3. Pertemuan pertama

616 89 3
                                    

Hari Jumat, hari yang paling disukai semua murid. Namun, tidak bagi Freya karena hari Jumat adalah hari terakhir dia melihat Flora sebelum kembali lagi ke hari Senin. Freya selalu mempunyai berbagai cara untuk mendekati Flora, tapi tidak semua berjalan dengan lancar. Karena gengsi yang dimiliki Freya terlalu tinggi, bahkan Freya takut sebelum memulai.

Di lapangan sehabis pulang sekolah, Freya sedang fokus melatih adik kelasnya karena adik kelasnya harus menyiapkan penampilan untuk demo ekskul nanti walaupun masih lama. Freya selalu tegas dalam melatih adik kelasnya dan sangat detail, tetapi di luar pelatihan, Freya sangat perhatian dan mudah memahami perasaan orang-orang di sekitarnya.

"Sehabis ini yang laki-laki laksanain kewajibannya, yang perempuan istirahat. Habis itu kita lanjut latihan lagi."

Freya pergi ke wastafel terdekat untuk mencuci mukanya, tetapi dia urungkan setelah melihat Flora yang juga sedang istirahat di bangku yang tidak jauh dari wastafel.

"Abis ngapain, Flo?" Ucap Freya sembari duduk di samping Flora. 

"Eh, abis latihan nari, ini lagi istirahat."

"Loh, gak sama Marsha?" Freya cukup heran karena biasanya Flora selalu menempel dengan Marsha.

"Lagi beli air dia." Jelas Flora.

Hening, tidak ada yang membuka topik obrolan lagi. Antara Freya yang kehabisan topik atau Flora yang sengaja mematikan topik.

"Kak Freya, ayo latihan lagi," teriak adik kelasnya dari tengah lapangan.

"Aku lanjut latihan dulu ya, kamu semangat latihan narinya." Ucap Freya sembari mengelus pelan kepala Flora sebelum meninggalkannya ke tengah lapangan.

Flora hanya diam membeku saat kepalanya dielus, kejadian tadi terlalu cepat untuk Flora. Flora ingin dielus lagi oleh Freya... Tangannya terasa halus saat menyentuh kepala Flora.

"Nanti pulang bareng, ya!" Teriak Freya dan hanya dibalas anggukan oleh Flora.

Kembali lagi di lapangan, Freya sibuk memperhatikan adik kelasnya. Sampai tanpa Freya sadari, ada yang memperhatikannya dari kejauhan, Freya memperbaiki kesalahan adik kelasnya dan memberitahu yang seharusnya dilakukan.

"Benerin temponya!" Teriak Freya.

"Siap! Baik, kak." Balas adik kelas Freya.

Sekitar jam lima sore, mereka semua telah diperbolehkan untuk pulang, Freya merapikan barang bawaannya dan segera keluar dari gerbang sekolah untuk pulang bersama dengan Flora. Flora sudah menunggu sedari tadi sambil memainkan handphone di depan gerbang.

"Hei, maaf ya nunggu lama." Ucap Freya membuat Flora menaruh handphone-nya ke dalam tas.

"Gapapa, kok, ayo pulang."

"Sini tasnya, aku bawain." Tanpa menunggu persetujuan Flora, Freya langsung mengambil tas yang berada di pundak Flora dan meninggalkan Flora di belakangnya.

"Freya, tungguin aku, dong." Ujar Flora kesal.

Sesampainya di parkiran, Freya sedikit memiringkan motornya agar memudahkan Flora untuk menaiki motornya. Freya sedikit memperlambat laju motornya supaya dia bisa lama berduaan dengan Flora sambil menikmati udara yang sejuk dan senja yang indah.

Saat Freya sudah sampai di depan rumah Flora, Freya menahan tangan Flora sebelum masuk ke rumahnya. Freya menghela napas sebelum mengucap satu kalimat.

"Kamu besok malam sibuk, gak?" Tanya Freya.

"Ngga kok, kenapa?"

"Mau zoom bareng gak? Ajarin aku materi passive voice."

"Boleh, kabarin aja, ya, besok."

"Siap, nanti aku kirim tautan zoom-nya."

"Kamu cantik." Ucap Freya tanpa sadar saat menatap Flora.

Ah, sial. Perasaan apa yang kali ini menghampiri Flora, dia sama sekali tidak tahu perasaan apa ini. Rasanya terlalu aneh. Sebab, sudah lama Flora tidak merasakan hal yang seperti ini lagi, bahkan dia sudah lupa dengan siapa dia merasakan perasaan ini. 

Tidak tahu harus membalas bagaimana, Flora hanya terdiam menatap Freya. "Kamu juga cantik, hati-hati di jalan." 

Freya terdiam menatap Flora yang juga menatap dirinya, kali ini sepertinya mereka berdua merasakan hal yang sama. Tatapan mereka berdua terputus begitu saja ketika ada yang memanggil Flora. 

"Kamu mau berdiri di situ sampai kapan, Flora?"

Sial, suara ibunya terdengar ketus dan dingin. Flora harus segera meninggalkan Freya di depan rumahnya agar tidak dimarahi ibunya.

"Freya, kita lanjut besok ya pas di zoom. Dadah, hati-hati di jalan." 

"Dadah, Flora."

Saat Flora sudah masuk ke dalam rumah, Freya dicegat oleh Ibu Flora sebelum dia menghidupkan mesin motornya. Sejujurnya Freya ingin kabur dari situasi seperti ini, tapi apa daya dirinya sudah ditatap dingin oleh Ibu Flora.

"Kamu siapanya Flora?" Ujar Ibu Flora membuka topik pembicaraan.

"Teman, bu." 

Ibu Flora memandang Freya dari atas hingga bawah, dia sedikit mengernyit ketika melihat stiker yang ada di motor Freya, stiker ekstrakulikulernya... 

"Yakin cuman teman?"

Nafas Freya tercekat saat mendengar penuturan dari Ibu Flora, jawaban apa yang harus disampaikan oleh Freya kepada Ibu Flora?

"Iya, bu. Cuman teman saja." 

"Yasudah, sana pulang kamu. Hati-hati di jalan." Ucap Ibu Flora sekaligus meninggalkan Freya di depan rumahnya.

"Sialan, gua berasa diusir dari rumah." Freya menghela napas sebelum menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan rumah Flora. 

Freya pulang ke rumah dengan raut muka yang kesal dan itu disadari oleh ayahnya, mengetahui perasaan anaknya sedang kesal, sang ayah pergi mengambil kopi instan dan menuangkan ke dalam gelas berisi air yang masih panas. 

"Freya? Sudah mandi belum?" Ucap Ayah sembari mengetuk pintu kamar Freya.

"Sudah kok, masuk aja, Ayah." 

Ayah Freya memasuki kamar anaknya dan mendapati Freya sedang duduk di tempat dia belajar, ayahnya menaruh gelas itu di samping Freya dan mengusap lembut kepala Freya. 

"Kamu mau belajar, ya?" Tanya sang ayah.

"Iya, buat nanti ujian." 

"Semangat ya, Ayah di ruang tamu. Kalau butuh apa-apa, panggil aja." Ucap sang ayah sembari mengecup pucuk kepala Freya

"Makasih, ya, Ayah." 

Ayah Freya pergi meninggalkan Freya sendirian di kamarnya, menyisakan suara guratan pulpen di atas kertas. Freya kali ini benar-benar ingin serius agar dirinya bisa satu sekolah lagi dengan Flora dan juga sekolah impiannya mempunyai track record yang cukup bagus tentang ekstrakulikuler Paskibra.

Halo, apa kabar? Aku harap kalian semua baik-baik saja. Senin kalian gimana? 

Aku cuma mau menyampaikan bagi yang belum tau, kalau cerita ini akan diupdate setiap hari Senin dan juga kalau ada yang ingin ditanyakan silakan disampaikan di komen ya! Kalau ada waktu luang aku akan balas komen kalian satu per satu.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa jaga kesehatan!!

TBC.

Gula JawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang