah katapun, bulan memasuki kamarnya, ia membanting pintu, Elvano yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya.

Elvano bergegas mendekati pintu kamar bulan, lalu ia berusaha membujuk bulan.

"Bulan! jangan kayak gini yah, nanti kita ke makam bunda, ayah kalau kerjaan A'a selesai." Ujar Elvano sembari mengetok pintu kamar bulan.

"Buka pintunya yahh."

"Nggak mau. A'a pergi saja" bulan yang sedikit mengeraskan suaranya.

DIBALIK LANGIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang