16🕖

119 16 4
                                    

Bara tertegun sejenak di depan wahana dan pasar musiman tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bara tertegun sejenak di depan wahana dan pasar musiman tersebut. Matanya mengamati lalu lalang manusia di dalam sana.

"Ngapain juga gua kesini? Hadeehh... Ngide banget sih Bar kepasar malem sendirian mana malem minggu pula, sepet sepet dah mata lu nontonin orang pada bucinan ma degemnya. Pada kampret emang nih manusia!" Gerutu pemuda kekar itu.

Matanya kembali berkeliling, memperhatikan satu per satu lapak pedagang disana. Guliran pupilnya berhenti saat mendapati sebuah stand yang ramai diserbu pembeli.

"Eh? Apaan tuh? Kok rame banget? Jualan apaan sih? Jadi penasaran gua, samperin ah!"

Dari jarak yang semakin dekat, Bara bisa mendengar riyuhnya para pembeli menyorakan pesanan mereka disana.

"Kak aku cromboloni yang macha ya!"

"Zuppa supnya 3 kak!"

"Kak mau crepenya yang strawberry dong!!"

"Iya sebentar ya!"

Satu persatu kue yang terpajang di etalase diboyong pembeli hingga menyisakan satu buah zuppa sup yang sedang di hangatkan di oven kompor.

"Zuppa supnya pesenan bukan kak?" Tanya Bara memastikan.

"Bukan sih kak. Kakak mau?"

"Boleh deh, berapan?"

"Dua puluh ribu aja ka____"

Bara terkejut, begitu pun sosok penjual pirang tersebut. Bara tak menyangka jika keduanya akan dipertemukan di tempat ini.

Tug!

Tanpa sengaja Zuppa sup hangat di tangan Jemmy pun jatuh menimpa kaki sang empu. Kuah dari makanan tersebut pun mengalir membasahi punggung kakinya hingga membuat Jemmy melompat seraya meringis kepanasan. Bara yang melihat hal tersebut dengan sigap mengambil tissue yang ada di pojok meja jualan Jemmy, kemudian yang dewasa pun berjongkok untuk membersihkan sisa tumpahan sup itu dari kaki yang muda.

"Kamu ga apa-apakan?!" Tanya Bara panik.

"Ga apa-apa bang! Udah ga usah!" Larang Jemmy tak enak hati.

"Kaki kamu merah! Kompres pake es ya?"

"Engga! Ga usah! Udah ga apa-apa."

"Ga apa-apa gimana?! Orang merah begitu?! Kalau melepuh gimana? Kulit kamu kan sensitif, ga tahan panas juga! Ayo kita kedokter aja!"

"Ga bang! Ga usah!"

"Nurut sama aku! Ayo!"

"Engga bang, udah biarin aja..."

"Ga bisa dibiarin! Nanti kalau kamu kenapa-napa gimana?"

"Ga apa-apa serius."

"DEK! KAMU TUH____" Ucapannya tersendat. Sejenak Bara seolah lupa akan fakta bahwa pemuda manis di hadapannya itu bukan lagi miliknya.

[BL] Different TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang