9. SORRY

570 76 3
                                    

Happy reading.

"Ayah!"

Suara teriakan yang keluar dari mulut seorang gadis mampu membuat seorang pria yang sudah berhasil membunuh seorang jendral dari kubu musuh, terdiam ditempat.

Gadis itu—Aeri dengan berani berlari menerobos sebuah perang yang tengah berlangsung. Bersimpuh di hadapan jasad sang ayah yang sudah berlumuran darah.

Perang seketika terhenti, para prajurt di buat terdiam saat putri dari jendral mereka memasuki perang. Mereka sudah tak heran lagi dengan keberanian gadis itu.

Siapa memang nya yang tak mengenal seorang Uchinaga Aeri, putri kedua dari jendral mereka yang terkenal hebat bela diri dan strategi. Serta keberanian nya yang tak diragukan lagi bahkan tak terukur seperti keberanian perempuan.

"Ayah!?" Ucap nya lagi ia tak menghiraukan jika di belakang nya ada pemimpin dari kubu musuh. Yang terpenting ia bisa melihat sang ayah.

"Ayah? Kau bisa mendengar ku?" Ucap Aeri sambil mengguncang tubuh sang ayah yang sudah memucat.

"Wangseja, mengapa anda tak membunuh putri dari jendral Uchinaga?" Ucap seorang pria dari belakang.

Perang kembali berlanjut, suara pedang yang beradu terdengar di rongga pendengaran Aeri. Aeri yang merasa dia yang di maksud oleh pria itu segera menoleh kan wajah nya.

Kedua pria yang berada di belakang nya di buat terdiam melihat Aeri. Mata yang terlihat berair, dengan keringat yang bercucuran, serta rambut yang berantakan tak mampu membuat kecantikan Aeri berkurang.

Yang membuat mereka terdiam bukan hanya kecantikan gadis di depan nya. Namun juga cara berpakaian nya yang berbeda dari perempuan biasanya.

Aeri yang merasa bahwa ia yang di maksud oleh kedua pria itu, langsung menegakkan tubuhnya. Ia tak bisa diam saja, mereka adalah petinggi musuh.

Jika ia hanya diam saja, ia bisa mati oleh mereka. Aeri menarik pedangnya lalu menodongkan ke arah mereka.

"Mengapa kalian diam saja!" Tanya Aeri sarkas.

Pria yang di panggil wangseja tadi, mengangkat satu sudut bibirnya. Ia menarik pedang milik nya lalu mulai melawan Aeri. Bukan melawan melainkan mengelak semua serangan gadis di hadapannya.

Pria lain nya, yang memiliki pangkat jendral di buat kaget dengan tingkah tuan nya. Tumben sekali ia ingin meladeni seorang perempuan.

Jendral itu—jaemin menatap kagum permainan yang di lakukan oleh gadis yang tak ia ketahui nama nya. Bagaimana gadis itu menyerang, melangkah, atau bahkan menghindari serangan kecil dari tuannya.

Entah mengapa mata nya tak bisa jauh dari sosok itu. Perempuan itu benar benar manis, cantik, menarik, berbeda dari perempuan lain yang sering ia temui.

Bahkan saat mata nya ke arah lain, pikiran nya tetap pada gadis itu.

"Kita mundur, musuh mendapat pasukan bantuan!" Teriak seorang pria yang mengambil alih pimpinan.

Aeri yang tahu bahwa itu adalah suara kakak nya. Langsung segera mencoba melarikan diri dari pria di hadapannya.

Namun pria itu tak akan membiarkan Aeri pergi semudah itu. Pria itu—jeno menarik tangan kiri Aeri.

I'AM A JUNGJEON OF JOSEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang