Chapter 6

12 2 2
                                    

Hingga akhirnya jarak ini menguasai keinginan kita untuk saling menatap. Tapi, tolong bisakah lebih lama untuk menetap?
-Muhammad Abyan

***
    Akan selalu ada hari dimana semua hal rasanya sangat melelahkan. Andai bisa, Ingin hilang sebentar saja. Menata diri, menyiapkan diri dan juga menguatkannya agar tetap kuat bertahan menghadapi segala hal yang rasanya sangat-sangat berantakan.

   Setelah sekian hari bersama kak Abyan, hari ini adalah hari dimana aku merasa bahwa hadirku di hidupnya sesuatu yang salah. Saat tengah sibuknya melatih baris berbaris kelas 10, Fira teman se-organisasi di pramuka mengajak ku bicara.

"Eh Naila, kamu pacarnya kak Abyan ya?" Tanya Fira pertama kali.
"Iyah fir, kenapa gitu?" Ucapku penasaran
"Ya gapapa sih, cuma setau aku awalnya dia dekat banget sama Adik angkat aku. Namanya, Najwa. Kamu juga pasti tau orangnya". Jelas Fira dengan seriusnya.
"Najwa yang masih anak SMP 2 itu bukan sih? Aku gatau apa-apa fir" Aku mencoba menjelaskan.

"Iyah itu orangnya. Dia sempat dikasih kado sama kak Abyan saat ulang tahunnya kemaren. Effort banget ya, aku kira mereka akan jadian". Aku mengalihkan wajah saat Fira mengatakan itu. Jujur aku cukup sadar diri, bahwa seorang Naila memang tidak pernah pantas untuk siapapun.
  
Aku tidak marah, hanya mungkin sedikit cemburu. Sebab, aku merasakan insecure yang selalu di pendam ini kembali hadir saat tahu bahwa wanita yang Fira katakan itu jauh lebih baik dariku. Tak lama dari aku dan anak-anak pramuka yang lain di kumpulkan di lapangan karena akan pulang.

-----------------

    Malam ini, aku benar-benar tidak bisa memejamkan mata. Perkataan Fira tadi sangat menggangu. Terus berputar-putar layaknya kaset yang rusak. Padahal hari ini, aku lelah sekali. Tapi, rasa kantuk itu kalah dengan pikiran dan perkataan liar yang bersarang di kepala.

Karena tidak bisa tidur, akhirnya ku putuskan untuk stalking akun sosial media kak Abyan. Di beberapa postingan ada komentar dari Najwa yang membuatku penasaran. Ku baca satu persatu dan mereka terlihat sangat akrab sekali. Alhasil aku merasakan dadaku semakin sakit  melihat kenyataan dari apa yang di katakan Fira tadi sore.

Ting!  Bunyi notifikasi masuk mengalihkan pikiranku. Aku mengedipkan mata beberapa kali ketika melihat nama di layar menyala itu. Betul, orang yang tengah aku pikirkan, akhirnya mengirim pesan.

"Assalamualaikum ay"  tulisnya
                      "Waalaikumussalam" balasku
"Kamu lagi ngapain dek?"
                                                           "Tiduran"
"udah makan belum?"
"udah"
"maaf ya, aku baru ngechat kamu"
"iya, gpp"
"Ay, kamu kenapa?"
"Gpp"
"cuek banget ya Allah pacar gue"
"sabar, sabar"
"ada apa sih cerita dong"😭
"hmm"
Pesan terakhirku hanya di baca oleh kak Abyan. Aku benar-benar menahan kesal sejak tadi. Tak lama, dering panggilan masuk dari Kak Abyan, buru-buru aku menolaknya.
syukurin emang enak di cuekin batinku senang. Dering panggilan masuk itu terus berbunyi berkali-kali tanpa ada niat untukku menerimanya.

"Ayo dong angkat, kamu kenapa sih Ay?"
"Kalau ada apa-apa itu ngomong sama aku".
"Jangan buat aku bingung kaya gini".
"Angkat ya cantik, teleponnya please"🥹

Aku membaca pesan dari kak Abyan sambil menahan senyum. Ya Ampun, kalau begini terus aku benar-benar tidak kuat. Ayo Naila, tunjukkin kalau kamu lagi marah. Jangan mau di bujuk sama kata-kata manisnya. Batinku menyemangati. Panggilan masuk dari Kak Abyan berdering lagi, dan aku menerimanya sembari menarik nafas pelan.

"Halo, Assalamualaikum?"  Suara pertama yang ku dengar setelah menempelkan benda kotak itu di telinga. Suara pria yang berhari-hari ini tak ku temui dan jujur aku merindukannya.

"Iya, waalaikumussalam". Jawabku setelah terdiam cukup lama

"Alhamdulillah ya Allah, akhirnya aku bisa denger suara kamu ay. Kamu kenapa sih, ada apaa sayang?"  Suara lembutnya benar-benar aku rindukan. Bagaimana mau marah, kalau dia semanis ini.

"Ga kenapa-kenapa kok. Aku cuma capek aja". Jawabku singkat.

"Capek kenapa?, cerita dong sama aku. Aku kan udah bilang kalau kamu capek ngeluhnya ke aku jangan ke oranglain".

"Kamu kenapa ga jadian sama Najwa aja kak?". Ucapku to the point.

"Oh, jadi dari tadi bales chat aku cuek, terus telepon ga diangkat itu karena ceritanya lagi cemburu. Iyah?"

"Ini lagi nanya ya, bukan cemburu". Belaku dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Ya Ampun gemes banget sih pacar aku. Udah ketauan juga masih aja ga mau ngaku. Gengsi aja di gedein
dasar". Jawabnya di sertai tawa

"Tinggal dijawab doang sih, susah banget". Ucapku dengan sinisnya.

"Aku gak punya hubungan sama sekali  sama Najwa. Dia saudara aku. Kalau kamu tanya kenapa aku ga jadian sama dia ya karena aku sukanya sama kamu. Udahlah aku  gaada apa-apa sama dia sayang". Ucapnya dengan nada pasrah. Aku hanya diam tanpa berniat untuk membalas ucapan kak Abyan barusan.

"Ayolah, masa kamu ga percaya sama aku. Aku gaada apa-apa beneran. Demi Allah sayang... Jangan kaya gini dong. Aku bener-bener ga mau kehilangan kamu. Aku minta maaf. Aku Deket sama Najwa itu sebelum aku ketemu sama kamu ay".

"Tapi, effort kamu ke dia bikin aku cemburu. Aku emang ga selayak itu ya di cintai?". Jawabku dengan nada serak. Sebenernya dari tadi aku menahan diri untuk tidak menangis.

"Effort aku ke dia ga sebanding sama effort aku buat dapatin hati kamu. Kamu itu cuek banget, dan aku akan terus berjuang untuk itu. Kamu layak sayang, sangat layak untuk di cintai. Buktinya aku. Aku yang akan mencintai kamu."  Kata kak Abyan dengan penuh keyakinan.

Aku tidak menjawab apa-apa. Hanya suara isakan yang aku tahan sejak tadi.

"Maaf kalau aku ngebuat kamu nangis. Tapi, tolong untuk selanjutnya kamu jangan menangis lagi karena aku. Aku selalu ngerasa jadi laki-laki yang gagal jika membuat wanitaku menangis".

"Kenapa kamu bisa selembut ini sih kak? Jelas-jelas disini aku yang salah, tapi kenapa kamu yang selalu minta maaf. Maafin aku ya, karena selalu ga pernah percaya ke kamu". Jawabku dengan perasaan yang lebih lega.

"Untuk ke sekian kali, aku minta maaf karena sebenernya aku harus pergi merantau ke Jakarta untuk kerja dek. Sebelum aku lupa bilang ke kamu, terus kamu ngambek lagi kan repot".

"Eh iya? Ko dadakan gini sih. Emang udah di terima kerja kak?" Tanyaku

"Baru dikabarin tadi, katanya hari Minggu harus udah berangkat. Kamu ada acara ngga? Aku pengen di anterin ke stasiun dong.." tanya kak Abyan

"Minggu besok yak? Aduhh.. ada latihan buat perkemahan nanti Ay. Gimana dong..".

"Yaudah deh gapapa. Tapi kamu harus doain aku yaa. Kamu jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa bilang ke aku. Jangan lupa ya, awas aja".

"Iyah kak Iyah. Ya ampun bawel banget sih"

"Aku bawel ya karena aku perhatian sama kamu. Aku gamau kamu kenapa-kenapa. Eh iya, kamu di tanyain mamah sama bapak tuh katanya kapan kerumah?".

"ihh boong banget kak" jawabku

"Kalau beneran juga, kamu pasti ga bakalan mau kan? Udah diajak beberapa kali juga gamau".

"Aku malu heh, dan belum siap jugaa".

"Yaudah ini udah malem, tidur gih. Besok kan sekolah, takutnya kesiangan". Sepertinya Kak Abyan punya mata batin, sehingga bisa melihat aku yang dari tadi sudah menguap menahan ngantuk.

"Oke kak". Jawabku singkat.

"selamat tidur sayangku. Semoga mimpi indah. Assalamualaikum". Pamit kak Abyan

"Selamat tidur juga kak Abyan. Bye, Waalaikumussalam". Jawabku sembari menutup telepon. Setelah itu aku benar-benar menutup mata dengan rapat, dan mulai mengarungi dunia mimpi.

---------------
Part ini isinya uwwuu semua yaa😌 padahal authornya lagi galau...

Mau juga di ucapin selamat tidur gitu sama ayang😭

Terus dukung aku yaaa🥹 makasih udah selalu vote dan coment Ceritakuu🍒.

Semoga Yang Sederhana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang