Love is enough

885 45 1
                                    

Freya dan Fiony adalah pasangan yang sering bertengkar dan maksudku banyak hal bodoh dan sepele. Anda mungkin berpikir, "oke, lalu kenapa? setiap pasangan sering bertengkar" tapi menurutku itu buruk, sangat buruk karena tidak hanya memengaruhi hubungan mereka tetapi setiap kali mereka bertengkar (yang mungkin terjadi setiap hari) semua orang terlibat.

Teman-teman mereka akan mengatakan bahwa hubungan mereka toxic, dan mereka benar, mereka bahkan akan bertanya mengapa mereka tidak putus saja, ya mereka putus, mereka sering putus-nyambung, dan itu sudah terjadi sejak hari pertama hubungan mereka, hanya saja setelah dingin, keadaanya berubah seolah-olah tidak ada perkelahian sama sekali.

"apa sekarang?!!" Freya berteriak marah sambil melemparkan semua barangnya ke sofa sementara Fiony berdiri di depannya beberapa meter jauhnya dengan tangan disilangkan. Begitu gadis koleris itu masuk, kekasihnya sudah berteriak dan meneriakkan kata-kata kotor yang dianggap konyol oleh orang lain.

"Kamu nggak tahu jam berapa sekarang?! Aku udah nunggu kamu di sini dari tadi, pulang kerumah dan masakin makanan kesukaanmu hanya agar aku tahu kalau kamu itu apa?! keluar main sama temenmu?! kenapa semua orang tau dimana kamu kecuali aku?! kamu bahkan nggak ngangkat telephon ku demi apa?!" kemarahan terlihat jelas tidak hanya pada suara gadis yang lebih tua itu tetapi juga matanya, ia menderu-deru dengan nyala api sementara yang lebih muda mulai mamanas juga.

"Karena aku tau kamu bakal bereaksi kayak gini kalau aku memberitahumu! Demi Tuhan, nggak bisakah kamu melepasku meski hanya sehari?! aku muak dan lelah pulang kuliah cuma denger kamu marah-marah kayak ini!" Freya mengumpulkan barang-barangnya, berjalan kembali ke tempat dia menggantungkan jaketnya sementara yang lebih tua mengikuti dari belakang.

"Dan menurutmu kemana kamu akan pergi sekarang?! kita belum selesai bicara!"

"Ke tempat dimana aku nggak perlu mendengarmu bicara omong kosong karena aku lelah, aku capek." dan begitu saja, pintu terbuka dan terbanting hingga meninggalkan Fiony yang membeku dan tidak bergerak dari tempatnya berdiri saat setetes air mata jatuh dari mata kirinya.

.................................

"Haruskah aku bertanya mengapa kamu di sini mengetuk pintu appartku pada jam segini atau apa ini hal sama untuk keseratus kalinya?" Zee mendengar ketukan di pintu tepat ketika dia hendak tidur setelah keluar malam dan ketika dia membuka pintu, dia sudah tahu bahwa argumen lain adalah apa yang menyebabkan Freya datang ke apartemennya pada larut malam.

"Iya itu sama, hal buruk" mahasiswi semester 4 itu bahkan tidak repot-repot diundang masuk saat dia bergegas masuk dan melemparkan dirinya ke sofa, Zee hanya memutar matanya dan membiarkan temannya itu. Marsha berjalan keluar dari kamar bersama mereka dan ketika dia menemukan gadis koleris itu berbaring di sofa seperti biasanya setiap kali ada yang tidak beres dengan kekasihnya, dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menunggu.

"3.. 2.. 1.." segera setelah hitungan mundurnya berakhir, telephonnya berdering dan dia mengarahkan layarnya ke arah dua orang yang matanya tertuju padanya. Layar memperlihatkan kontak Fiony dan hanya dengan memikirkan pertengkarannya dengan kekasihnya tadi membuat Freya mengerang frustasi.

Marsha memaksakan senyum ke arah gadis koleris sebelum kembali ke kamarnya dan berbicara dengan temannya, meninggalkan pasangan lainnya di ruang tamu. Zee menghela nafas sambil bersandar di dinding sambil melihat temannya menendang udara dan meninju bantal.

"Kenapa nggak putus aja? udah nggak terkendali, kenapa harus bertahan selama ini? lebih baik kalian berdua cuma temenan, sekarang malah jadi berantakan." Freya menjepit kedua tangannya di kedua sisi tubuhnya sambil menatap langit-langit apartemen Zee dan Marsha, bertanya-tanya kenapa dia masih melakukan ini karena sejujurnya teman-temannya benar.

Drafts of Frefio StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang