Ch. 02

400 45 3
                                    


"Heeseung!"

Beomgyu yang datang dari arah berlawan melangkah cepat menemui dirinya yang terduduk lemah di anak tangga dengan berpegangan disana. Mungkin sudah saat ini wajah Heeseung pucat pasi. Bagaimana tidak. Ia terlalu memikirkan apa hal yang akan terjadi padanya setelah pertemuan mereka kembali sekitar 10 tahun lamanya. Dan Heeseung terlonjak saat Jaeyoon masih ingat dengan ucapan kecilny dulu pada Heeseung.

"Bersetubuh, kah?" Heeseung bergumam kecil. Ia sedikit pening kepalanya. Dan kini ada Beomgyu di hadapanny yang mencemaskannya.

"Apa yang terjadi? Mengapa kau pucat sekali." Tangan Beomgyu tidak berhenti memegangi kepalanya untuk melihat sesuatu. Melihat bagaimana keadaan Heeseung, Beomgyu berasumsi bahwa pria barusan mungkin mengancam Heeseung dengan ancaman nyawa atau apapun yang lebih dari itu. Dan Heeseung jadi syok dibuatnya kini.

"Katakan padaku, Heeseung. Apa yang terjadi? Kau pucat." Wajah Beomgyu tertekuk khawatir. Dan ia tidak berhenti dalam menunggu jawaban Heeseung padanya. "Kau pucat. Apa pria itu mengancammu? Atau di mencoba membunuhmu di tempat?" Tubuh Heeseung di guncang beberapa kali. "Ayo kita laporkan saja Heeseung dia kepolisi, agar ditindaklanjuti. Ayo." Tangan Heeseung ditarik bangun. Tapi Heeseung tidak berkutik. Masih diam disana dengan wajah dan kepala penuh tanda tanya.

"Mengapa harus lusa? Mengapa."

Heeseung masih dipandangi oleh Beomgyu. Ia seperti kehilangan arahnya kalau begini keliatannya.

"Apa ada masalah lain? Mari kita cari jalan keluarnya Heeseung. Jangan begini.."

Setengah memelas Beomgyu memohon. Kali aja sahabatnya itu akan mendengarkan barang sedikit waktu pun.

"Kau butuh uang? Apa biaya apartemenmu kembali membengkak? Apa kau butuh itu?"

Kepala Heeseung menggeleng. "Lalu apa? Kau hanya diam dan tidak menjelaskan apapun padaku. Dan mana bisa aku tau apa yang kau butuhkan?" Suara Beomgyu sedikit meninggi. Antara kesal dan sebal lalu tidak menemukan jalan keluar dari apa yang terjadi pada sahabatnya kini.

"Aku baik baik saja Beom-ah." Kali ini Heeseung menatap dalam pada sahabatnya. Jika tidak ceoat meluruskan kesalahpahamannya dengan presepsi gila Beomgyu, bisa saja anak ini gila karenannya.

"Aku hanya butuh istirahat sepertinya. Jadi tolong beri aku waktu untuk sendiri. Aku perlu waktuku sendiri. Aku tidak apa apa." Telak Heeseung melempar senyuman manisnya. Senyuman yang membuat Beomgyu benar benar sedikit tenang setelah melihatnya.

"Baiklah kalau begitu. Aku takut terjadi yang tidak diinginkan. Aku khawatier." Katanya kemudian. Ia mengusak anak rambut Heeseung sebelum anak itu pergi meninggalkan Heeseung sendiri.

"Menyusullah dengan segera. Kau tahu, bukan. Pergantian kelas sebentar lagi?"

Heeseung mengangguk. "Bagus kalau begitu." Beomgyu terakhir kali tersenyum bersama pesan terakhir sebelum dirinya benar benar pergi meninggalkan Heeseung untuk dirinya sendiri disana.

Kemungkinan terbesarnya... apa itu dirinya?

Heeseung mengacak rambutnya gelisah. Dan sepertinya tebakannya benar.

###

"Kau sudah mendapatkan apa yang kuminta hyung?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[01] LUST || JAKESEUNG || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang