Prolog

720 57 1
                                    

Jeno duduk sendirian di ruangannya yang sepi, memandangi foto keluarga kecilnya yang tersimpan di meja kerjanya. Jeno adalah seorang direktur yang sukses, namun kesuksesan tersebut tidak pernah membawa kebahagiaan yang sesungguhnya bagi jeno. Dahulu, hidupnya penuh dengan berkah dan kasih sayang dari Tuhan.

Dia memiliki pasangan yang mencintainya sepenuh hati, dan mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama jino yang menjadi sinar mata mereka berdua.

Namun, Jeno tidak pernah benar-benar menghargai keberuntungan yang dimilikinya. Dia terlena dengan pekerjaannya yang sibuk, mengejar ambisi dan keinginan pribadi tanpa memikirkan bahwa yang paling berharga dalam hidupnya sedang ada di sampingnya. Dia sering mengabaikan waktu bersama keluarganya, meremehkan perasaan pasangan dan putranya, hingga akhirnya keegoisannya merenggut kebahagiaan mereka.

Ketika kekasih hati Jeno, Renjun, akhirnya memutuskan untuk pergi, Jeno baru tersadar. Bahwa dia telah terlambat. Dia meratapi kebodohannya, menyesali setiap perbuatannya. Kini, Renjun sudah tidak bersamanya lagi, meninggalkan Jeno dengan rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam

Namun, yang lebih menyakitkan bagi Jeno adalah melihat nasib anak mereka, si kecil jino yang tidak bersalah, yang kini harus tumbuh tanpa kehadiran lengkap sebuah keluarga. Anak-anak lain memiliki keluarga yang utuh, sementara anaknya hanya memiliki seorang ayah yang terlambat menyadari betapa berharga keberadaan Renjun bagi mereka.

Jeno mulai memikirkan masa depan anaknya sendiri. Dia bertekad untuk memperbaiki dirinya, meskipun terlambat, dia ingin menjadi ayah yang lebih baik, yang hadir dan peduli. Dia berjanji untuk mengisi hari-hari Jino dengan cinta dan perhatian yang seharusnya dia berikan sejak awal.

Meskipun terlambat, upaya Jeno untuk mengubah dirinya menjadi seseorang yang lebih baik adalah langkah pertama dalam membangun kembali apa yang telah dia hancurkan dengan keegoisannya.

Meskipun terlambat, upaya Jeno untuk mengubah dirinya menjadi seseorang yang lebih baik adalah langkah pertama dalam membangun kembali apa yang telah dia hancurkan dengan keegoisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafkan aku atas keegoisankuBegitu egoisnya aku hingga anakku yang ikut merasakan sakitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafkan aku atas keegoisanku
Begitu egoisnya aku hingga anakku yang ikut merasakan sakitnya

Jika ada kesempatan kedua apakah kita bisa bersama lagi?

Saat kau pergi dari genggamanku saat itulah aku baru menyadari betapa berharganya hadirmu dalam hidupku

.

Maaf banget kalau banyak typonya udah lama banget ngga nulis lagi semoga suka sama cerita baru yang aku bikin ya udah 2 tahun sejak terakhir nulis ada yang masih inget ngga sama ff ff aku yg lain wkwk

HadirmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang