3. Two Boys

404 1 0
                                    


Suara serigala melolong memecah keheningan di tengah hutan. Kegelapan yang menyelimuti tercerahkan oleh kehadiran seekor burung yang berpendar biru. Burung itu terbang di sekitar perkemahan Magnus dan Hanako.

Sementara burung sihir yang diciptakannya berpatroli, Tuannya tengah asik menggempur gadis yang tidur bersama dengannya di tenda tersebut. Hanako terjatuh di alas tenda setelah melalui pelepasannya yang ketujuh sejak digauli oleh Magnus beberapa jam lalu.

Kaki Hanako gemetaran, tubuhnya licin karena keringat yang bercampur dengan semen pria yang menggagahinya. Dari puncak dadanya, air susu masih mengalir walau tidak sederas sebelumnya.

Magnus bersimpati pada Hanako yang mulai kelelahan. Pria itu mencabut kejantanannya dari liang kenikmatan, sisa cairan kental putih langsung meluber keluar dari lubang yang penuh diisi olehnya.

Magnus tidur disamping Hanako. Ia meraih pinggang gadis itu, memutar tubuhnya agar menghadap kepadanya. Sambil memeluk, kepala Magnus turun dan mulutnya meraih salah satu puncak payudara gadis itu.

"Mmhh...," Hanako mengerang karena sensasi geli kembali menyebar di tubuhnya. Ia menikmati hisapan dari pria itu, tangannya merangkul tengkuk Magnus, sementara satu tangannya membelai rambut pria itu.

"Minumlah sepuasmu, Magnus," ucap Hanako diselingi nada menggoda. Efek jus purpelia masih tersisa sedikit di tubuhnya, tetapi Hanako yang terbawa suasana menjadi lebih terbuka dan jujur dengan sendirinya.

Magnus melepaskan pagutan bibirnya, menatap mesra gadis itu sambil mengelus bibirnya dengan jari.

"Kau ingin menghisap juga?"

Setelah berkata demikian, Magnus memasukkan kedua jarinya ke dalam mulut gadis itu. Hanako langsung menghisap jari Magnus, ia mengulumnya seperti menikmati permen yang lezat. Magnus mendesah karena hisapan gadis itu membuatnya merasa enak.

Magnus langsung kembali ke sumber susu menggairah di depannya, mencecap kelezatan yang keluar dari benda kenyal tersebut.

Terdengar suara burung berkoak dari arah Barat hutan. Magnus seketika membuka kedua matanya. Ia menarik wajahnya, ekspresi pria itu berubah menjadi serius. Sorot matanya menajam penuh waspada.

"Ada apa?" Hanako ikut khawatir karena perubahan sikap Magnus yang tiba-tiba.

"Burung patroli yang kutugaskan menemukan sesuatu." Magnus langsung meraih celana panjangnya. Ia tetap bertelanjang dada dan langsung berlari keluar tenda.

Hanako akan baik-baik saja selama berada di dalam barier-nya. Pria itu pun langsung pergi menuju ke lokasi burung patrolinya berada.

Ternyata tidak jauh. Hanya sekitar dua puluh meter dari lokasi tenda mereka. Magnus bisa mengejar sosok yang dilaporkan oleh burung patrolinya. Tampak dari kejauhan, seorang pria bertelanjang dada dengan celana panjang melorot sampai lutut, terkurung di sebuah bola energi listrik.

Magnus menciptakan beberapa jebakan sihir di lokasi tenda, ia bahkan tidak menyangka ada orang yang cukup ceroboh menginjaknya dan berujung terperangkap di bola tersebut.

Melihat wajahnya, Magnus merasa tidak asing.

"Burung gila! Diamlah!" Pria asing itu berseru frustasi karena burung patroli Magnus tidak mau berhenti berkoak.

Burung itu baru diam setelah Magnus menghilangkan wujudnya. Tatapan pemuda di dalam bola listrik itu cengo, ia melihat Magnus yang datang mendekat dengan hawa membunuh.

"Tunggu! Ampuni aku!" Pemuda itu mengangkat tangan, raut wajahnya panik. Terputar kembali rekaman saat dirinya bertarung dengan Magnus dan berujung dengan kekalahan dirinya.

The Fall of Lightborn ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang