Sea Jatuh Cinta? (1)

123 17 1
                                    

Suatu hari yang cerah, anak - anak kelas 6-1 berkumpul di aula besar. Sea, Mark, Piploy, Film, dan Poin sudah berdiri berbaris bersama teman - temannya yang lain.

Akan tetapi, Piploy terlihat gelisah dibelakang Sea. "Kau gapapa Ploy?" Tanya Film dengan nada khawatir.

"Aku gapapa!" Jawab Piploy dengan suara tinggi.

"Takut disuntik ya?" Goda Mark. Karena memang hari ini, kelas 6 dijadwalkan untuk suntik vaksin Hepatitis B.

"Tahun lalu, lu nangis sampe satu sekolah kedengaran!" Lanjut Mark, sambil tertawa.

"Bacot!" Bisik Piploy dengan geram. Sungguh ga pernah satu hari tanpa Mark mengusiknya!

"Mark, jangan gitu dong, kasihan Ploy," Jawab Sea. Yang selalu membela Piploy setiap saat.

"Lu tu temen gw atau Piploy si? Kok lu bela Ploy terus?" Tanya Mark, pura - pura serius.

"Kalian dua - duanya temen gw kok," Jawab Sea, yang tentunya masih polos walaupun sudah 6 tahun.

"Ga! Lu mesti pilih satu! Gw atau Ploy?"

"Pilih kalian berdua," Ucap Sea dengan mantap.

"Udah ah! Jangan dengerin Mark, Sea. Ga berfaedah banget!" Seru Piploy. Gemes sama topik mereka.

Setelah Piploy ngomong, nama Sea dipanggil oleh salah satu petugas kesehatan. Alhasil Sea harus maju, meninggalkan teman - temannya.

Sea dengan tenang duduk di depan seorang wanita seumuran ayahnya yang sedang sibuk menulis sesuatu pada bukunya. Namun hening berakhir ketika sang wanita berkata kepada asistennya, "Tolong jarumnya, Jim."

"Ini akan sakit sedikit, tapi jangan bergerak ya." Ucap sang wanita kepada Sea, sambil membasuh suatu area pada bagian atas lengan Sea secara spiral dengan kapas alkohol.

"Baik Bu." Balas Sea. Tidak butuh waktu lebih lama dari 1 menit, hingga Sea menyelesaikan semua proses vaksin dengan tenang.

"Baik, sudah selesai." Ujar sang wanita, setelah menempelkan plester pada area penyuntikan.

"Terima kasih!" Balas Sea, dan langsung turun dari bangkunya. Namun Sea tidak langsung kembali ke dalam kelasnya. Akan tetapi, ia menghampiri Ploy yang sudah hampir menangis di bangkunya.

"Ploy, kalau takut, pegang tangan aku aja." Ucap Sea sambil mengusap punggung Piploy. Alhasil Piploy memegang telapak tangan kanan Sea dengan erat - erat sambil menutup mata.

"Sakitnya kayak digigit semut aja kok. Ga bakal lama." Ucap sang petugas, yang juga berusaha menenangkan Piploy. Tapi malah air mata Piploy sudah mencucur keluar, tanpa bersuara.

Walaupun air mata sudah keluar, petugas langsung menginjeksikan vaksin secara cepat. Selagi Piploy bener - bener terdiam di kursinya.

"Sudah selesai Ploy." Ucap Sea, yang membuat mata Piploy kembali terbuka.

"Good job Ploy!" Seru Sea, sambil sang petugas menempelkan plester ke Piploy.

Akan tetapi, Piploy masih terdiam walaupun masih memegang tangan Sea erat - erat.

"Terima kasih! Kamu hebat sekali sudah menemani temanmu!" Puji sang petugas.

"Hehe, terima kasih Kak. Ploy memang takut jarum," Balas Sea dengan seutas senyum, "Balik ke kelas yuk Ploy?"

Ploy mengangguk. Dengan tuntutan Sea, ia turun dari bangku dan berjalan ke arah pintu keluar. Namun, ternyata ada tangan yang menghentikan langkah mereka.

"Sea... Boleh temenin aku juga ga? Aku takut." Rengek Poon yang sudah menangis ketakutan. Bu Godji dari jauh sudah mengisyaratkan permohonan kepada Sea.

Alhasil. Tangan kanan Sea, masih menggandeng Piploy. Sedangkan tangan kiri Sea, diremas keras dengan Poon. Sungguh kejadian yang sangat memorable.

Tanpa disangka, seorang asisten sudah memperhatikan Sea sejak awal hingga Sea dengan kedua temannya keluar dari aula. Asisten tersebut tersenyum melihat Sea yang terlihat sangat mendukung Piploy dan Poon. Kemudian, kelas 6-2 masuk setelah anak - anak kelas 6-1 selesai. Muncul 4 serangkai, Ohm, Nanon, Chimon, dan Neo yang memperhatikan Film dari jauh. Senyum sang asisten langsung menghilang.

"Bjir. Lama - lama Film makin cantik aja." Seru Chimon, meleyot.

"Diem lu, itu calon pacar gw!" Bales Neo.

"Heleh. Calon gw itu!" Ujar Nanon

"Halu semua lu. Film sukanya sama gw!" Ucap Ohm Pawat dengan bangga.

"Itu mah lu yang halu! Udah 10x lu ditolak!" Balas Nanon

"Yang penting gw mencoba. Ga kayak lu bertiga! Nyali ga ada!"

"Liatin aja! Besok gw tembak Film!" Seru Neo, bertekad kuat. Walau semua orang tau, pasti dia hanya membual. Karena secara realistis, dia bakal merinding ketakutan, keringat dingin.

Tapi semua imajinasi itu ditemplang oleh View, "Oi, lu empat! Ga usah macem - macem ke temen gw!"

Sehingga ini sudah menjadi rahasia umum, bahwa Film dikejar - kejar oleh empat serangkai dari kelas sebelah. Sungguh benar - benar cewek primadona. Tapi selalu dihadang dengan View, teman dekat Film.

Alhasil, empat serangkai itu menggerutu karena View. Hingga Ohm Pawat melihat wajah familiar, "Oi, Chi! Itu bukannya koko lu?"

"Loh iya. Kok Koko gw bisa ada disini?" Balas Chimon yang bingung melihat Kokonya yang sibuk dengan jarum, kapas, dan plester di sekolahnya.

-

Sepulang sekolah, Sea masih menggandeng tangan Piploy. Melihat kehadiran mama Piploy, Sea langsung berjalan ke arahnya. "Siang Tante!" Sapa Sea dengan senyuman.

"Siang Sea! Piploy kenapaa?" Tanya mama Piploy, yang segera menggenggam tangan Ploy yang kosong.

"Tadi jadwal suntik vaksin, Tan." Jelas Sea dengan singkat padat jelas.

"Astaga. Terima kasih ya Sea. Yuk pulang, Ploy." Ajak sang ibu. Alhasil Piploy mengangguk, dan melepas genggamannya dengan Sea.

"Tante duluan ya Sea."

"Iya Tan. Bye bye Ploy!" ucap Sea, sambil melambaikan tangannya. Walaupun Ploy masih terlihat sedih, ia membalas lambaian tersebut.

Tidak butuh waktu yang lama hingga ia mendengar seseorang memanggilnya, "Dek Sea!"

Sea langsung menoleh dan menjumpai Book - sepupunya yang sekarang sudah di kelas 1 SMA- dengan teman lamanya, Force. "Ko Book! Ko Force!"

"Siapa tu? Pacarmu?" Tanya Force, dengan cengir khasnya dan satu alisnya yang terangkat ke atas seperti sang rubah.

"Cantik sih! Cocok!" Tambah Book.

"Ih! Engga! Papa bilang Sea masih terlalu kecil buat pacaran." Jelas Sea. Namun hanya dibalas dengan tawaan Book dan Force.

"Kok ketawa si?" Ucap Sea dengan ngambek, hingga memanyunkan bibirnya.

Force yang masih tertawa, mengucek bibir manyun Sea dengan jempolnya, "Iya iya, Dede Sea masih kecil. Mending sekarang latihan sama Ko Force aja!"

"Hidih. Pedofil!" Bisik Book.

"Shh. Oh ya Sea! Hari ini kita nginep di rumahmu ya!" Ujar Force, sambil merangkul bahu Sea.

"Benarkah?" Tanya Sea, dengan gembira. Kalau kedua Koko ini sudah menginap, pasti akan tidur di kamarnya. Jadi malam ini, Sea tidak perlu tidur sendirian!

"Tentu! Saatnya kita ngerecokin rumah Suksuk* Earth!" Seru Book dengan antusias. Walaupun alasan menginap ini selalu karena orang tua mereka yang ada project luar kota, tapi mereka selalu senang kalau nginepnya di rumah keluarga Sea. Karena pastinya makanan di rumah Watthanasetsiri selalu enak - enak!

*Suksuk = paman 

Perjalanan Bumi di Laut BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang