9. Ketahuan?

470 75 12
                                    

Hari yang cerah menandakan ada orang yang sedang berbahagia saat ini, tak lain dan tak bukan orang itu adalah Freya.

Freya menyapa hampir semua murid yang ada di sekolah ini, termasuk juga guru yang berpapasan dengan dirinya.

Padahal Freya hampir tak bisa tidur kemarin malam karena memikirkan Flora, untungnya saja dirinya ketiduran karena keasyikan mendengarkan musik. Tetapi sekarang Freya tampak ceria dari biasanya, ia tak memperdulikan kantong matanya yang mulai menghitam.

Di kelas juga Freya bertingkah laku semakin aneh, teman-temannya juga berpikir arwah siapa yang merasuki Freya saat ini. Freya jauh berbeda dari hari sebelum-sebelumnya, jika sebelumnya dia menujukkan raut wajah yang datar, maka sekarang dia tersenyum tanpa alasan yang jelas.

"Freya, elu waras kan?" tanya Jessi.

"Waras lah, emang kenapa sih?" 

"Lu hari ini aneh banget." Semua teman-temannya menyetujui pendapat Jessi.

"Seneng banget gua, Jes."

"Lagi sawan, jangan diganggu, bego." Adel memarahi Jessi yang mengganggu Freya yang sedang berbunga-bunga.

..

..

..

..

..

Saat waktu istirahat, Freya menarik Jessi agar tidak keluar terlebih dahulu. Dirinya ingin berbicara tentang sesuatu yang sangat penting, menyangkut Christy dan Adel.

"Jes, nanti pas MTK kita kan suka ngerjain bareng. Nanti ajak ngobrol Christy sama Adel ya, gua mau alasan minjem handphone-nya buat liat jawaban." Freya menjelaskan apa yang harus dilakukan Jessi saat istirahat sudah selesai nanti.

"Oke, emang lu mau ngapain?" tanya Jessi.

"Ada pokoknya, lakuin aja apa yang gua suruh."

Jessi pergi meninggalkan Freya dan menuju ke kantin untuk membeli makanan, Jessi sejujurnya sudah tahu apa yang tujuan Freya tetapi dia hanya diam saja, menjadi saksi bisu percintaan teman-temannya.

Saat jam istirahat sudah selesai, Freya mulai mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk mengerjakan tugas yang diberi guru matematikanya sebelum istirahat. Freya tinggal menunggu Adel dan Christy memasuki kelas dan akan memulai rencananya.

"Gua harap, lo gak setega itu sama gua, Christy." 

Freya duduk disamping Jessi dan berhadap-hadapan dengan Christy dan Adel, mereka mulai mengerjakan tugas yang diberikan. Sejujurnya, bukan mengerjakan tetapi mereka berempat lebih sibuk bercanda dan menertawakan hal-hal konyol yang ada di kelas mereka.
 
Seperti Azizi yang tiba-tiba melompat ketakutan karena tak sengaja menemukan bangkai kecoak yang ada di pojok kelas mereka, melihat tingkah Azizi membuat beberapa orang panik sekaligus ketakutkan dan ada beberapa yang menertawakan orang-orang yang mulai panik. 

"Del, pinjem handphone lo dong buat nyari jawaban."

"Ambil aja, deket meja Jessi."

Freya mengambil handphone milik Adel dan membuka aplikasi Youtube untuk mencari jawaban. Sembari melihat jawaban Freya menggunakan fitur belah layar untuk melihat aplikasi lainnya, yaitu WhatsApp. 

Freya terus mencari informasi dari roomchat Adel dan Christy. Ternyata benar dugaannya selama akhir-akhir ini, Christy lah yang memberi Flora camilan dan sebuah gelang.

Tentu ada alasannya Freya sedikit curiga dengan Christy, kemarin malam Flora mengirim sebuah pesan yang sedikit janggal bagi Freya, pesan itu berisi tentang Flora yang menanyakan tentang identitas si Anak Skena dan hampir setengah topik obrolan Freya dengan Flora adalah tentang Anak Skena. 

Freya tersenyum getir saat mengetahui lebih dalam tentang informasi kali in. Apalagi Adel secara tidak langsung juga membantu Christy lebih banyak dibanding dirinya. Dari mengirim foto Flora yang Freya sendiri tidak pernah tahu bahwa foto itu ada, lalu tentang beberapa curhatan Flora yang Freya sendiri tidak pernah tahu. Christy sungguh beruntung. 

Sakit hati? 
Kecewa?
Marah? 

Ah, semuanya tercampur menjadi satu dalam hati Freya, ia ingin marah tetapi bagaimanapun juga Christy juga temannya. Freya juga tidak bisa marah kepada Adel, karena Adel sudah banyak membantu dirinya terlebih lagi juga semua yang berkaitan dengan Flora pasti melibatkan Adel.

"Pengen nangis cuman nanti alasannya apa? Masa gara-gara MTK."

Freya mengusap matanya yang sedikit berair dan lebih memilih fokus mencari jawaban untuk soal-soal yang tersisa. Ia harus fokus dengan pelajaran jangan sampai fokusnya terpecah karena masalah yang menurutnya cukup sepele. 

Jessi sedari tadi memperhatikan gelagat Freya yang mulai gelisah, ia mulai mengusap punggung tangan Freya dengan mendadak, yang mengakibatkan Freya luluh dan mulai  menyandarkan kepalanya di pundak Jessi.  

"Freya!" Panggilan kedua dari Adel memecahkan fokus Freya.

"Hah? Ada ape?" tanya Freya.

"Jawaban nomor 7 apaan, anjir." 

"Nih, liat aja, gua udah semua." 

"Wedeh, makasi, Frey." 

Freya kembali menaruh kepalanya di meja dan menatap kosong ke arah pulpen yang sedang digunakan Jessi untuk menulis jawaban tugas matematika. Freya menatap goresan demi goresan yang dibuat Jessi saat sudah menyelesaikan tugasnya, Jessi membuat sketsa wajah seorang gadis yang sangat amat juita. 

..

..

..

..

..

Freya sampai di rumah dan langsung pergi ke kamarnya, meninggalkan Jessi yang melepaskan sepatunya dan menutup pintu rumah Freya. Jessi menghampiri Freya di kamarnya dan langsung duduk di lantai kamarnya, duduk lesehan lebih nikmat bagi Jessi. 

"Kok, Christy tega ya?" tanya Freya

"Mana gua tau, lu kira gua Christy?" 

"Tapi gua gak nyangka aja." 

"Semua orang juga bisa berubah, tinggal nunggu waktu aja. Semua orang itu jahat, Frey, bahkan elu juga bisa jadi penjahat di hidup orang lain." Jessi mengusap wajahnya yang sedikit berminyak menggunakan kain lap yang selalu ia bawa kemana saja. 

"Ih, tumben lu, Jes." 

"Bangsat!"

Halo, apa kabar semua? Semoga baik-baik aja yaa

Freya udah tau nih... Kira-kira bakalan ribut atau nggak ya. Tapi Jessi di sini sungguh penasehat yang handal dan terpercaya, salut sama Jessi. 

Kalian jangan lupa jaga kesehatan yaa, tetep semangat terus!! 

TBC.

Gula JawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang