Emosi yang Meluap

13 2 0
                                    

Selamat Membaca
















Sedangkan disisi lain terlihat seorang pemuda yang berada di selokan depan rumahnya. Pemuda tersebut terlihat sibuk mencari sesuatu di selokan itu.

"CCKKKK" decak sang pemuda.

"Huh" hela napas pria paruh baya yang melihat kelakuan aneh anaknya.

Ntah apa yang di lakukan anaknya dengan selokan yang cukup bersih itu. Dimana sang anak terlihat cemong dan prustasi mencari sesuatu ditemani seorang  anak kecil yang berjongkok di jalan sebelah sang anak mencari ntah apa di selokan itu.

"GARA APA YANG KAMU LAKUKAN"teriak sang pria paruh baya.

Ya pemuda yang sibuk diselokan depan rumah itu adalah Gara sang tokoh utama kita.

Gara yang mendengar panggilan tersebutpun segera menoleh kesumber suara dengan menyengir lebar.

"Ehehee HALO AYAH SINI YAH IKUT CARI CEBONG" balas teriak Gara

"HAH CEBONG APA?" Tanya sang pria paruh baya tersebut bingung.

Sang pria paruh baya tersebut pun mulai berjalan mendekati sang anak dan melihat apa yang di lakukan sang anak dari dekat.

"Apa ini aneh sekali" bingung pria paruh baya tersebut pada hewan aneh didalam plastik kresek bening yang di pegang anak kecil yang menemani Gara.

"Ishhhh om ni tah nda tawUu an dacal olang tua" celetuk anak kecil itu

Pria paruh baya itu seketika terkejut mendengar apa yang anak kecil itu katakan. Sedangkan Gara ia hanya bisa menahan tawa melihat ekspresi lucu sang ayah.

PPFTHHHH

PRETTTHH

"Upss" kekeh Gara

"Kamu ini bukannya jelasin malah ngatain saya hah" sebal pria paruh paya itu

"Dih olang benel kok iya kan a'a" jawab sang anak kecil

"Apa kamu bilang hah" jawab pria paruh baya itu sambil berkacak pinggang.

"HUUUU OLANG TUA NDA TAU CEBONG HUUUUUU" ejek sang anak kecil

"Heh kamu berani kamu sama saya"  geram pria paruh baya itu

" HUUUUUUUUU"

"Haishh apa yang mereka lakukan, Gara cepat keluar dari selokan dan kalian pergi sana, sudah siang anak kecil harus tidur husss" usir pria paruh baya itu

"IH DACALLL OLANG TUA HUUUU"

"sialan" geram pria paruh baya itu

Gara yang melihat ayahnya yang akan meledak pun segera memberi pengertian kepada anak anak. Setelah anak anak itu pamit pergi Gara merangkul bahus sang ayah  dan berjalan ke rumah bersama.

Sedangkan sang pria yang dirangkul bahunya oleh sang anak pun merasa geram. Apakah anakanya itu tidak melihat kondisinya dengan santai merakulnya. Padahal ia belum lama ini mandi.

"Apa yang kau lakukan Gara, jorok sekali" ujarnya sambil menepis tangan sang anak yang ada di bahunya.

"Ya elah yah, ini kan biar ayah mandi " jawab Gara

" Apa maksudmu dengan ayah mandi hah !! Asal kau tau ya anak nakal ayah mu ini belum lama mandi gara gara tingkah mu ini ayah jadi kotor dan menguras emosi" ujar sang pria paruh baya

"Nyenyenyeeee"

Gara dengan jahilnya mengusap tanganya yang kotor tersebut ke wajah sang ayah, setelahnya ia berlari kencang menghindari amukan sang ayah.

"NEGARA REJAKSA DASAR ANAK NAKAL AWAS KAMU , UANG JAJAN MU AYAH POTONG. BERHENTI KAMU ANAK NAKAL" teriak pria paruh baya itu sambil berlari mengejar sang putra.

✈︎✈︎✈︎

"AING MAUNGGG AKHHHHHHHH RAAWRRRR" teriak histeris Orlan

"AAAAAA CUKUP MAS AKU KECEWA SAMA KAMU" teriak Zebran sambil mengguncang tubuh Orlan.

"AKU LEBIH KECEWA SAMA KAMU WAHAI ADINDAAA, KAMU LEBIH MEMILIH DIA DARI PADA KAKANDA" balas Orlan

"AKU MELAKUKAN INI KARENA KAMU MASS, AKU CAPEK AKU CAPEK MAS LIAT KAMU MAKIN PARAH STRES NYA" jawab Zebran

"Anjing lo" umpat Orlan

"Apah hah hah berani lo sama gue" tantang Zebran

"Siap berani hah, sini mundur lo" jawab Orlan sambil mengarahkan jari telunjuknya menunjuk wajah Zebran

"Kok kamu tega sama aku sih mass" balas Zebran dengan ekspresi terlihat menyedihkan

Hema yang melihat kelakuan sahabatnya yang makin lama makin tidak waras pun segera memukul kepala meraka.

"Gak usah gila deh" sarkas Hema

"Yayangg Hema tega sama dedek Orlan?" jawab Orlan dengan puppy eyes nya agar terliha seperti anak yang polos.

Hema yang melihat hal tersebut pun bergidik ngeri. Terkadang ia berfikir kenapa dia bisa bertahan dengan teman seperti mereka.

"PFTHHHH"

"Udah njir kasian tuh si kulkas udah tekanan batin liat kelakuan lo" ujar Zebran

"Lah padahal gue gemoy  dan cakep masa malah tekanan batin kau Hem" ujar Orlan

Hema yang hanya dapat mendengarkan apa yang temannya bicarakan. Ntahlah Hema tak mau ikut campur dengan orang stres seperti teman temannya itu.

"Huekkk jijik gw liat wajah lo" ujar Zebran

"Anjing lo yaa" ujar Orlan.

"Lo yang anjing" jawab Zebran

"Lo sini lo sialan" ucap Orlan yang mendekati Zebran dan segera menendang kaki Zebran dengan dendam.

"AKHHHHH ANJING LO LAN " teriak Zebran dengan kesakitan

"Rasain lo hah, siapa suruh main main sama gue" ujar Orlan

Hema yang melihat tingkah keduanya hanya dapat menghela napas dengan kasar. Sedangkan Zebran ia tengah mengusap usap kakinya yang terasa panas dan sakit karena tendangan maut dari Orlan.

"Eh eh si Gara mana nih tumben gak keliatan tuh anak, lo udah ngabarin dia kan Hem?" tanya Orlan yang di balas oleh anggukan kepala Hema.

"Kemana tuh anak tumben banget" bingung Orlan

"Ketiduran kalik atau gak bokap nya pulang, kan dia biasanya gitu kalau bokapnya pulang atau gak ketiduran" jawab Zebran.

"Iya juga sih tapi kek kurang gitu gak ada tuh anak" jawab Orlan

"Bener banget tuh" jawab Zebran

"Eummmm"

"AH IYA GIMANA KALAU KITA MAIN AJA KERUMAHNYA"ujar Zebran memberi ide.

"Boleh aja sih gimana Hem?" tanya Orlan

" Boleh tapi ntar malem aja " jawab Hema dengan malas

"Okey gas okey gass ntar malem langsung otw aja kita ketemua di rumahnya langsung" saran Orlan

"Hmm"

"Bagus tuh" jawab Zebran.

✈︎✈︎✈︎

Next?

Btw jangan lupa bantu vote and comen nya ya. Lagian vote sama comen gratis kok kagak bayar

Semoga part kali ini bisa bikin kalian terhibur dan suka sama ceritanya.

Tunggu update selanjutnya ya.

BELENGGU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang