BAB 6

3 1 0
                                    

Dara sedang mengerjakan soal soal kimianya. Ini mata pelajaran favoritnya, dia menargetkan dalam dua jam dia harus berhasil mengerjakan 50 soal yang kebanyakan siswa lain akan muntah muntah mengerjakannya.

"Yey, akhirnya soal terakhir. Wahhh keren sih gue, hahaha," Dara mengapresiasi dirinya sendiri. Dara menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Setelah cuci muka, Dara mengaplikasikan berbagai jenis skincarenya. Namun baru saja mengoleskan cream malam, tiba tiba lampu mati.

"AAA!!" Dara panik.

"Bi!! Lampunya kenapa?" teriak Dara.
Tidak ada jawaban sama sekali. Dara meraba raba dinding kamar mandi. Dia mulai berjalan menuju tempat tidurnya. Mungkin karena sudah mengenal kamarnya, Dara tidak menabrak apapun. Setelah beberapa langkah, akhirnya Dara tiba di tempat tidurnya lalu segera duduk. Dara hendak tidur melupakan lampu yang masih padam.

Cetak

Dara mendengar sesuatu dari luar kamarnya. Dia yakin dari luar kamarnya. Dara menjadi panik, takut ada maling datang kerumahanya. Apalagi mamahnya belum pulang.

Tap tap tap

Dara mendengar suara langkah kaki. Dara benar benar panik, dia segera meraih ponselnya, menyalakan flash. Dara segera menuju pintu, mengunci pintu kamarnya.

Tap tap tap

Langkah kaki itu terasa mendekat ke kamarnya. Dara panikk, dia menangis sembari menutup mulutnya. Dara mencari suatu nomor, satu satunya orang yang dia pikirkan sekarang.

Raka

Dara menelfon Raka. Tak berapa lama, panggilan terhubung.

"Halo,"

"Kak, hiks,"

"Lo kenapa?"

"Gue takut, ada orang di rumah gue, hiks,"

"Tunggu gue disana,"

"Jangan matiin kak, gue takut,"

"Iya tenang, gue ngga matiin"

Dara memegang erat ponselnya sambil menangis dalam diam. Kali ini Dara membayangkan orang orang yang sering mengancam nyawanya.
Sejak kematian papahnya, banyak orang yang ingin menyakiti keluarganya.

Ceklek ceklek ceklek

Tiba tiba seseorang menggerakkan angkle pintu kamar Dara. Dara semakin takut, dia terduduk memeluk dirinya sendiri.

"Mahh, Dara takutt, hiks" ucap Dara lirih.

"Lo nggak bakalan kenapa napa," sahut Raka dari telefon.

"Kak, hikss, hiks hiks," Dara sangat ketakutan, angkle pintunya semakin digerakkan lebih cepat.

"Dara!!" panggil seseorang sepertinya dari lantai bawah. Dara langsung berdiri, itu suara Raka. Kurang dari 10 menit Raka tiba di rumah Dara.

"Non Dara!!" panggil seseorang lagi sepertinya satpam.

Tap tap tap tap tap

Langkah kaki menjauhi kamar Dara seolah berlari. Lalu terdengar suara kaki lagi ke arah kamarnya.

"Dar, dar. Ini gue Raka," panggil Raka dari luar.

Dara langsung membuka pintu kamarnya, memeluk Raka yang berada di depan pintu bersama satpam yang memegang senter.

"Kak Dara takuttt," cicit Dara.

"Tenang, gue disini".

Satpam yang sadar posisinya, segera bergerak mencari saklar pusat lampu rumah Dara. Tak berapa lama, lampu menyala.

BEAUTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang