Malam itu di rumah Watthanasetsiri, Sea makan malam bersama dengan orang tuanya seperti biasa. Namun malam ini spesial karena Book dan Force yang juga ikut hadir pada makan malam. Kali ini, Sea duduk diantara Earth dan Mix, berhadapan dengan ForceBook. Disertai dengan meja penuh dengan hidangan. Earth dan Mix sudah menyiapkan banyak sekali jenis makanan, mulai dari ikan gurame bakar, udang rebus, ayam rica - rica, dan sapi lada hitam.
"Pi, aku boleh kasih Ziewor ayam ga?" Tanya Sea ke Mix.
"Boleh Sea. Kasih bagian daging putihnya ya. Yang bagian bumbunya ga nempel." Ujar Mix. Dibalas dengan anggukan Sea, yang mulai mengambil daging putih dari ayam rica - rica, dan memberikannya kepada Ziewor yang berada di kolong meja.
"Sea makan juga." Ucap Earth, yang sudah memberikan daging ikan gurame suwir - tanpa tulang - di piring Sea.
"Thank you Pa!" Kata Sea dengan riang, memakan ikan yang diberikan papanya, "Papa juga makan!" Sambil memberikan beberapa suwir ayam rica - rica ke piring Earth.
"Terima kasih Sea! Anak papa baik deh!" Puji Earth, tersenyum bahagia. Mix, Force, dan Book hanya bisa mengabaikan momen bucin ayah anak ini! Sudah belasan tahun, namun kelakuan bapak ini tidak pernah berubah!
Sambil mengupas udang, Earth bertanya ke kedua anak diseberangnya. "Tahun depan kalian naik kelas 11, sudah tau mau masuk IPA atau IPS?"
"Aku si udah pasti IPA, Suk! Papa sama Mama juga udah bilang mending IPA. Biar nanti waktu daftar kuliah bisa lebih terbuka ke semua jurusan yang ada." Balas Book
"Baguslah. Kamu sendiri juga IPA-nya bagus dari SD." Ujar Earth
"Nanti kalau ada kesusahan di Biologi, hubungi aja. Suksuk bisa bantu." Ucap Mix
"Beneran ya Suk! Kalau gitu aku bakal sering - sering chat Suksuk, jangan komplain ya!" Timpal Book.
"Ya itu tergantung chat kamu gimana." Kikik Mix melihat tingkah keponakannya ini.
"Force gimana? IPA juga?" Tanya Earth
"IPA aku mah ancur Suk! Ga mungkin IPA." Jawab Force
"Ya iyalah. Orang tiap hari tidur di kelas." Tawa Book
"Ai Book!" Ujar Force dengan geram, hingga keduanya berantem sendiri.
"Berarti kalau Force di IPS, kalian pisah dong. Padahal sudah hampir sepuluh tahun kalian sekelas terus." Ucap Mix
"Iya juga. Kalian siap pisah?" Tanya Earth
"Siap la Suk! Force kan bukan pacar aku!" Balas Book, menggebu - gebu.
"Kalau gitu, nanti kalau lu kesepian, jangan lari ke gw ya!" Ejek Force
"Liat aja nanti! Gw ga bakal lari ke lu lagi!"
"Sudah - sudah. Heran kalian berantem terus, tapi hubungan lebih awet dari orang pacaran." Ucap Earth
"Haha! Mungkin love language mereka tu verbal abuse." Tawa Mix sekali lagi.
"Ngomong - ngomong pacaran, Sea kayaknya lagi deketin cewe ni Suk!" Goda Force
"HAH?!? Sama siapa? Sea kok ga cerita?" Tanya Earth, sedikit panik. Siapa yang mau ambil anaknya?
"Ihhh Ko Force mah! Itu bukan apa - apa! Lagipula Papa kan yang bilang, kalau Sea terlalu kecil buat pacaran."
"Tapi tadi aku sama Force beneran liat Sea gandengan sama cewe. Mesra bangettt!" Tambah Book. Memberikan kayu ke api yang sudah membara.
Earth sekarang beneran sudah berhenti mengupas udang, dan fokusnya 100% di Sea sekarang. "Siapa Sea?"
Mix ikut bertanya, "Piploy?"
"Aku cuman berusaha hibur Ploy, Pa. Piploy takut jarum, jadi aku bantu dia," Jelas Sea, dengan bibir yang kembali memayun.
"Syukurlah. Kalau teman sedang kesusahan, memang benar Sea bisa membantunya. Tapi Papa ga mau kamu pacaran sekarang ya! Kalau emang kamu serius sama Ploy, nanti saja waktu kuliah." Ucap Earth.
"Perasaan Sea ke Piploy ga kayak gitu, Pa. Lagipula aku lebih suka Ko Force," ujar Sea yang membuat satu meja hening seketika. Earth sudah menatap tajam Force. Plot twist yang ga terduga!
"Oh. Kenapa Sea bisa suka sama Force?" tanya Earth, dengan nada mencekam. Force sekarang menjadi mixed feeling - senang Sea yang bilang kalau ia suka sama dia, tapi takut karena Sea ngomong begini di depan Earth! Mix dan Book hanya bisa menatap Force dengan kasihan.
"Soalnya Ko Force ganteng! Pinter basket, voli, sama badminton juga! Sea juga mau kayak Ko Force, berotot!" Seru Sea, yang membuat Force tambah mixed feeling.
Namun ternyata, diluar dugaan BMKG, Earth tertawa. "Sea, itu namanya kamu kagum ke Force, bukan suka. Suka atau bahkan cinta lebih kompleks dari itu, sayang."
"Eh? Apa bedanya, Pa?" tanya Sea, yang masih kebingungan.
Earth yang dilempar pertanyaan seperti itu, terlihat bingung bagaimana ia bisa menjelaskan kepada buah hatinya ini. Mix yang melihat hal tersebut, berusaha membantu Earth. "Sea, cinta itu lebih dalam dan melibatkan perasaan yang lebih kompleks. Cinta biasanya terjadi antara dua orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat dan saling peduli. Sedangkan mengidolakan seseorang lebih kepada melihatnya sebagai inspirasi dan contoh positif."
"Tapi Ko Force dekat dan peduli sama aku, Pi. Tiap ketemu Sea, pasti Ko Force selalu gandeng tangan, terus Ko Force juga beli makanan buat Sea. Kalau nginep, Ko Force selalu puk - puk sama selimutin Sea. Ko Force juga selalu tidur deket sama Sea. Berarti Ko Force suka sama Sea dong!" ujar Sea, yang hampir membuat kedua remaja di depannya tersedak dan keringat dingin. Terlebih Earth yang mukanya balik lagi menjadi seram.
"Sea, kamu peduli sama Force?" tanya Earth, sangat kejam.
"Uhm! Sea sayang sama Ko Force. Kalau ketemu, Sea selalu sapa Ko Force. Kalau jalan, Sea selalu gandeng Ko Force," ucap Sea, dengan sangat polos. Mix hanya bisa tersenyum geli mendengar respons anaknya ini.
"Menurut Papi, bener apa yang Papa kamu bilang. Kalau mau hubungan yang serius, tunggu kuliah ya sayang. Soalnya kalau kuliah, pasti wawasan Sea sudah lebih luas, dan mantap," balas Mix, sambil mengusap kepala buah hatinya.
"Berarti Sea boleh pacaran sama Ko Force waktu kuliah, Pi?" tanya Sea.
"Kalau pada saat itu, perasaan Sea masih sama seperti sekarang, Papi setuju aja," dibalas lagi oleh Mix. Walaupun orang tua satunya lagi masih terdiam.
"Sea, Koko sayang sama Sea... Tapi sebagai adik, Sea," ucap Force yang akhirnya bersuara, walaupun sedikit terbata - bata. Keringat dingin sudah membasahi jidatnya.
"Eh? Tapi kan Sea belum kuliah...,"
"Udah yuk, Sea habiskan makanan dulu. Lihat, ikan yang Papa kasih masih utuh," ucap Earth dengan nada netral, walau mukanya masih masam.
"Yuk makan.. Makan..." ajak Book yang sedikit canggung.
Alhasil, mereka berlima melanjutkan makan malam mereka. Ditambah udang yang dari tadi Earth kupas selama pembicaraan, ia bagi ke Mix dan Book. Force terpaksa harus mengupas udangnya sendiri dengan sedih.
"Force," panggil earth setelah selesai makan.
"Ya, suk?" balas Force dengan tegang.
"Mulai malam ini, jangan tidur di kamar Sea ya. Suksuk bakal siapin kamar tamu buat kamu."
"Ok Suk."
"Kalau aku gimana Suk?" tanya Book
"Bebas Book, kamu mau di kamar Sea atau bareng Force?"
"Bareng Sea aja deh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Bumi di Laut Biru
Short StoryPenasaran bagaimana seorang ayah menghabiskan waktunya dengan anak semata wayangnya?