21 Juni 2024
Di pagi hari, Herbal terbangun dengan mata masih terpejam. Ia tersenyum ketika mendengar suara notifikasi khas dari balik ponselnya.
"Nunung?!" gumam Herbal singkat dengan senyuman manis.
Herbal dan Nunung sudah sering mengobrol. Terkadang candaan Herbal begitu halus, namun bisa menyayat hati Nunung. Meski begitu, Nunung sering kali hanya diam dan tersenyum, merespon pesan dan rekaman suara yang dikirim Herbal kepadanya.
Nunung bangkit dari tempat tidurnya, mematikan ponsel, dan pergi mandi karena harus bersiap berangkat kerja.
---
Pukul 3 petang, Nunung baru saja pulang kerja. Ia merasa ingin sekali menelepon Herbal dan mengajaknya untuk video call.
Melihat pesan ajakan dari Nunung itu, Herbal berdiri, hatinya berdegup kencang. Dalam hati : "DAG...DIG...DUG."
Mereka pun melakukan video call seperti yang telah disepakati. Itu adalah momen pertama kali Nunung dan Herbal saling bercakap secara langsung meskipun hanya via video call WhatsApp.
Herbal merasa salting tak menentu, saat menatap Nunung hingga hilang fokus pada cerita-cerita Nunung itu sendiri. Pertemuan online mereka mengungkapkan rasa suka yang semakin bertambah.
---
Beberapa jam setelahnya, mereka saling chat dengan senyuman di pipi. Masing-masing menceritakan topik nostalgia seputar ilmu dari sekolah mereka, seperti ekonomi, perniagaan, pengalaman, dan peristiwa dari hati ke hati.
Saat waktu tidur telah tiba, terjadi kesalahpahaman di antara keduanya mengenai lelucon Herbal yang tak mengenakkan hati. Hal ini membuat Nunung dan Herbal bertengkar hanya karena tidak mengekspresikan apa yang sebenarnya mereka rasakan.
Akibatnya, keduanya saling marah dan tak berbicara satu sama lain.
---
Di pagi hari berikutnya, Nunung terbangun dengan wajah panik. Ponselnya yang dalam mode senyap sudah berdering beberapa kali. Matanya masih setengah terpejam saat ia melihat deretan pesan dari Herbal. Ia segera membuka satu per satu pesan tersebut. Ternyata Herbal merasa kecewa karena mengira Nunung sengaja mengabaikan panggilannya.
Dengan perasaan bersalah, Nunung segera mengetik balasan.
"Maaf, Abang. Nunung ketiduran semalam. HP-nya silent, jadi gak kedengeran," tulisnya.
Namun, rasa bersalah itu tidak begitu saja hilang. Nunung mengirim beberapa pesan lagi, berharap Herbal mengerti dan mau memaafkannya.
---
Herbal, yang membaca pesan-pesan dari Nunung, merasa campur aduk. Ia sebenarnya hanya ingin waktu sendiri untuk menenangkan diri. Tapi setelah membaca pesan Nunung, perasaannya perlahan mulai melunak.
"Lupain aja ya Nung!! Abang lagi mau sendiri sebentar.. nanti siang kalau Nunung ada waktu, hubungin abang ya," balasnya akhirnya.
Namun, Nunung tidak bisa tenang. Ia tahu masalah ini harus segera diselesaikan.
"Abang, kenapa malah ngejauh dari Nunung? Nunung cuma ketiduran dan gak sengaja ke silent. Nunung cape banget semalam. Kenapa abang gak mau denger penjelasan dari Nunung?"Herbal merasa bersalah karena telah berprasangka buruk.
"Iya. Abang ngerti.. cuma abang mau tenangin diri bentar..." balasnya pelan."Tapi kenapa malah diem-dieman? Harusnya diselesaikan, bukan malah diem-dieman," kata Nunung dengan nada sedih.
Herbal merasa hatinya tersentuh. "Semalam abang berpikir buruk. Abang takut Nunung sakit atau terjadi sesuatu yang buruk... Maaf ya, Nunung."
"Ayo baikkan lagi?" kata Herbal akhirnya, mengalah pada perasaannya sendiri.
Nunung merasa lega, tapi masih ada rasa kecewa karena Herbal sempat ingin mendiamkannya. "Bukannya tadi mau diemin Nunung?" tanya Nunung, masih ragu.
Herbal tersenyum kecil, meskipun Nunung tidak bisa melihatnya. "Abang rasa waktu sendiri kurang baik. Nunung mau kasih tau gak abang salah apa aja? Biar abang perbaiki."
"Gak ada yang salah dan gak ada yang benar. Ini cuma salah paham aja. Nunung cape, abang khawatir. Sama-sama mikir kemana-mana," jelas Nunung dengan tulus.
Herbal merasa lega. "Makasih ya, Nunung. Abang salah paham. Abang sayang kamu."
"Aku juga sayang abang," balas Nunung dengan hati yang mulai tenang.
Nunung dan Herbal akhirnya sepakat untuk tidak lagi mendiamkan satu sama lain saat ada masalah.
Mereka tahu bahwa komunikasi adalah kunci dari hubungan yang baik. Meski Herbal butuh waktu untuk mantap dengan perasaannya, mereka berdua saling memahami dan mendukung satu sama lain.
Dengan senyum di wajah, Nunung kembali ke aktivitasnya, yakin bahwa hubungannya dengan Herbal akan semakin kuat ke depannya.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT BEHIND MISTAKES
Historia Corta"LIGHT BEHIND MISTAKES". Random Inpirasi INSTAGRAM PENULIS @muraj_al_marzuq