(Part ini telah diperbarui^^-Bam)
°°°
Kecanggungan dan rasa bersalah masih merayapi relung hati Annie sejak mereka berdua pergi dari bar setelah pertengkaran tadi. Ness juga tidak berbicara bahkan untuk menjawab permintaan maafnya. Annie sangat menyadari yang dia lakukan adalah kesalahan, sebab dahulu dia pernah berjanji pada seseorang, tidak akan melakukan hukuman fisik kepada Ness.
Saat ini, mereka duduk saling berhadapan di sofa. Rumah sederhana serba putih dan silver menjadikan gaya rumah mereka cukup mewah dengan suasana yang sepi karena hanya ditinggali oleh ibu dan anak. Keputusan Annie untuk pindah di Kanada sebulan setelah Ness memutuskan pensiun dari dunia musik, adalah keputusan yang terburu-buru tanpa rencana dan persetujuan dari Ness sendiri.
Meskipun anak itu sempat murung karena meninggalkan Korea, tetapi akhirnya mau menerima walau masih setengah hati.
"Kenapa Mama lagi-lagi melakukan ini? Aku sudah bilang beberapa kali, kalau aku tidak mau kembali bernyanyi," ucap Ness membuka topik.
Sambil menunjuk ke lemari kaca berisikan piala dan penghargaan, dia menambah, "apa semua itu belum cukup juga untuk memuaskanmu?"
"Aku sudah melakukan apa pun yang kau inginkan untuk mimpimu itu."
Annie menarik napas panjang, mencoba menahan emosi yang hampir meluap. Dia tahu, percakapan ini sudah lama tertahan di antara mereka berdua. Kemudian, dia menatap Ness dengan sorot mata lembut dan tegas.
"Ini bukan tentang penghargaan atau tentang impian mama, Ness," jawab Annie. "Ini tentang semua yang kau tinggalkan. Kau punya bakat yang luar biasa. Kenapa kau membiarkan satu kecelakaan itu menghentikan semua?"
Ness tersentak mendengar kata-kata mamanya. Rasa sakit dan ketidaknyamanan yang selama ini terpendam kembali mencuat. Dia mengepalkan tangan dan menatap Annie dengan tatapan tajam.
"Mama enggak pernah mengerti." Ness menggeleng pelan, berusaha menahan getar di suaranya. "Bagi Mama, semua itu hanya soal bakat dan penghargaan, tapi bagiku, itu adalah hidupku yang hancur. Kecelakaan itu bukan sekadar insiden biasa. Aku kehilangan kepercayaan diri. Aku kehilangan diriku sendiri di atas panggung!"
Annie terdiam sejenak, tetapi dia masih belum menyerah. Baginya, melihat Ness meninggalkan dunia yang pernah menjadi sebagian besar hidupnya adalah keputusan yang sulit diterima.
Dia berusaha menahan perasaan frustrasinya dan berkata, "Ness, Mama tahu kecelakaan itu meninggalkan luka yang dalam, tapi kau tidak bisa terus lari dari semuanya hanya karena takut. Banyak orang punya kesempatan kedua dan mereka tidak menyerah begitu saja."
Ness tertawa getir, "kesempatan kedua?" Dia mengulang dengan nada sinis. "Bagaimana bisa Mama mengatakan itu? Sejak kecelakaan itu, Mama malah membawaku pindah ke Kanada, jauh dari tempat aku memulai, dari semua hal yang berarti buatku. Semua orang yang aku kenal, hidup yang aku punya ... Mama memutuskan semuanya tanpa bertanya."
Annie terkejut mendengar Ness mengungkit keputusan pindah mereka ke Kanada. Dia menggigit bibir, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Mama pikir, pindah adalah cara terbaik untuk kita berdua memulai yang baru, Ness. Mama ingin menjauhkanmu dari semua tekanan yang pernah kau lewati dan juga memberimu waktu untuk pulih."
"Tapi bukan ini yang aku inginkan! Aku ingin diberi pilihan, aku ingin bisa mengambil keputusan sendiri," Ness mengangkat suaranya, tidak lagi bisa menahan emosinya. "Mama selalu mengatakan ini untuk kebaikanku, tapi kenyataannya ... Mama hanya ingin menjaga citra dan impian Mama sendiri, bukan milikku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑼𝑵𝑫𝑬𝑹 𝑻𝑯𝑬 𝑴𝑨𝑷𝑳𝑬 𝑭𝑨𝑳𝑳 [KAINESS-ON GOING]
Fanfiction[REWRITING] 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫 atau sapaan akrabnya sebagai Idol, 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚. Namun, sekarang dia bukan lagi seorang Idol yang dipuja-puja oleh para wanita di dunia. Dia tidak lain hanyalah manusia biasa yang berbaur dengan manusia lainnya...