Part Sebelumnya
Dia menawariku minum dan mengambil gelas yang ada di lemari ruang tamu. Posisi gelas itu ada di laci lemari yang sejajar dengan pahanya, otomatis dia harus membungkuk untuk mengambil gelas. Dan ketika dia membungkuk, aku sangat terkejut. Karena dia masih menggunakan handuk, otomatis handuk itu tersingkap di bagian belakangnya, membuat bagian vaginanya terlihat.
Vagina yang mungil, berwarna Pink, dengan bulu halus yang baru tumbuh di sekitaran lubang surgawinya.
••••
Melihat hal itu tentu juniorku berdiri tegak. Warna vaginanya sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Setelah dia mengambil gelas dan menyimpannya di meja, Dea lalu ke dapur untuk mengambil juice yang sudah dia buat.
Saat dia kembali, aku terkejut, handuknya sedikit turun posisinya. Sehingga aku bagian belahan dada atasnya terekspose cukup jelas.
"Diminum ya kak jus nyaa" Ucapnya sambil tersenyum.
"Eeee... I-iii-iyaaa De, makasi banyak yaa" Jawabku gugup karena terlalu memperhatikan Bukit kembarnya.
"Badan kakak bagus bgt... Dea suka liatnya" Ucap Dea sembari tertawa.
Kebetulan aku memang sedang menggunakan baju yang biasa kupakai saat gym. Jadi lekukan otot di tubuhku ini bisa tercetak jelas di bajuku.
Setelah itu, Dea berlalu menuju kamarnya untuk menggunakan pakaian. Saat dia mulai berjalan, aku tak bisa berhenti membayangkannya tak menggunakan sehelai benangpun. Masih terbayang juga vagina mungil dan pink-nya dan belahan dadanya yang menggoda.
Baru saja aku meminum sedikit jus yang dia sajikan tadi. Tiba-tiba aku mendengar teriakan Dea dari kamarnya.
"AAAAA!!! KAK TOLONGIN DEAAAA!!!!"
Aku bergegas lari menuju lantai 2, karena kamarnya berada di lantai 2. Aku langsung membuka pintu kamar tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
"Kenapa dea?!" Tanyaku ketika memasuki kamar bernuansa pink dengan ukuran 3x4 meter.
Dea berlari ke arahku dan langsung memeluk tanganku.
"Itu kakk tadi ada kecoa di sana" Ucapnya sembari menunjuk ke meja rias.
"Mana gak ada Deaaaa..." Ucapku sembari mencari ke arah meja rias.
Kebetulan, meja rias tersebut cerminnya menghadap ke pintu kamar. Dan baru aku sadari, saat ini Dea sedang dalam posisi telanjang. Dadanya yang bulat padat berada di bagian Tricepsku dan yang lebih membuatku berkeringat adalah, telapak tanganku TEPAT berada di depan lubang kewanitaannya.
Entah bagaimana lagi, jemariku langsung mengusap bagian luar vagina miliknya yang mungil ini.
"Sssshhhhh kakkhhhhh... Enggghhhh" Desahnya sembari mempererat pelukannya di tanganku, ototmatis putingnya pun semakin bergesekan dengan tanganku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sex Journey [ON GOING] FREE
RomanceMengisahkan perjalanan sex gw dari awal hingga sekarang gw menjadi Kecanduan Sex. Mencoba fetish-fetish dari lawan main hingga gw menjadi Bisex. khusus 18+ PERINGATAN!! Cerita ini mengandung cerita Sesama Jenis. Jadi, homophobic silakan skip cerita...