03. TANIA

4 0 0
                                    

"Tania, maaf kan aku, aku sudah menyakiti buah hati kita"-Jendral

*****

"Ma, Asha nda kuat..... Asha pengen jemput mama...." Rintih Natasha, ia sudah sangat sakit, punggung nya terasa berat, ia masih mengingat saat ayah nya memukul dirinya dengan gesper, sakit.

Natasha mencoba berdiri, ia melangkah pincang menuju kamar mandi, ia sangat miris untuk di lihat.

Di saat ia melewati kamar ayah nya, terlihat ayah nya siap siap ingin pergi, tetapi pergi ke mana?? Cih Natasha pun melewati kamar nya. Terlihat ayah nya melihat Natasha berjalan pincang.

"Maaf kan ayah mu ini, tetapi ayah sangat benci dengan mu Natasha"-batin jendral

Natasha pun sampai di kamar mandi, ia berkaca di cermin, miris itu pikir nya. Rambut acak acakan, punggung lebam, mata yang bengkak setelah menangis, miris.

Natasha mengeluarkan cutter dari rak ia tersenyum kecil, lalu memposisikan cutter di tangan kiri nya.

Terssssttt

Bunyi gesekan cutter dengan tangan, keluar lah darah dari tangan Natasha, Natasha melakukan ini sudah lebih dari 10 kali, jujur Natasha tidak ingin melakukan ini lagi, tapi Natasha ingin tenang itu saja.

Terssssttt

Darah bercucuran dari tangan nya, Natasha pun tertawa di depan cermin

"HIDUP GUE GINI GINI AJA!?"

"MA.... Jemput Natasha cepat ma...."

"Mamaa, mama dimanaa??"

"Jemput Natasha cepat mama.... Ayah ngga sayang natashaa..."

Natasha pun terduduk lemas, ia menangis tanpa henti, kenapa takdir hidup nya seperti ini??

Sementara Jendral.

Jendral dari tadi sudah bersiap siap rapi, ia pun keluar dari kamar nya, ia mendengar anak nya yang mengeluh terus, tetap saja ia hiraukan.

Jendral keluar dari rumah tersebut dan mengendarai mobil menuju makam.

SKIP MOMENT

Tempat yang dituju pun sampai, jendral keluar dari mobil dan berjalan masuk ke makam, ia mencari seorang yang ia cintai.

TANIA SENJA BINTI KHOLIF
24 DESEMBER 2007

Tangis jendral pun pecah saat melihat nama dalam nisan tersebut, ia memegang nisan tersebut air mata nya terjatuh ke nisan orang yang ia sayang tersebut.

"Sayang, ma-maaf kan a-aku, aku ba-baru saja memukul a-anak kita" ucap jendral yang dibarengi tangisan, ia merasa bersalah dengan anak nya, tetap saja, ia tidak bisa memaksakan untuk memberi kasih sayang kepada anak nya itu.

Tidak tau mengapa ia sangat benci dengan anak nya, padahal anak itu darah daging nya sendiri, tetapi anak nya itu juga membuat istrinya pergi.

Ia tetap saja tidak bisa memaksakan untuk sayang ke Natasha, ia sangat benci dengan anak itu, jika melihat anak itu rasa nya ia ingin memukuli nya.

SAMUDRA || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang