SELAMAT MEMBACA ___________________________________________
* * *
Torun City.
Salju turun perlahan di luar jendela, menyelimuti Kota Torun, dalam keheningan putih yang menenangkan. Namun di dalam sebuah rumah hangat, terletak ratusan kilo meter dari pusat kota, suasana hati seorang pria jauh dari ketenangan. Yang di tawarkan pemandangan musim dingin diluar.
Ia duduk, termenung di kursi dekat jendela. Jemarinya yang kuat menggenggam sebuah foto, matanya yang biru, Secerah langit musim panas Polandia Menatap jauh menembus butiran salju yang turun tanpa henti. Kini berkabut oleh kesedihan yang mendalam.
Rambut ikalnya yang gelap, jatuh lembut di dahinya membingkai wajahnya yang tampan. Namun kini diliputi duka.
Hidungnya yang mancung berkedut pelan. Saat ini ia menahan emosi yang bergejolak, tubuhnya yang gagah, biasanya tegap dan penuh percaya diri. Kini sedikit membungkuk, seolah menanggung beban berat di pundaknya.
Tatapannya terpaku pada foto di tangannya, seorang wanita cantik dengan rambut pirang panjang terurai tersenyum cerah. Matanya yang hijau cemerlang seolah masih hidup, menantang dunia dengan keceriaannya.
Di tangannya, tergenggam seikat bunga Popy merah menyala. Kontras dan indah dengan gaun putihnya, yang melambai tertiup angin musim semi.Ia menghela napas berat jarinya membelai lembut permukaan kertas itu.
"Aku tidak bisa berbohong di hadapanmu. Tidak bisa..., aku bisa membohongi dunia tapi tidak denganmu. Aku hanya mampu menatapmu. Yah, mampu menatap dirimu dalam bayang-bayang hidupku. Ingin memelukmu tapi semesta sudah menggantikan posisiku," ucapnya lirih.Suaranya serak oleh emosi yang tak terbendung. Pikirannya kembali kemalam naas itu, malam dimana dunianya hancur berkeping-keping.
Dalam sekejap, meninggalkan sejuta andai dan seandainya. Yang kini menghantuinya di setiap musim dingin yang sunyi.
Di luar, salju terus turun. Tanpa henti, seolah alam turut berduka. Ia menutup matanya, membiarkan kenangan akan tawa menyapa hatinya yang pilu. Aroma bunga Popy dan kehangatan cinta memenuhi pikirannya.
Untuk sesaat, di tengah kesunyian dan dinginnya musim salju. Ia membiarkan dirinya tenggelam dalam kenangan akan musim semi yang telah berlalu, dan cinta yang tak akan pernah kembali.
Ia membiarkan air matanya jatuh, untuk jiwanya yang telah pergi. Untuk keadilan yang belum didapatkan, dan untuk lubang yang menganga di hatinya. Yang ia tahu takkan pernah benar-benar sembuh.
___________________________________________
Jangan lupa ikuti update kisah ini ya. selamat membaca jangan lupa vote dan coment nya.
___________________________________________
Bunga Popy dan Filosofi.
Bunga Popy warna merah.
Bunga Popy warna warni.
Bunga Popy memiliki simbol kenangan dan harapan untuk masa depan yang damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ace of Cups
RomanceTIDAK DIBENARKAN UNTUK PLAGIAT! Penulisan dilindungi. Hargai setiap karya orang. Jangan lupa follow akun nya, biar bisa dapat notifikasi setiap cerita di Up. Karya pertama! Kalau ada kesalahan penulisan typo atau yang lain nya, Readers boleh comen...