1. Jangan makan manis

2 1 0
                                    

"Az pingin es krim,"rengek Nera.

Azka yang sedang bermain ponsel mendongak,menatap Nera yang menghampirinya dengan wajah lucu.

"Lo lagi diet,"ingat Azka kembali memainkan ponselnya.

"Sekali aja."

"Gak!"

"Pleaseeee sekali_"

"Nggak,nanti kalo udah makan pasti lo nyalahin gue,"potong Azka memasukkan ponselnya kedalam saku.

"Duduk,"titah Azka. Mereka kini berada di depan mushola. Nera menurut dan duduk di sebelah Azka.

Azka tersenyum menarik pipi gembul Nera. Sangat disayangkan jika nanti ia tak bisa mencubit pipi tembam itu. Mengapa Nera sangat ingin kurus?

"Lo harus konsisten,"nasihat Azka kembali tersenyum dengan bibir tipisnya.

"Iya!"sungut Nera dengan wajah kesal.

"Kok ngegas?" Azka tertawa dengan tangan terus mencubit pipi Nera. Semakin hari pipi itu semakin menggemaskan.

"Ish sakit Az!"bentak Nara menepis tangan lelaki itu. Ia harus menyelamatkan pipinya dari tangan laknat Azka.

"Gemes gue liat pipi Lo,"ucap Azka membenarkan rambut Nera yang berantakan. Rambut Nera halus,Azka senang menyisir dan ikut merawat rambut Nera.

Nera tak menggubris,dirinya kini sibuk memperhatikan murid-murid yang sedang berwudhu. Sedikit melamun.

Sebentar lagi sholat Ashar akan dimulai,dan masih ada waktu untuk jajan sebentar di kantin.

"Gue pingin yang manis ih Az,"rengek Nera lagi. Perutnya yang buncit terus saja meminta untuk diisi. Sialnya,semakin Nera bertekad untuk diet,semakin melonjak juga hasratnya untuk makan. Atau... memang semua perempuan pernah berada di fase ini?

"Lo udah manis Ra,ngaca aja." Nera cemberut. Azka masih bisa-bisanya merayu Nera,padahal itu tidak mempan sama sekali.

"Pantesan aja tiap malem gue digigit nyamuk,taunya gue manis!"sentak Nera membuat Azka tertawa terpingkal.

"Kebiasaan lupa pake Autan,"cibir Azka membuat Nera menoyor kepala Azka.

"Kata mamah daging gue manis jadi nyamuk suka,"ucap Nera bangkit dari duduknya hendak mengambil air wudhu.

"Lo udah Wudhu kan?"tanya Nera kepada Azka yang sekarang mengikutinya.

"Kan gue pegang Lo jadi batal lagi,"jawabnya sembari menggenggam tangan Nera.

"Yaudah lepas,Lo mah nyari kesempatan!" Nera berjalan terlebih dahulu memasuki area whudu meninggalkan Azka yang sekarang kembali terkekeh melihat tingkah gadis gembul itu.

***

"Maaaaa coklat Nera mana?"tanya Nera begitu tak mendapati coklatnya yang tiga hari lalu diberi oleh Azka dan ia ingat menyimpannya didalam kulkas.

"Katanya dari sekarang mau diet,jadi mama makan biar kamu gak oleng,"jawab Mama dengan wajah tanpa dosa.

"Mamaaaaaaaaaa."

Nera ingin menangis rasanya,kalau tahu akan seperti ini seharusnya ia habiskan dari waktu itu.

"Kamu tuh kalo pingin diet gak usah makan yang manis!"

"Iyaaaaaaaa,"jawab Nera naik menuju kamarnya.

***

Azka melangkah memasuki ruangan papanya dengan wajah datar.

Matanya sibuk memperhatikan sang papa yang sedang berkutik dengan pekerjaannya.

"Pa."

"Apa nak?"tanya Papa tak melepas pandangannya sekalipun.

"Besok ulang tahun Azkia,"ucapnya memberi tahu.

Papa berdeham sebagai jawaban.

"Kia masih 6 tahun Pa,jangan samakan dengan Azka,dia beda." Setelah mengatakan itu Azka keluar dari ruangan itu dengan hati sesak.

Kelakuan papanya tak pernah berubah,selalu saja seperti itu.

Memasuki kamar sang adik yang terduduk di pinggir kasur.

"Kak Azka?"tanya gadis dengan wajah lugunya.

Azka berlutut di hadapan adiknya,sakit rasanya melihat orang yang paling ia sayangi tak bisa melihatnya.

"Iya sayang,ini kakak." Azka mengelus surai panjang adiknya.

"Besok kamu ulang tahun,pingin apa sayang?"tanya Azka menatap kedua netra adiknya.

"Papa,Azkia pingin papa."

Azkia meraba wajah Azka dengan senyuman manis,"Kak Azka... Kia pingin banget liat wajah kakak. Kia pingin liat kakak sama kak Nera,"lirih gadis itu.

"Cuma itu,Kia gak mau apa-apa lagi,"lanjutnya mencoba meraih tangan kakaknya,Azka dengan cepat mengenggam tangan mungil itu.

"Maaf sayang..."

***

"Bete mulu lo jadi manusia,senyum napa,"cibir Nera melihat Azka yang terduduk di bangkunya dengan wajah masam.

"Hari ini Kia ultah,"tutur Azka.

Nera tersenyum lalu merangkul lelaki itu,"harusnya Lo seneng dong!kok sedih?"

"Lo tau apa yang dia minta?" Nera menggeleng.

"Dia pingin dipeduliin papa,dan dia pingin liat wajah gue dan Lo."

Azka menghembuskan napasnya,menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Sakit gue Ra, sumpah."

Nera hanya terdiam,tak mampu mengatakan apapun.

Katanya pingin kurus!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang