"Apa maksudmu, tuan putri?" tanya Taehyung memastikan. Mungkin saja dia salah dengar, 'kan?
Hening.
Gadis itu tampaknya tidak ingin mengulang ucapannya.
"Aku akan berikan semua yang kamu inginkan. Apa saja, bilang padaku apa saja. Kalau kamu mau aku mengambil bunga di ujung dunia juga akan aku berikan, atau kalau kamu mau uang-"
"Aku tidak butuh itu tuh," sela Jihyo sambil berusaha melepaskan tangan Taehyung yang memeluknya.
Taehyung tampak sangat manis hari ini, jujur saja mereka belum pernah berpelukan kecuali tadi pagi. Tapi sikap Taehyung pada Jungkook benar-benar tidak bisa dimaafkan.
"Lalu, apa yang kamu inginkan tuan putri?"
"Aku sudah bilang, biarkan Jungkook tinggal di sini. Berikan dia pekerjaan. Sampai dia sudah punya cukup uang, dia boleh pergi."
Taehyung membalikkan tubuh Jihyo, Ia menatapnya dengan serius.
"Apa yang dilakukan kepadamu sampai kamu seperti ini, tuan putri?"
Hening.
"Kamu menyukainya?" tanya Taehyung lesu.
Saat itu Jihyo membelalakan mata karena terkejut. Menyukai Jungkook? Hal itu sama sekali tidak pernah terlintas dipikirannya. Ia membela Jungkook murni karena laki-laki itu sudah dua kali menolongnya.
Daripada itu, Jihyo juga memikirkan pasti Jungkook kehilangan pekerjaannya karena membuat kekacauan saat makan malam itu dan membawa kabur dia.
Sudah banyak yang laki-laki itu korbankan untuknya. Dan Jihyo tidak ingin tutup mata berpura-pura tidak lihat.
"Dia sudah membantuku, Tae," balas Jihyo lembut.
"Tidak ada orang yang setulus dia. Nanti, saat situasinya sudah lebih baik, aku akan menceritakannya. Untuk sekarang aku hanya ingin bilang itu. Nanti malam aku tidak bisa tidur bersama dan akan menjaga Jungkook. Aku bicara ini karena takut kamu salah paham lagi kepadaku. Mengerti?" jelas Jihyo panjang lebar.
Gadis itu melepaskan tangannya dan melenggang pergi keluar dari ruang kerjanya. Tapi, kenapa tuan putri sangat peduli dengan laki-laki tidak jelas itu?
Dadanya sangat panas memikirkannya.
Sepertinya karena ini pertama kalinya Taehyung melihat Jihyo dekat dengan laki-laki lain selain dirinya selama tiga tahun ini. Rasanya ternyata seperti ini.
Tuan putri meninggalkannya.
Jihyo memegang dadanya yang berdegup cepat. "Apa aku kelewatan, ya?" gumamnya.
Melihat raut wajah Taehyung tadi, laki-laki itu tampak sangat muram, belum lagi sepertinya dia sangat menyesal entah karena apa.
Apa Taehyung mengkhawatirkannya, ya?
Ah, Jihyo jadi merasa tidak enak.
Meski begitu, setidaknya Jihyo harus melakukan ini karena Taehyung hampir merenggut nyawa seseorang dengan gegabah.
Sejak dulu, Jihyo selalu menganggap Taehyung dewasa dan berkepala dingin. Tapi, melihat sikapnya yang mengikat dan menjadikan seseorang samsak tinju tadi pagi, Jihyo jadi merasa salah menilainya selama ini.
Dia kejam dan tak berperasaan.
Tapi, sekarang perasaannya benar-benar tidak enak.
"Nyonya! Anda dari mana saja?" Anna menghampirinya sambil berlari kecil.
"Si laki-laki itu mencari Anda sejak tadi," jelas Anna sambil merapihkan gaun tidur Jihyo. "Tapi sepertinya Anda harus mandi terlebih dahulu, Anda tidak mungkin berjalan-jalan di mansion dengan pakaian ini 'kan? Terutama ada orang aneh di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage [END]
FanfictionJihyo menikah dan tinggal seatap dengan Taehyung meski tanpa cinta. Pernikahan mereka seperti omong kosong. Taehyung jarang pulang ke mansion dikarenakan pekerjaannya, Jihyo hanya bisa selalu menunggu dan kesepian berada di mansion. Laki-laki itu ta...