𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 7

534 36 4
                                    

Sudah beberapa hari sejak kejadian di perpustakaan antara Serena dan Ratara yang sedikit memalukan. Serena terus saja memikirkan lelaki tersebut di benaknya, ia tak bisa melupakannya entah mengapa. Pagi, siang, sore, hingga malam. Lelaki tersebut sudah seperti dikutuk untuk selamanya bersemanyam di benak Serena.

"Ah!" Serena mendesah kesal. Karena lelaki tersebut terus mengganggu pikirannya sepanjang waktu.

"Kamu cantik. Cardigan-nya yang jelek." Kata-kata tersebut terus berulang kali terdengar di benak Serena bagaikan Radio rusak.

"Sial. Perasaan apa ini?" Batinnya.

"Sudahlah, daripada aku kepikiran biawak itu terus terusan, mending aku masak mie di bawah. Bisa stress gua lama kelamaan" gumamnya.

Serena pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya, lalu menuju ke dapur untuk memasak mie instan.

Saat ia sedang memasak dengan santai. Terdengar suara orang dalam panggilan telfon dari arah ruang tamu. Serena yang sedikit penasaran pun memutuskan menguping pembicaraan tersebut.

"Sabar dong. Perusahaan dia juga bentar lagi bakal Bangkrut. Sekarang aja lagi ada penurunan saham." Ucap seseorang yang sedang dalam panggilan telfon tersebut yang ternyata adalah Novi yang merupakan ibu tiri dari Serena.

Serena yang mendengar pembicaraan tersebut sedikit kaget dan semakin penasaran "Perusahaan siapa yang di maksud olehnya?" Batin Serena bertanya tanya.

Sedang fokusnya Serena menguping pembicaraan ibu tirinya dengan seseorang yang misterius di telfon. Tiba tiba percakapan mereka terhenti. Serena yang sedang menguping di balik lemari besar ruang tamu terpergok oleh Novi.

"Se-sejak kapan kamu berdiri di situ!" Ucapnya dengan nada tinggi namun tergagap gagap dan nampak ketakutan

"Gua mau makan mie, minggir" Jawab Serena dengan tak acuh

"Kurang ajar kau!" Amuknya sambil melempar salah satu pajangan yang berada di lemari tersebut ke arah Serena

"Akh!" Desis Serena saat bagian tajam dari benda itu berhasil mengenai telinga Serena hingga berdarah

"NONA SERENA!" Bi Darma sontak berteriak histeris melihat keadaan telinga Serena yang berdarah-darah

"Bawa pergi anak itu dari hadapanku sekarang juga!" Ujar Novi dengan murka

"Non, ayo ikut saya" Ucap bi Darma

Serena yang masih meringis kesakitan hanya bisa menerima rangkulan dari bi Darma.

Mereka berdua pun pergi ke kamar Serena. Bi Darma mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Serena yang darahnya masih terus mengucur

"Wanita s*alan!" Umpat Serena

Bi Darma bisa melihat dari wajah Serena, bahwa Serena sangat kesal dan tak terima dirinya di perlakukan seperti itu.

"Non, kalau boleh tau. Kenapa nyonya bisa semarah itu tadi?" Tanya bi Darma dengan hati-hati

"Gapapa kok bi." Jawabnya dengan sedikit lesu

Bi Darma paham bahwa Serena sedang marah dan sedih saat itu. Sehingga tidak ingin bicara dengan siapa pun.

"Apa yang di rencanakan oleh wanita iblis itu? Pasti ini ada sangkut pautnya dengan potensi perusahaan papa yang akhir akhir ini semakin menurun!" Batin Serena berfikir keras.

"Gua harus cari tahu segera. Kalau gua ga bertindak, bisa bisa j*alang itu semakin menjadi-jadi."

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__

Loving you, in silent. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang