12. Akhir

379 60 10
                                    

Seperti niat Freya yang terakhir kalinya, ia ingin memberikan Flora sesuatu untuk terakhir kalinya. Freya berjalan menuju warung yang terdekat dari rumahnya, sembari berjalan Freya juga menikmati dinginnya malam.

Malam kali ini tidak ada bulan yang menyinari sekaligus menghangatkan suasana, bulan turut sedih dengan Freya.

Angin menerpa wajah Freya secara terus-menerus, sepertinya malam ini akan turun hujan yang sangat deras.

..

..

..

..

..

"Jes, ini titipan elu." Freya memberikan sebungkus plastik berisikan camilan ringan untuk ia makan sembari belajar.

"Ih, makasi, jadi sayang deh," ucap Jessi.

"Najis, lu kalo ditolak Olla jangan jadi gila kayak gini."

"Jokes, neng."

Freya hanya menggeleng mendengar ucapan Jessi, ia diam-diam menatap Jessi dengan serius. Dari kantung mata Jessi yang kian menghitam menunjukkan bahwa dirinya lelah karena belajar sampai malam.

Freya kagum sekaligus bangga sama Jessi, ia kagum karna Jessi masih bisa tersenyum dan menghibur teman-temannya di saat ia sendiri butuh hiburan juga, semoga Tuhan memberkati Jessi selalu.

Jessi yang merasa dilihatin oleh sesuatu lantas melihat ke arah Freya yang juga menatap dirinya. "Frey, lu kesambet apaan?" tanya Jessi.

"Siapa yang kesambet, anjir?" Freya terkejut dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah camilan yang ada di meja belajar Jessi.

"Kalau udah kayak gini, relain aja sama pilihan dia ke depannya. Jangan terlalu dipikirin banget, jangan sampe waktu lu buat ujian terganggu," jelas Jessi menasehati Freya yang hanya diam saja.

"Gua gak bakalan ganggu waktu buat belajar, cuman nanti gua mau masuk SMA 48 biar gak satu sekolah sama dia."

"Iya, gua bantu aminin."

"Gua tidur duluan ya, Jes." Freya pergi ke kamarnya dan tidak lupa mengucapkan selamat malam untuk Jessi.

..

..

..

..

..

Keesokan harinya dimulai dengan matahari yang panas, matahari sedang ceria agaknya.

Freya memasuki gedung sekolah sembari menyeret tasnya, kalau boleh jujur Freya sudah malas untuk ke sekolah. Bagaimana jika ia bertemu dengan Flora nantinya? Itu sama sekali tidak pernah Freya pikirkan.

"Adel," panggil Freya saat melihat Adel baru saja menampakkan dirinya di kelas.

"Kenape?"

"Bilangin Flora, nanti pulang sekolah ketemuan di depan gerbang sekolah. Bilang aja disuruh gua."

"Bjir, gede juga nyali lu." Adel menepuk-nepuk bahu Freya sebagai tanda bangga dirinya terhadap Freya.

"Hadiah terakhir, sebelum gua move on."

"Semangat!"

Freya hanya menganggukkan kepalanya, Freya sangat berharap Flora menerima hadiah terakhirnya, setelah itu ia tidak akan peduli apapun tentang Flora.

Ah, Freya hampir lupa bahwa ia ingin menulis surat untuk Flora.

Di saat Freya sedang fokus menulis surat, Christy datang dan tanpa Freya sadari Christy sudah duduk di dekat meja Freya.

Gula JawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang