BAB 2

2 1 0
                                    

Dara duduk di kursi taman dekat gerbang sekolah menunggu supirnya menjemputnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, biasanya sang supir sudah menjemput dara sebelum bel berbunyi. Kondisi sudah cukup sepi, hanya tersisa anak anak ekskul dan pengurus inti OSIS yang kabarnya akan rapat termasuk Cecylia.

Sibuk memandangi lapangan, tiba tiba Dara menangkap Raka bersama gengnya berjalan ke arah parkiran. Gerik geriknya membuat Dara tersenyum tipis.

"Perasaan udah setahun gue di sekolah ini, kenapa baru sekarang sih lo datang kak," lirih Dara.Tiba tiba Kevin seolah olah menunjukkan ke arah Dara, lalu Raka menoleh ke arah Dara dan melangkah mendekatinya.

"Kenapa belum pulang?" tanya Taka pada Dara.

"Mmm nunggu jemputan kak," jawab Dara."Sama gue aja," ucap Raka.

"Ehhh nggak usah, nggak papa kak, nggak papa," jawab Dara.

Raka memegang tangan Dara.

"Ayo".

Raka pun membawa Dara yang sudah pasrah.

"Widihhh Rak, udah pegang pegangan aja nihhh," goda Galang.

Dara yang malu pun menunduk menyembunyikan pipinya yang sudah memerah. Raka yang memperhatikan wajah Dara, lalu tersenyum tipis.

"Muka lo merah," bisa Raka tepat di telinga Dara.

"Apaan sih kak," ucap Dara sambil menginjak kaki Raka, tanpa menegakkan kepalanya.

"Hahahaha". Kevin, Galang dan Fikri tertawa melihat tingkah Dara.

Raka memberikan helm pada Dara sekaligus jaketnya.

"Makasih kak,"

Kemudian Raka dan Dara berangkat diikuti Kevin, Galang dan Fikri.

Sepanjang perjalanan Dara sangat menikmati keriuhan jalan ibu kota. Sudah sangat lama dia tidak bepergian dengan motor, penjagaan yang ketat membuat Dara pergi kemana maan dengan mobil dan tidak boleh sembarangan.

"Rak, kita ke rumah Galang ya," ucap Fikri yang tiba tiba berada di samping motor Raka.

Raka hanya membunyikan klaksonnya. Lalu Fikri, Kevin dan Galang mengambil jalur lain.

"Rumah lo dimana?" tanya Raka."Komplek Pribumi kak," ucap Dara yang dibalas anggukan.

Tidak berapa lama mereka tiba di depan rumah Dara. Raka memperhatikan rumah Dara, mewah. Memang tipikal rumah orang berada.

"Kakak nggak masuk dulu?" tanya Dara.

Raka menggeleng, "Nanti muka lo merah lagi".

"Apaan sih kak, tadi tuh kepanasan tau, makanya merah," ucap Dara.

"Apa iya?" ucap Raka.

"Ternyata kakak nyebelin ya," ucap Dara.

"Buat lo doang," ucap Raka lalu menaiki motornya kembali.

Dara yang sudah salah tingkah menunduk sebentar lalu menatap Raka dengan mengatupkan bibirnya kuat kuat.

Sedangkan Raka dibalik helm full face-nya sudah tersenyum. Lalu Raka mengklekson dan segera pergi. Dara segera berlari ke rumahnya, menaiki tangga terburu buru menuju kamarnya. Segera Dara melompat ke atas ranjangnya, menenggelamkan kepalanya di bawah bantal.

"Ihhh apaan sih, nyebelin banget. Ihhhhh maluuuu. Mamahhh Dara baperrrr," teriak Dara masih di bawah bantal.

📑

"Sekarang lo jelasin alasan lo deketin Dara, Rak," ucap Galang serius. Raka hanya melirik Galang sekilas.

"Rak, kita tau lo nggak pernah dekat atau kenalan sama Dara sebelumnya. Tujuan lo apa?" tanya Fikri.

BEAUTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang