"Lu sama dia bukannya beda agama ya, Bang?" Ingat Tishan.
'Anjing.. menusuk jantung.' Batin Nalfan menatap Tishan melongo.
"Bodoamat." Acuh Lino, ia sudah sering mendapatkan pertanyaan seperti itu, tetapi tidak ia tanggapi.
"Kalo beda agama tuh, gimana sih nikahnya?" Ujar Kevin yang sedari tadi mendengarkan percakapan teman temannya itu.
"Ya kaga bisa nikah lah bego, namanya juga beda agama." Jawab Riko.
"Kita masih SMA kocak, ngapain ngomongin nikah nikah sih, mau nikah muda kah lu pada?" Ucap Lino dengan nada kesal karena teman temannya malah menjadikan cerita hubungannya menjadi topik pembicaraan.
"Biar lu sadar, kalo lu ama Erine tuh emang ga bisa bersatu." Ujar Nalfan.
"Bener noh kata Nalfan, jangan ambil dia dari Tuhan nya, Lin." Riko pun ikut menggoreng goreng.
"Gua cinta mati ama dia."
"Orang kalo udah cinta emang begitu ya, Bang?" Ujar Tishan yang sedang memilih hero untuk ia gunakan.
"Iya emang gitu, dibutai oleh cinta si Lino tuh." Ucap Nalfan cekikikan.
"Tapi gua juga gitu sih, Bang." Seketika 4 orang yang ada disitu langsung menoleh kearah Tishan, mereka menatap Tishan tidak percaya.
"Maksud lu?" Tanya Kevin.
"Iya, gua lagi suka sama orang, tapi kita beda agama." Jawab Tishan santai.
"Siapa anjir? Lu kaga pernah bilang ke kita tuh." Kepo Riko.
"Ini nih momen langka cok, seorang Tishan yang polos suka sama orang."
"Lebay banget anjingg, gua suka ama dia udah lama, gua juga ga ngarep dia bakalan suka balik." Ujar Tishan yang sibuk mengclear minion di mid lane.
"Lu sama dia deket kaga?" Tanya Lino.
"Engga, gua sama dia beda sekolah, dia seangkatan sama Bang Nalfan." Lagi lagi mereka dibuat terkejut setelah mendengarkan jawaban dari Tishan.
"Hah?!, kasih tau gak lu dia siapa." Paksa Riko, ia sudah sangat kepo siapa orang yang disukai oleh Tishan.
"Anak SMAN Pramoedya 24." Ujar Tishan membuat teman temannya itu berpikir.
"Aralie?" Tebak Kevin.
"Bukan, itu temennya." Jawab Tishan.
"Regan?" Tebak Riko.
"Gua normal, anjing." Kesal Tishan.
"Fritzy?" Tebak Lino membuat badan Tishan membeku seketika karena tebakan Lino benar.
"Demi apa Fritzy?!" Kaget Lino melihat reaksi Tishan, Tishan hanya diam fokus memainkan game online nya itu.
"Denger denger Fritzy udah ada yang punya tau, Shan." Ujar Nalfan memberitahu Tishan.
"Udah tau." Jawab Tishan santai.
"Lah, terus kenapa lu masih suk-"
"Mereka cuman deket doang, bukan pacaran." Sela Tishan.
"Yeu si koca- Anjing! helcurt babi!" Kesal Nalfan saat dirinya mati karena hero helcurt.
"Dia recall recall anjir."
"Dia tolol apa gimana sih, turret mid sama exp udah hancur semua, masih aja recall recall." Ujar Kevin tertawa.
"Yaelah ini tank begimana sih."
"Eh bacot." Kesal Kevin mendengar Lino protes.
"Mm push ngapa, daritadi dibelakang terus." Protes Nalfan saat melihat map hero Mm yang dipakai Lino tidak berani maju.
"Sabar, eh anjing!" Teriak Lino saat ia tiba tiba dikepung 3 hero sekaligus.
"Woi bantu pukimak!" Kesal Lino karena tidak ada yang membantunya.
Victory!
"Bacot lu, makanya jangan buta map, daritadi kita ngepush, goblok." Ujar Riko menoyor kepala Lino.
"Yaudah si, gua kan kaga liat." Jawab Lino memegangi kepalanya yang ditoyor Riko tadi.
Ceklek
"Tumben udah pulang, Kak." Sontak mereka langsung menoleh kearah pintu yang menampilkan seorang perempuan menggunakan topi dengan terbalik.
'Jamet banget.' Batin Nalfan melihat perempuan itu sambil menahan tawa.
'Kok ada dia sih?!' Batin perempuan itu langsung berlari menutupi mukanya karena malu.
"Kakak lu, Shan?" Tanya Kevin, Tishan mengangguk sebagai jawabannya.
"Cantik banget, suka deh gua" Sambung Kevin tersenyum.
"Beda agama." Ucap Nalfan tiba-tiba.
"Dia suka kok sama yang beda agama." Jawab Tishan dengan tawanya.
'Anjir, gila kah?' Batin Nalfan.
"Ntar malem jadi kaga?" Tanya Lino.
"Jadi, pada bisa jam berapa?" Ujar Riko mengambil kue yang ada dimeja.
"Gua bisa kapan aja sih." Jawab Kevin diangguki teman temannya.
"Yaudah jam 8 aja lah." Ujar Nalfan menentukan jam untuk mereka kumpul.
"Oke lah sip."
______________________________________
"Anjir lah! Malu banget gue!" Teriak Nachia didalam kamar, ia menutup mukanya dengan bantal karena merasa sangat malu.
"Bisa bisanya dia ada pas gue lagi berpenampilan kayak gembel.." Kesal Nachia.
"Aduh, bego banget sih gue!" Nachia mengerutuki kebodohannya, padahal ia sudah melihat banyak motor didepan rumahnya, menandakan ada teman teman Tishan, tetapi ia tidak peduli, dan tetap memakai topi dengan terbalik seperti orang jamet.
"Siapapun bawa gue ke mars, gue malu banget!" Ujar Nachia meronta ronta.
"Au deh! Mending gue mandi." Nachia pun mengambil handuk nya dan langsung memasuki kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
______________________________________
"Ass- Assalamualaikum! Mah?! Mamah kenapa?!" Panik Nalfan melihat pipi Mamah nya merah dan beberapa luka di tangannya.
"Waalaikumsalam, engga apa apa kok, Fan." Jawab Mamah nya dengan tersenyum.
"Apanya yang gapapa sih, Mah?! Ini pipi Mamah kok merah, ini juga tangan Mamah kenapa luka?! Papah ngapain lagi?!" Tanya Nalfan bertubi-tubi, ia sangat panik melihat Mamah nya yang dipenuhi luka.
"Engga apa apa kok, Fan.." Jawab Mamah nya.
"Abis sholat Maghrib kita ke rumah Om Erland ya, Mah. Aku jam 8 mau ngumpul, jadi Mamah sama Om Erland aja, aku takut Mamah diapa apain lagi sama Papah." Jelas Nalfan khawatir.
"Engga usah, Fan. Mamah ga enak sama Tante Caca."
"Tante Caca kata Tishan engga ada dirumah, pokoknya Mamah harus di rumah Om Erland, titik." Ujar Nalfan kepada Mamah nya. Bukan apa apa, tetapi ia benar benar khawatir akan keselamatan Mamah nya itu, ia takut Papah nya itu akan melukai Mamah nya lebih dari ini.
"Yaudah deh, kalo kamu yang nyuruh, gimana mau Mamah tolak." Pasrah Mamah nya itu.
Nalfan pun masuk kedalam kamarnya untuk mandi dan bersiap untuk sholat Maghrib.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kelasku [Na2]
RomanceTentang Nalfan sang ketua OSIS yang jatuh cinta kepada salah satu peserta MPLS. Tanpa ia sadari, ternyata adik kelasnya itu juga mempunyai perasaan yang sama. Nalfan sang anak tunggal yang tumbuh dengan kasih sayang dari Mael as Papah, dan Dira as M...