BAB 3

1 0 0
                                    

"Nah bener kan, yang tadi itu kak Glen anaknya om Leo. Untung gue ingat nama putra tunggal keluarga Bhaskara," ucap Cecylia pelan sembari membaca deskripsi keluarga Bhaskara yang ada di file ayahnya.

"Sil, kamu ngapain nak?" tanya Raisa, ibunda Cecylia.

"Bun, tau nggak. Aku ketemu kak Glen anaknya om Leo," jawab Cecylia.

"Oh iya? Dimana?"

"Di tukang mie ayam dekat sekolah, sama temennya,"

"Gimana, keliatan sehat nggak Glen?"

"Sehat kok mah, bugar malah. Tinggi, badannya bagus,"

"Baguslah,"

"Kenapa emang bun?"

"Kejadian lima tahun lalu pasti memberikan trauma nak. Glen terpaksa ke luar negeri dua tahun menyelesaikan masa junior high school nya. Dan setelah kembali ke Indonesia keluarganya tak kunjung lepas dari dugaan, walaupun perusahaan mereka bisa bertahan, tetapi satu berita kecil saja akan merobohkan sahamnya kembali," ucap Raisa.

"Pasti kak Glen stress ya, hidupnya nggak tenang," ucap Cecylia.

"Karena itu bunda khawatir,"

"Tenang bun, teman temannya kak Glen itu seru semua, setidaknya menghilangkan beban pikiran, hehehe,"

"Ooo yaudah deh, kamu juga kalo ketemu, perhatiin kakak kamu itu,"

"Siap bun".

Raisa meninggalkan kamar Cecylia.

"Kak Glen itu cakep banget bun. Tapi aku takut bilangnya hihihi," ucap Cecylia pelan setelah Raisa pergi.

Keluarga Cecylia jarang sekali membahas laki laki. Bahkan kakak Cecylia yang sudah bekerja pun belum memiliki pacar, apalagi dua adiknya. Cecylia empat bersaudara, hanya ada satu laki laki, anak terakhir. Seharusnya ada dua, namun anak laki laki yang seharusnya menjadi anak kedua meninggal saat bayi. Ibu Cecylia bekerja sebagai psikolog sedangkan ayahnya bekerja sebagai dosen dan insinyur pesawat.

"Dari gaya kak Glen, nggak mungkin dia biarin masalah lima tahun yang lalu gitu aja. Harusnya kak Glen mikirin sesuatu buat bantu keluarganya. Gimana kalo kak Glen ada niat balas dendam. Bisa bisa Dara dalam bahaya, gimana dong," lirih Cecylia. Dia termenung, otaknya memang tidak bisa berhenti berfikir.

"Udah pliss stress gue nanti, mau belajar aja deh," Cecylia segera membuka buku biologinya.

📑

Pagi ini, Dara datang lebih awal dari biasanya. Dara harus mengantar mamahnya ke bandara, sekalian saja dari bandara ke sekolah. Tapi secepat cepatnya Dara tiba, pasti sudah ada Cecylia di kelas.

"Silll!! Cepet banget datangnya," ucap Dara.

"Loh gue yang harusnya nanya. Tumben lo cepet ke sekolah, biasanya juga mepet bel. Gue mah selalu cepet," ucap Cecylia.

"Iye iye, tau. Tadi nganter mamah ke bandara," ucap Dara.

"Tante keluar kota?"

"Ho'oh, ada kerjaan,"

"Gue temenin nanti malam," ucap Cecylia.

"Nggak usah beb, aman udah. Kan ada supir, bibi, lagian kayak nggak biasa aja gue sendiri".

Cecylia tiba tiba teringat dengan kejadian dia bertemu dengan El.

"Yaudah deh, tapi ingat selalu aktifin hp lo ya," ucap Cecylia.

"Iya beb".

"Hari ini latihan?" tanya Cecylia.

"Nggak beb, besok jadinya yang lain pada sibuk hari ini,"

BEAUTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang