Rapat Inti

22 9 7
                                    

4 Agustus.

Untuk OSIS baru, banyak rapat adalah hal biasa. Mereka pastinya banyak pr, setelah mewarisi jabatan untuk mengemban amanah, tidak mungkin mereka akan langsung melanjutkan. Mereka harus mengoreksi kegiatan, mempertimbangkan silabus dan bahkan bisa jadi membuat kegiatan baru. Seluruhnya dibahas ketika rapat, entah rapat besar, entah rapat masing-masing bagian. Seperti bagian inti OSIS.

Ruangan sunyi. Empat orang, bendahara, sekertaris, wakil ketua dan ketua duduk melingkar.

Shiva mulai membuka rapat, Arta serius, sebagai sekertaris dia harus mencatat.

"Baiklah, aku mulai, ya, langsung saja, alasan kenapa aku mengumpulkan kalian adalah pertama, karena kalian adalah anggota tim inti. Tujuannya aku ingin kita lebih banyak mengobrol di sini, tidak ada canggung-canggung.

"Sesama tim inti juga harus saling mendukung, bendahara mendukung sekertaris, wakil mendukung ketua, dan sebaliknya. Pokoknya saling mendukung, memotivasi, saling support. Solid. Bisa, ya?"

Semua mengangguk.

"Yang kedua, tugas. Pembagian tugas. Kalian sudah membaca SOP belum?"

Semua mengangguk kecuali Arta. Dia masih menulis.

"Arta sudah?"

Yang ditanya kaget, mendongak menatap mata. Lantas buru-buru menutup buku kecilnya. Arta kurang mendengar pertanyaan tadi. Shiva tersenyum.

"Sudah?"

Emm.. Arta menggeleng. "Belum," pelan.

"Kemarin ketika rapat besar sudah mencatat? Visi misi OSIS, planning Agustus, planning setahun ke depan?"

Arta tersentak, jantungnya berdegup. Panik. Dia kan sama sekali tidak mencatat.

Senyum Shiva kembali mengembang.

"Nah, karena itulah kita berkumpul. Pertama, kita harus lebih bertanggungjawab dari yang lain, kita kan tim inti, masa kalah sama yang lain. Juga kita harus lebih paham SOP.

"Wakil, dialah yang memimpin rapat besar, menjadi MC, aku yang menunjuk. Bendahara mengelola uang kas, mengatur keuangan estimasi dan semua perbelanjaan akan kebutuhan. Sekertaris mencatat semua yang kiranya penting, membuat tabel, mengkopi dokumen, mendesain proposal dan lain-lain.

"Selain saling mendukung, aku juga ingin kalian menjadi pelopor keberhasilan kita, garda terdepan OSIS. Diusahakan, ya?"

Mata Shiva beredar, tetapi diam sejenak ketika menatap Arta. Alhasil Arta kikuk, menatap meja, mengangguk.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita Arta ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang